UMKM
Senin, 20 Mei 2024 14:04 WIB
Penulis:Redaksi
Editor:Redaksi
JAKARTA – Menikah adalah awal dari sebuah kehidupan baru sekaligus komitmen seumur hidup untuk bersama dengan pasangan. Namun pasangan suami-istri (pasutri) baru juga kerap kali menghadapi berbagai tantangan saat menjalani kehidupan pernikahannya terutama soal finansial.
Pada umumnya pasutri muda mengalami kondisi keuangan yang masih belum stabil. Tidak hanya itu, ada juga pasutri yang menemukan diri mereka terjepit dalam sandwich generation.
Oleh karena itu, tidak mengejutkan jika demi kesejahteraan dan masa depan keluarga, salah satu pasangan harus berkorban dengan menempuh pendidikan lanjut maupun berkarir di luar negeri sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI), dan menjalani pernikahan jarak jauh (Long Distance Marriage).
Long Distance Marriage tentunya tidak mudah. Ketika pasutri memutuskan untuk hidup terpisah demi kebaikan keluarga, kerapkali menghadapi masalah yang bersumber dari finansial.
Oleh karena itu, pengelolaan keuangan yang efektif diperlukan untuk menjaga hubungan pernikahan jarak jauh agar tetap sehat dan langgeng. Wise, perusahaan teknologi global yang menciptakan cara terbaik untuk mengirim dan mengelola uang secara internasional, membagikan tips-tips berikut ini.
Berbicara tentang keuangan komunikasi merupakan kunci untuk menjaga hubungan yang sehat, terutama dalam pernikahan jarak jauh. Diskusikan pemenuhan kebutuhan yang sesuai dengan standar kehidupan di tempat tinggal masing-masing untuk menghindari kesalahpahaman.
Membuat anggaran yang transparan dan dapat diakses baik oleh suami atau istri akan mempermudah dalam menghindaripengeluaran yang melebihi pendapatan. Ini juga membantu pasutri untuk memahami tanggungan finansial di masing-masing negara yang mungkin sulit untuk dikomunikasikan.
Selain komunikasi, target juga salah satu pilar kunci dari kesuksesan pernikahan jarak jauh. Target keuangan dapat berupa menabung untuk rumah, investasi dana pensiun, dan lain sebagainya. Ketika kedua pihak memiliki target yang sama, serta periode waktu yang realistis, pengelolaan keuangan rumah tangga bisa lebih terkontrol dan terjaga.
Hal ini merupakan keputusan cerdas dalam kondisi pernikahan jarak jauh. Dana darurat dapat menjadi penyelamat di keadaan-keadaan genting, semisal ketika terkena PHK sehingga kehilangan pemasukan, jatuh sakit tanpa adanya asuransi, dan lain sebagainya. Dana darurat dapat ditabung secara terpisah supaya tidak tercampur dengan pengeluaran sehari-hari.
platform remitansi digital juga penting di era serba digital ini. Pasutri yang sedang LDR tentunya perlu mengirim uang baik dari luar negeri ke keluarganya di Indonesia atau sebaliknya. Mereka harus pandai-pandai memilih platform remitansi digital untuk kebutuhan mereka.
Saat menggunakan layanan remitansi konvensional, pengirim seringkali dibebankan oleh berbagai biaya transaksi, administrasi, serta markup nilai tukar yang umumnya tidak dikomunikasikan oleh provider. Biaya-biaya ini akan terus terakumulasi dengan seringnya transaksi dilakukan.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Debrinata Rizky pada 19 May 2024
10 hari yang lalu