PHK
Rabu, 02 Juli 2025 13:34 WIB
Penulis:Redaksi
Editor:Redaksi

JAKARTA - Setelah bertahun-tahun hidup dalam bayang-bayang budaya ganbarō yang mendorong untuk terus berjuang tanpa menyerah, generasi muda Jepang kini mulai menetapkan batasan. Mereka datang tepat waktu, menyelesaikan tugas sesuai tanggung jawab, lalu pulang tanpa mengambil lembur yang tidak dibayar.
Fenomena ini muncul sebagai bentuk protes halus terhadap tekanan lembur berlebihan dan ekspektasi loyalitas tanpa kompensasi. Dalam survei terbaru Mynavi, hampir setengah pekerja penuh waktu di Negeri Sakura mengaku menerapkan quiet quitting terutama mereka di usia 20–29 tahun.
Mereka merasa kualitas hidup jauh lebih penting daripada mengejar target promosi yang kadang tak sebanding dengan usaha. Alhasil, alih-alih kerja ekstra demi bonus atau kenaikan pangkat, mereka memilih “cukup” saat pulang.
Langkah ini bukan sekadar tren instagramable, tapi jawaban atas gelombang karoshi (kematian akibat kerja berlebih) yang sempat menggetarkan Jepang. Dengan mempertahankan disiplin di jam kantor, tapi menolak rutinitas lembur tanpa imbalan, para profesional muda ini berupaya memulihkan keseimbangan antara tugas dan hak atas waktu pribadi.
Quiet quitting istilah yang populer sejak 2022 di media sosial adalah sikap karyawan yang hanya melakukan tugas sesuai deskripsi pekerjaan, tanpa “kelebihan” misak lembur tak dibayar, ambil proyek tambahan. Bukan berarti resign, tapi membangun batasan biar hidup di luar kantor tetap seimbang.
Menurut survei Mynavi di November 2024, 44,5 % pekerja penuh waktu di Jepang mengaku quiet quitting artinya mereka hanya “ngikutin instruksi” tanpa cari promosi atau bonus ekstra. Angka ini paling tinggi di usia 20–29 tahun 46,7 %.
Produktivitas vs Loyalitas, meski volume kerja mungkin stabil, inisiatif ekstra bisa menurun. Perusahaan perlu menyesuaikan cara memotivasi: misalnya, kerja fleksibel atau skema penghargaan yang lebih relevan.
Quiet quitting ala Jepang bukan sekadar “malas-malasan,” tapi wujud karyawan yang menuntut kehidupan di luar kantor sama pentingnya dengan pekerjaan. Bagi Gen Z dan Milenial, ini cara untuk jaga kesehatan mental, hindari karoshi, dan tetap produktif dengan batasan yang sehat.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.id oleh Debrinata Rizky pada 01 Jul 2025
sebulan yang lalu