balinesia.id

UNDP Ajak Kaum Muda Indonesia Perangi Krisis Iklim

Jumat, 29 Oktober 2021 10:23 WIB

Penulis:Rohmat

Editor:Rohmat

UNDP_image__HARI SUMPAH PEMUDA_SophieKemhadze(1).jpeg
acara bulanan UNDP virtual SDG Talks yang bertajuk “Apa yang bisa Kaum Muda Lakukan untuk Memperluas Akses Energi Bersih”. (UNDP)

Jakarta, Balinesia.id -  UNDP Indonesia bersama Kementerian Energi dan Sumber Daya Alam, menyerukan agar generasi muda Indonesia bersatu untuk mengambil aksi lebih kuat dalam memerangi krisis iklim.

"Terutama memperluas akses energi bersih di daerah terpencil Indonesia," ujar Wakil Kepala Perwakilan UNDP Indonesia Sophie Kemkhadze dalam keterangan tertulisnya.

Seruan disampaikan di acara bulanan UNDP virtual SDG Talks yang bertajuk “Apa yang bisa Kaum Muda Lakukan untuk Memperluas Akses Energi Bersih”.

Acara ini merupakan forum diskusi anak muda dari seluruh Indonesia terkait isu pengentasan kemiskinan dan perubahan iklim melalui agenda Sustainable Development Goals (SDG), Kamis 28 Oktober 2021.

Kata Sophie Kemkhadze, akses energi, terutama energi bersih bebas emisi, untuk seluruh lapisan masyarakat Indonesia merupakan salah satu kunci untuk mengatasi ketimpangan di Indonesia, terutama di tengah pandemi COVID-19 dimana akses listrik untuk teknologi amat sangat dibutuhkan,

”Saatnya bagi kita menargetkan kelompok komunitas rentan di daerah yang sulit dijangkau di Indonesia, untuk memastikan, misalnya, akses pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi,  bagi anak perempuan dan laki-laki, sehingga bisa keluar dari kemiskinan,” ujar Sophie

Pihaknya bersama Kementerian ESDM dan didukung oleh Pemerintah Korea melalui Badan Hibah Korea Selatan, KOICA melalui proyek ACCESS telah melakukan misi untuk memperluas jangkauan akses energi bersih dari tenaga surya ke desa-desa yang berada di Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Timur, dan Kalimantan Tengah.

Wakil Direktur KOICA Indonesia Lee Jeong Wook menyampaikan, “KOICA telah bekerjasama dengan UNDP Indonesia dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, terutama tujuan 7, 10, 13, lewat proyek ACCESS.

Lewat forum diskusi kali ini, saya ingin menyampaikan rasa terima kasih terutama lewat upaya bersama dalam mencapai akses energi bersih yang terjangkau dan bagi masyarakat Indonesia.

Menurut Kementerian ESDM, rasio elektrifikasi Indonesia tercatat mencapai 99,80 persen pada tahun 2020. Dalam 6 tahun terakhir rasio elektrifikasi meningkat 14,85 persen dari tahun 2014. Tahun ini, Kementerian ESDM Menargetkan rasio elektrifikasi mencapai 100%.

Saat ini ada 83,000 desa di seluruh Indonesia, namun belum semua masyarakat menikmati akses energi 24 jam. Teknologi Energi Baru Terbarukan (EBT) pada masa  lalu merupakan opsi yang jauh dari realita karena biaya yang cukup tinggi. Namun saat ini, teknologi EBT memberikan peluang bagi masyarakat dari daerah-daerah pelosok di Indonesia untuk menikmati listrik yang lebih berkualitas.

Konten kreator Jovial Da Lopez juga menyebutkan aksi nyata generasi muda Indonesia, "Anak-anak muda Indonesia memiliki energi yang besar untuk turut serta dalam pencapaian TPB (Tujuan Pembangunan Berkelanjutan).

Sebagai kreator konten, saya punya ketertarikan untuk membangun dunia pendidikan di Indonesia Timur dan dukungan dari anak-anak muda sangat besar menunjukkan kepedulian dan aksi nyata generasi muda di Indonesia."

Koordinator Implementasi Pengembangan Aneka Energi Baru Terbarukan EBTKE Pandu Ismutadi, menyampaikan optimisme bagi akses energi ke depannya.

“Kita perlu optimis melihat Indonesia dengan potensi energi seperti energi surya dari matahari, ataupun energi yang dihasilkan dari angin dan air. Berbagai universitas di Indonesia juga menjadi solusi terkait pengembangan inovasi dan penelitian untuk penerapan EBT di Indonesia.“

Akses energi berhubungan erat dengan kemiskinan, karena banyak fasilitas umum hanya bisa dinikmati dengan ada nya listrik. Seperti misalnya akses pendidikan maupun kesehatan. Akses pendidikan di masa pandemi saat ini, misalnya, membutuhkan teknologi pengajaran jarak jauh. Demikian juga akses kesehatan yang lebih memadai melalui sumber energi yang bisa diakses kapanpun.

"Kita mempunyai kekuatan dan ketaguhan dari anak-anak muda untuk bisa membawa perubahan dari segi energi terbarukan" – ujar Manager Project ACCESS, Mathilde Sari Gokmauli. (roh)