Feature
3 Tips Agar Tidak Menjadi Orang Medioker
JAKARTA - Medioker adalah suatu istilah yang digunakan untuk menyebut seseorang yang dianggap biasa atau standar dalam hal kualitas, prestasi, atau kemampuan.
Pada umumnya, orang medioker dianggap tidak mencapai tingkat keunggulan atau keistimewaan yang besar dalam bidang tertentu. Mereka biasanya berada di tengah-tengah, tanpa prestasi atau kemampuan yang sangat mencolok.
Menjadi medioker terkadang membuat seseorang merasa takut dan khawatir karena merasa tidak mampu mencapai prestasi atau keberhasilan yang diharapkan diri sendiri dan orang lain.
Ravi Venkatesan, penulis, founder, mantan Ketua Microsoft India dan Bank of Baroda dan dewan direksi sederet perusahaan terkenal menulis untuk Harvard Business Review hal-hal yang bisa Anda lakukan agar tak menjadi medioker.
Sebelum memulai, Ravi mengatakan bahwa tak ada yang salah dengan menjadi medioker.
- Studi: Jumlah Saudara Kandung Mempengaruhi Kemampuan Kognitif pada Anak
- TikTok Disebut PHK Puluhan Karyawan, Begini Penjelasannya
- Kenali Apa Itu Carbon Capture and Storage dan Manfaatnya Bagi Lingkungan
“Mediocre berarti "rata-rata." Artinya, setengah dari orang di suatu populasi ada di atas rata-rata, dan setengahnya lagi ada di bawah rata-rata. Jadi, tak masalah kalau kita merasa biasa-biasa saja dalam banyak hal dalam hidup kita. Kuncinya adalah menemukan satu atau dua hal yang kita kuasai,” paparnya.
Cara Mencegah Menjadi Orang Medioker
Untuk menemukan satu ada dua hal yang dikuasai, Ravi menyarankan Anda melakukan tiga tips berikut.
1. Ikuti Rasa Ingin Tahu
Ravi terang-terangan meminta Anda untuk melupakan nasihat “ikuti passionmu” alih-alih, ia menyarankan Anda untuk mulai mengikuti rasa ingin tahu.
“Perhatikan apa yang menarik perhatian dan membuat kamu semangat sehari-hari. Apa yang kamu suka saat online atau di tempat kerja? Petunjuk kecil ini akan membantu kamu menemukan hal yang benar-benar membuatmu bersemangat,” terang Ravi.
Ravi menyebut langkah ini bisa memberi Anda rasa puas dan terhindar dari rasa biasa-biasa saja.
Pada akhirnya, Anda perlu menemukan sesuatu di persimpangan antara apa yang Anda kuasai, apa yang Anda sukai, dan apa yang dihargai oleh dunia.
2. Kerja Keras
Saat awal-awal memulai karier, Ravi menyadari Anda akan merasa banyak orang yang lebih pintar dari Anda dan itu wajar.
Disinilah pentingnya kerja keras. Karena kesuksesan bahkan bagi mereka yang berbakat tetap membutuhkan upaya yang maksimal dan kerja keras.
Buku terkenal "Outliers" karya Malcolm Gladwell menunjukkan betapa orang-orang sukses harus berlatih 10 kali lebih keras dari yang lain.
“Jika kamu dapat menemukan komunitas atau kelompok orang dengan tujuan serupa, itu akan membantu lebih banyak lagi. Mereka bisa menjadi dukungan dan inspirasi,” saran Ravi.
3. Temukan Support System
Siapa yang selalu mendukung Anda? Jangan sepelekan efek support system. Temukan mentor atau orang yang percaya pada potensi Anda. Mereka bisa membantu melihat bakat istimewa dalam diri Anda dan memberikan semangat.
“Hindari orang-orang yang meremehkan dan pilih orang-orang yang mendukung. Efek Pygmalion, yang menyatakan kita bangkit untuk memenuhi ekspektasi positif, berlaku. Jadi, temukan orang-orang yang percaya pada potensimu,” jelas Ravi.
- Gen Z Berpikir Cara Menjadi Kaya Adalah Menjadi Entrepreneur
- Benarkah Adopsi AI Bikin Perusahaan Lebih Melek Data? Ini Kata Pengamat
- 5 Kebiasaan yang Terbukti Mampu Ciptakan Kesuksesan dalam Bisnis dan Kehidupan
Ravi juga mengutip perkataan Bill Gates yang berbunyi "Apa yang Anda yakini adalah apa yang Anda capai." Jadi, temukan orang-orang yang percaya pada potensimu, membantumu melihat bakat khusus, dan memberi semangat.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Rumpi Rahayu pada 13 Jan 2024