Cari Dana Tambahan untuk Kembangkan Geothermal, Erick Thohir Targetkan IPO PGE

Rabu, 26 Oktober 2022 07:44 WIB

Penulis:Rohmat

ttwCJ9aNzjRxOk0RWYHnKZC267TLxfYZfvbY8uPj.jpeg
Erick Thohir (Kementerian BUMN)

Jakarta, Balinesia.id - Untuk mengembangkan potensi energi geothermal atau panas bumi yang melimpah di Tanah Air Pertamina melalui anak usahanya PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) bakal mencarii dana tambahan dengan bersiap IPO.

Menteri BUMN Erick Thohir menyebutkan ada tiga perusahaan yang bisa mengembangkan energi tersebut salah satunya adalah PT Pertamina (Persero) lewat anak usahanya yaitu PT Pertamina Geothermal Energy (PGE).

Dijelaskan Indonesia, memiliki potensi untuk mengembangkan energi geothermal atau panas bumi.

Menurutnya, Geothermal menjadi salah satu potensi energi yang besar di Indonesia. Dari 3 perusahaan yang punya peluang yaitu Pertamina, PLN dan Star Energy.

"Saya ingin majukan dulu Pertamina melalui PGE," tandasnya dalam acara Forum Road to G20, Selasa, 25 Oktober 2022.

Untuk itu dia memilki rencana untuk mencari dana tambahan, dengan melakukan dengan go public supaya tidak membebani keuangan negara.

Sejumlah alasan tertentu diungkapkan , mengapa Pertamina terlebih untuk go public. Menurutnya, Pertamina saat ini kondisinya sangat sehat, maka bisa melantai terlebih dahulu.

Mantan Presiden Inter Milan itu, mengungkapkan, potensi energi panas bumi di Indonesia sangat besar.

"Bayangkan untuk menjadi listrik saja bisa mencapai 24 gigawatt (GW). Tapi saat ini yang bisa dikembangkan cuma sekitar 2 GW saja," tegas Erick.

Sejauh ini sudah ada 3 BUMN yang mengelola panas bumi dan ia juga mengamini 3 perusahaan tersebut akan dimerger.

Sebagai informasi, PGE sebetulnya sudah direncanakan akan melantai di bursa sejak awal tahun ini.

Wakil Menteri BUMN Pahala Mansury menjelaskan, Kementerian BUMN dan PGE sampai saat ini masih memantau kondisi pasar modal di tengah ketidakpastian ekonomi.

"Kita akan terus dorong untuk proses tersebut terlaksana pada tahun ini. Kondisi pasar saat ini dengan kenaikan suku bunga dan ada indikasi juga valuasi di pasar modal mengalami re-rating dan penyesuaian, kita harus lihat waktu yang tepat ini kapan," ungkap Pahala belum lama in. 

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Feby Dwi Andrian pada 26 Oct 2022