Studi: Jumlah Saudara Kandung Mempengaruhi Kemampuan Kognitif pada Anak

Penelitian: Jumlah Saudara Kandung Mempengaruhi Kemampuan Kognitif pada Anak (freepik.com/ansiia)

JAKARTA - Studi menyebutkan bahwa banyaknya jumlah saudara kandung ternyata mempengaruhi perkembangan otak dan perilaku sosial anak. 

Hal ini berdasarkan data dari penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam American Sociological Review. Penelitian berjudul "Effects of Siblings on Cognitive and Sociobehavioral Development: Ongoing Debates and New Theoretical Insights” ,ini menyoroti dampak memiliki lebih banyak saudara kandung terhadap perkembangan otak dan perilaku sosial anak. 

Studi tersebut dilakukan oleh profesor sosiologi Wei-hsin Yu dari UCLA, menggunakan data dari National Longitudinal Study of Youth 1979 Children and Young Adults dan melibatkan 9.479 anak dari keluarga di AS yang lahir antara 1957 dan 1964.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tambahan saudara kandung dapat berpengaruh negatif pada perkembangan otak anak, dengan anak-anak yang memiliki lebih banyak saudara kandung cenderung mendapatkan skor kognitif lebih rendah. 

Dampak negatif ini lebih signifikan terlihat pada anak pertama atau kedua dalam keluarga. Hal ini menunjukkan bahwa sumber daya untuk perkembangan otak menjadi lebih terbatas seiring pertambahan jumlah saudara.

Pentingnya penelitian ini adalah untuk memberikan pemahaman yang lebih jelas tentang dinamika keluarga dan ketidaksetaraan sosial. 

Meskipun penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa keluarga besar dapat mengakibatkan prestasi pendidikan yang lebih rendah, studi ini memberikan perspektif baru dengan menggunakan data yang komprehensif dan melibatkan pengamatan selama lebih dari 20 tahun.

Menariknya, penelitian ini juga menyoroti perbedaan antara dampak saudara kandung yang lebih tua dan lebih muda. Kehadiran saudara kandung yang lebih tua tampaknya memberikan manfaat bagi perilaku sosial anak, mungkin karena peran mereka sebagai teladan atau teman.

Namun, penambahan saudara kandung yang lebih muda tidak selalu memberikan manfaat dan dalam beberapa kasus justru meningkatkan masalah perilaku, terutama pada anak-anak pertama atau kedua.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Rumpi Rahayu pada 24 Jan 2024 

Editor: Redaksi

Related Stories