Makanan
Kamis, 20 Juli 2023 08:36 WIB
Penulis:Rohmat
Tabanan, Balinesia.id - Pasar bunga gemitir di Bali cukup tinggi bahkan untuk mengimpor benihnya dari luar negeri ditaksir mencapai hingga Rp30 Miliar per tahunnya.
Hal itu diungkapkan Gubernur Bali, Wayan Koster mulai saat mempopulerkan nama bunga Gemitir Bali Sudamala saat melakukan panen panen raya dan stek bunga Gemitir di Kebun Percobaan Bali Gemitir, Desa Antapan, Kecamatan Baturiti, Tabanan pada, Rabu 19 Juli 2023.
Saat panen, Gubernur Koster didampingi Tim Peneliti Gemitir Bali Sudalama dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, I Wayan Sunada, Prof. Dr. Ir. Dewa Ngurah Suprapta selaku Anggota Tim Peneliti IPB, para petani, hingga pengurus Tim Penggerak PKK Desa Antapan.
Gubernur Koster melanjutkan transaksi harga pembelian benih secara impor, nilainya sudah mencapai Rp. 20 milyar hingga Rp. 30 miliar pertahun ke luar negeri.
Dia memberi alasan mengapa melakukan itu tak lain bunga gemitir memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi dan menghasilkan perputaran uang yang sangat besar, sehingga hal ini membuat para petani di Bali harus membeli benih bunga gemitir pertahunnya ke luar.
"Masing – masing ada yang mencapai 20 – 30 kilogram,” ujar Gubernur Koster.
Kata dia, di Bali terdapat 15 penyemai bunga gemitir. Kalau masing – masing penyemai membeli jumlah yang sama, maka ditafsirkan mereka membeli benih bunga gemitir dari 300 sampai 450 kilogram pertahunnya.
"Dan ini belum termasuk individu – individu yang melakukan transaksi pembelian benih secara impor,” jelas Gubernur Bali asal Desa Sembiran, Buleleng ini.
Uang senilai Rp. 30 milyar sangat besar, namun bukan itu saja yang dipikirkannya, tetapi juga sudah memberi penghidupan kepada petani di luar negeri sebesar Rp 30 miliar.
“Untuk itu Kita harus berpikir, bagaimana kalau Rp. 30 miliar itu dipakai untuk menghidupi para petani di Bali, akan lebih bagus, para petani menjadi sejahtera.
Kata Wayan Koster, kebutuhan masyarakat Bali terhadap bunga gemitir sangat tinggi, karena dimanfaatkan sebagai bahan upakara hingga taman hiasan dengan peredaran jualan secara terorganisir pertahun telah mendekati Rp. 100 milyar.
Pertanyaannya, siapa yang mendapat manfaat ini? Sekali lagi paling banyak manfaatnya dinikmati oleh luar. Benih yang diproduksinya pun terus menjadi incaran para petani di Bali, karena sekali panen, tanaman bunga gemitir akan mati. Sehingga pembelian benih bunga gemitir ke luar Bali (impor, red) akan terus berputar.
Sudah berapa tahun kegiatan impor ini berjalan? Kalau Kita bayangkan pembelian benih bunga gemitir terjadi selama 10 tahun dengan transaksi pertahunnya mencapai Rp. 30 miliar, maka kalau ditotalkan nilainya bisa mencapai Rp.300 miliar.
"Secara tidak langsung Kita sudah menghidupkan petani di luar Bali,” tukas Wayan Koster.
Bunga gemitir dipanen Gubernur Koster adalah hasil terobosan dalam pengembangan benih bunga gemitir yang diberi nama Wayan Koster, Gemitir Bali Sudamala dengan memiliki 5 jenis warna, seperti warna merah, putih, emas, kuning dan orange. ***