Menguak Pentingnya Work-Life Balance, Demi Kesehatan Mental dan Kesuksesan Karier

Rabu, 16 Juli 2025 09:52 WIB

Penulis:Redaksi

Editor:Redaksi

Menguak Pentingnya Work-Life Balance, Demi Kesehatan Mental dan Kesuksesan Karier
Menguak Pentingnya Work-Life Balance, Demi Kesehatan Mental dan Kesuksesan Karier (https://img.freepik.com/free-photo/happy-woman-enjoying-idyllic-nature-celebrating-freedom-rising-her-arms_1150-7075.jpg?w=2000)

JAKARTA – Dalam situasi kerja yang kian menuntut, konsep work-life balance tak lagi dipandang sebagai sekadar slogan manis. Kini, semakin banyak pekerja yang melihatnya sebagai kebutuhan mendesak sekaligus bentuk investasi jangka panjang demi menjaga kesehatan fisik, mental, dan keberlanjutan karier.

Bukan semata mengejar gaji besar, saat ini banyak profesional, terutama dari kalangan generasi muda yang lebih memilih bekerja di perusahaan dengan kebijakan yang mendukung keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan.

Fenomena ini bukan tanpa sebab. Banyak pekerja yang mengeluh kelelahan, kehilangan semangat, hingga akhirnya mengalami burnout akibat jam kerja yang panjang tanpa jeda.

Apa Sebenarnya Work-Life Balance?

Work-life balance pada dasarnya adalah kemampuan seseorang untuk mengatur dan membagi waktu serta energi secara proporsional antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.

Bukan berarti menghindar dari tanggung jawab, tapi memastikan waktu bekerja tidak memakan habis ruang untuk aktivitas lain seperti rekreasi, olahraga, hobi, waktu dengan keluarga, atau sekadar istirahat.

Pola kerja modern  dengan pesan WA yang bunyi terus, meeting online yang bisa kapan saja, dan target ambisius  sering membuat orang kerja lembur tanpa sadar. 8 jam kerja formal pun sering tidak cukup untuk menuntaskan beban.

Akibatnya, energi mental dan fisik terkuras hanya untuk bekerja. Ketika pekerjaan selesai, tubuh sudah terlalu lelah untuk melakukan hal lain.

Alasan Kseimbangan Kerja-Hidup Penting:

Mengurangi stres dan mencegah burnout
Stres adalah masalah paling umum di kalangan pekerja. Tanpa istirahat cukup, stres bisa berubah jadi burnout — kelelahan fisik, mental, dan emosional yang parah. Membatasi jam kerja dan mengambil jeda membantu meredam stres dan menjaga kesehatan.

Lebih sehat secara fisik dan mental
Dengan keseimbangan yang baik, pekerja punya waktu untuk berolahraga, berkumpul dengan orang tersayang, atau menikmati hobi. Hal-hal sederhana itu terbukti mendukung kesehatan jiwa dan raga.

Meningkatkan produktivitas kerja
Kondisi tubuh yang segar dan pikiran yang bahagia membuat orang bekerja lebih fokus, kreatif, dan efisien. Menurut The Happiness Index, keseimbangan kerja-hidup terbukti meningkatkan produktivitas.

Menjaga hubungan sosial
Kualitas hubungan dengan keluarga, pasangan, teman, atau komunitas juga bergantung pada waktu dan energi yang kita sisihkan. Psychology Today mencatat bahwa bersosialisasi adalah salah satu kunci hidup lebih bahagia dan sehat secara emosional.

Tips Praktis Work-Life Balance

1. Susun ulang jam kerja
Buat daftar tugas harian dan pastikan tidak semua harus selesai sekaligus. Hindari lembur terus-menerus. Time blocking juga bisa membantu: alokasikan waktu khusus untuk fokus pada satu tugas.

2. Tolak tugas tambahan yang tidak mendesak
Belajar bilang “tidak” secara sopan untuk pekerjaan tambahan di luar jam kerja atau menjelang akhir pekan. Fokus pada prioritas yang benar-benar penting.

3. Atur prioritas pekerjaan
Gunakan Matriks Eisenhower untuk memilah tugas penting dan mendesak. Dengan begitu, bisa tahu mana yang harus dikerjakan segera, mana yang bisa dijadwalkan, didelegasikan, atau bahkan dihapus.

4. Kurangi distraksi saat bekerja
Notifikasi HP, media sosial, atau chat kerja yang tak penting sering mengganggu fokus. Coba teknik Pomodoro: 25 menit kerja fokus + 5 menit jeda. Pola ini bantu menjaga konsentrasi dan menghindari lembur karena kerja tidak selesai-selesai.

5. Luangkan waktu untuk diri sendiri dan keluarga
Sesudah jam kerja, lakukan hal yang menyenangkan atau menenangkan. Tidak harus aktivitas berat — bisa menonton film, membaca, minum teh, meditasi, atau ngobrol santai dengan orang tersayang.

6. Jangan bawa pekerjaan ke rumah
Jika bekerja di kantor, usahakan selesaikan di sana. Bagi yang WFH, biasakan menutup laptop dan menonaktifkan notifikasi kerja di jam istirahat.

7. Komunikasikan jika perlu bantuan
Beban kerja menumpuk? Jangan dipikul sendiri. Diskusikan dengan rekan atau atasan. Kolaborasi bisa mengurangi stres dan mencegah kelelahan.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.id oleh Debrinata Rizky pada 16 Jul 2025