perpustakaan
Kamis, 22 Februari 2024 05:50 WIB
Penulis:Redaksi
Editor:Redaksi
JAKARTA - Setiap tanggal 22 Februari dunia ternyata memperingati World Thinking Day atau Hari Berpikir Sedunia. Tanggal 22 Februari adalah momen penting bagi jutaan Pramuka dan Pandu Puteri di seluruh dunia.
Perayaan ini bukan hanya sekedar ritual tahunan, namun juga waktu untuk merenungkan arti persaudaraan global, menghargai keberagaman budaya, dan bersatu dalam semangat kebersamaan.
World Thinking Day bukanlah sembarang perayaan. Hari ini memiliki akar dalam sejarah gerakan Pandu dan Pramuka. Pada tahun 1926, perwakilan dari organisasi Pandu dan Pramuka di seluruh dunia berkumpul di Amerika Serikat untuk Konferensi Dunia ke-4.
Keputusan untuk membuat hari khusus ini diambil untuk merayakan persatuan gerakan Pandu dan Pramuka sebagai gerakan internasional. Dipilihlah tanggal 22 Februari sebagai hari perayaan pertama. Sekaligus memperingati hari ulang tahun bapak pandu dunia, Lord Baden-Powell. Kebetulan istri Powell yaitu, Olave juga lahir di tanggal dan bulan yang sama. Dari sejarah inilah, lahir Hari Berpikir atau Thinking Day.
Enam tahun setelah Hari Berpikir Dunia diciptakan pada tahun 1932, dihelat lah konferensi dunia ke-7 yang berlangsung di Bucze, Polandia.
Saat itu, seorang perwakilan Belgia mengatakan bahwa ulang tahun biasanya melibatkan hadiah, sehingga gadis-gadis pramuka ini bisa menunjukkan apresiasi mereka pada Hari Berpikir dengan memberikan hadiah kepada Gerakan Internasional tersebut melalui penggalangan dana atau sumbangan. Tindakan ini sekaligus untuk mengekspresikan terima kasih mereka dengan mengumpulkan dana untuk organisasi.
Inisiatif ini direspon oleh Olave Baden-Powell, yang mengajak semua Pandu dan Pramuka untuk menyumbangkan hanya satu sen, uang yang cukup untuk membeli sepotong roti pada waktu itu. Dana tersebut kemudian dikenal sebagai Dana Hari Berpikir Dunia dan lambang kepedulian dan dukungan global untuk kegiatan kepanduan di seluruh dunia.
Pada tahun 1999, pada Konferensi Dunia ke-30 di Dublin, nama perayaan diubah menjadi 'World Thinking Day'. Perubahan ini mencerminkan semangat global dan kesadaran akan keberagaman yang dijunjung tinggi dalam gerakan Pandu dan Pramuka.
World Thinking Day tetap menjadi salah satu momen paling bersejarah dan mendalam dalam kalender Pandu dan Pramuka. Tema yang diusung setiap tahunnya mencerminkan isu-isu penting di dunia saat ini. Gerakan ini sekaligus adalah panggilan untuk merenungkan, memahami, dan bertindak terhadap masalah-masalah seperti kemiskinan, ketidaksetaraan gender, keberlanjutan lingkungan, dan akses pendidikan.
Dengan merayakan World Thinking Day, Pramuka dan Pandu Puteri dari seluruh dunia menyatukan diri dalam semangat persaudaraan dan keberagaman, membuktikan bahwa pemikiran dan tindakan bersama dapat membawa perubahan positif di seluruh dunia.
Dikutip dari laman Campfire, tema perayaan World Thinking Day tahun ini adalah “Our World, Our Thriving Future” atau 'Dunia Kita, Masa Depan Kita yang Makmur,'.
Tema ini diharapkan dapat membawa partisipan dalam perjalanan untuk menjelajahi isu-isu global yang krusial melalui lensa keberlanjutan lingkungan, kesetaraan gender, perdamaian, dan kemiskinan.
Ajang ini sekaligus merupakan kesempatan untuk terhubung dengan gerakan global dan menggalang dana untuk sepuluh juta gadis pramuka di 152 negara di dunia.
Dana Hari Berpikir Dunia yang terkumpul akan digunakan untuk memberikan kesempatan yang mengubah hidup bagi gadis-gadis dan Organisasi Anggota untuk mengubah komunitas dan dunia mereka.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Rumpi Rahayu pada 21 Feb 2024
8 bulan yang lalu