355 Ribu Merchant Implementasikan QRIS, Bali Masuk Delapan Besar Nasional

Akselerasi implementasi pembayaran nontunai berbasis QRIS (QR Code Indonesian Standard)," QRIS di wilayah Bali sangat cepat perkembangannnya bahkan masuk kedalam peringkat 8 besar Nasional (Humas BI Bali)

Klungkung, Balinesia.id - Akselerasi implementasi pembayaran nontunai berbasis QRIS (QR Code Indonesian Standard)," QRIS di wilayah Bali sangat cepat perkembangannnya bahkan masuk kedalam peringkat 8 besar Nasional.

Berdasar data di Bank Indonesia Provinsi Bali, per 29 Oktober 2021, sebanyak lebih dari 355 ribu merchant di Bali atau 12 juta merchant nasional telah merasakan manfaat menggunakan QRIS/

Volume dan nominal transaksi penggunaan QRIS di Bali pun terus meningkat, dengan rata-rata per bulan sebanyak 407 ribu transaksi dengan nominal 32,4 miliar.

"Tumbuh 2 kali lipat dibandingkan dengan rata-rata transaksi di tahun 2020," tutur Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno saat acara Digitalisasi Kawasan Pusat Pasar Tenun dan Pasar Tradisional di Klungkung, Senin 8 November 2021.

Ia melanjutkan,  digitalisasi tersebutlah yang secara resmi mulai diterapkan di Pasar Galian, Pasar Semarapura, dan Pasar Kusamba, dan akan terus diperluas ke seluruh pasar tradisional di Kabupaten Klungkung.

Digitalisasi yang diterapkan yakni meliputi implementasi pungutan berbasis elektronik hingga cara pembayaran nontunai berbasis QRIS.

QRIS bukanlah aplikasi. QRIS adalah kebijakan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia untuk menstandarisasi QR Code Pembayaran. QRIS telah menjadi solusi pembayaran saat ini karena mendukung social dan physical distancing.

Dengan QRIS transaksi dapat dilakukan tanpa kontak fisik dan bahkan tatap muka hanya menggunakan smartphone.

Selain higienis dan memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk bertransaksi secara digital tanpa melalui sentuhan, kata Trisno, QRIS memberikan banyak keuntungan bagi para pedagang dan kalangan UMKM.

Keuntungan itu, seperti membangun profil kredit untuk kemudahan mendapatkan pinjaman, transaksi tercatat dan langsung masuk rekening sehingga mudah dimonitor; tidak perlu uang kembalian, bebas risiko pencurian dan uang palsu, mengikuti tren pembayaran terkini, serta murah  dan bebas biaya bagi usaha mikro (0% s.d Desember 2021).

Pembayaran menggunakan QRIS yang CeMuMuAH (Cepat, Mudah, Murah, Aman dan Handal) diharapkan dapat mendukung geliat aktivitas para pedagang dan kalangan UMKM.

Peningkatan kegiatan transaksi tersebut pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas sektor-sektor lainnya, seperti petani dan produsen, yang akan mendorong mulai pulihnya daya belli Masyarakat sehingga mempercepat pemulihan ekonomi Bali dan Nasional.

Bank Indonesia berkomitmen terus memperluas akseptasi pembayaran digital, salah satunya melalui fasilitasi penggunaan QR Code Indonesian Standard (QRIS) di pasar-pasar dan pusat perbelanjaan, hingga semua SIAP (Sehat, Inovatif, dan Aman Pakai) QRIS dalam rangka mengawal Pemulihan Ekonomi Nasional.

Perubahan perilaku masyarakat  beralih ke segala sesuatu serba tanpa kontak fisik/tatap muka saat pandemi menjadikan digitalisasi menjadi salah satu cara terbaik untuk mendorong roda ekonomi di sektor perdagangan termasuk pasar-pasar tradisional.

Sebagai bagian Program Dedikasi untuk Negeri dan Program Pasar dan Pusat Perbelanjaan SIAP (Sehat, Inovatif, dan Aman Pakai) QRIS yang diinisiasi oleh Bank Indonesia bersama-sama dengan Pemerintah dan Penyelenggara Jasa Pembayaran, KPwBI Provinsi Bali menggelar Digitalisasi Kawasan Pusat Pasar Tenun dan Pasar Tradisional di Klungkung.

Pandemi Covid-19 yang sudah berjalan hampir 2 (dua) tahun ini memberikan dampak yang besar bagi kehidupan sehari-hari kita baik kehidupan sosial hingga kondisi ekonomi.

"Namun, kita harus tetap optimis bahwa 2021 ini akan menjadi momentum pemulihan ekonomi nasional dan Bali," tuturnya.

Juga, pada khususnya terlihat pada Triwulan il tahun 2021 pertumbuhan Bali mulai membaik & tumbuh positif 2,83% (yoy).

Dari aspek kesehatan, pemerintah berupaya mempercepat sekaligus memperluas cakupan pemberian vaksinasi COVID-19 kepada seluruh lapisan masyarakat yang hingga saat ini vaksinasi tahap | di Bali telah melebihi 100% dan vaksinasi tahap Il telah melebihi 85%.

Sedangkan dari aspek ekonomi, pemanfaatan media dan kanal digital telah diterapkan pada berbagai sektor sebagai bentuk adaptasi.

Diungkapkan Trisno, pasar sebagai jantung kegiatan ekonomi jual beli juga merasakan dampak pandemi.

Dengan pembatasan sosial dan urgensi faktor cleanliness, health, safety and environment (CHSE), masyarakat kini cenderung lebih berhati-hati dan beralih ke segala sesuatu serba tanpa kontak fisik/tatap muka.

Dari perubahan pola perilaku tersebut, digitalisasi menjadi salah satu cara terbaik untuk terus mendorong roda ekonomi di sektor perdagangan termasuk pasar-pasar tradisional agar tetap berjalan. (roh)
 

Editor: Rohmat

Related Stories