Wagub Cok Ace: Bali Tuan Rumah KTT G20, Jangan Melukai Kepercayaan Dunia

Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati dalam dialog khusus memperingati sumpah pemuda dan hari pahlawan, di Amisewaka Desa Les Community Center, Desa Les, Kecamatan Tejakula-Buleleng, Jumat 5 November 2021. (HUmas Pemprov Bali)

Buleleng, Balinesia.id – Bali dipercaya menjadi tuan rumah KTT G20 pada tahun 2022 akan menjadi pusat perhatian dunia sehingga jangan sampai masyarakat di Pulau Dewata melukai kepercayaan dunia ini.

"Jangan sampai melukai kepercayaan dunia terhadap Bali sehingga mencelakakan masyarakat Bali secara umum,” tegas Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati dalam dialog khusus memperingati sumpah pemuda dan hari pahlawan, di Amisewaka Desa Les Community Center, Desa Les, Kecamatan Tejakula-Buleleng, Jumat 5 November 2021.

Sektor pariwisata perlahan bergerak tentunya menjadi nafas bagi pelaku pariwisata di Bali.

"Secara perlahan pembukaan pintu wisata yang dilaksanakan pada 14 Oktober lalu mampu memberikan harapan baru bagi kita semua, namun jangan sampai kita lalai untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan dimana dan kapanpun," imbuhnya.

Wagub Cok Ace yang menjabat Ketua PHRI Bali ini menjelaskan, pandemi Covid-19 mengajarkan untuk bangkit dan mengolah potensi yang lain selain pariwisata.

Banyak potensi yang bisa digali dan kembangkan untuk menyeimbangkan sektor pariwisata, agar pada saat kondisi pariwisata mengalami keterpurukan, kita telah bersiap dengan sisi lain.

"Semisal memanfaatkan keahlian memasak untuk kuliner, meningkatkan potensi pertanian, peternakan, perikanan serta UMKM dengan memanfaatkan kemampuan teknologi informasi untuk mempromosikan ke mancanegara,” imbuh Cok Ace.

Mengangkat tema “Pemuda Bangkit Bersatu Tumbuhkan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Pasca Pandemi Dalam Bingkai Bela Negara”, Wagub Cok Ace berharap semua pihak bergotong royong dalam mengembangkan potensi diri ke arah yang lebih kuat, karena bertahan hidup memerlukan upaya dan dorongan yang kreatif agar mampu berdiri sendiri diatas kaki sendiri.

"Saatnya kita berperang melawan Covid-19 dengan kecerdasan, kedisiplinan dan kebijakan dalam menentukan pilihan yang tepat untuk berkembang," tandasnya.

Ketergantungan Bali secara besar-besaran kepada sektor pariwisata sangat bahaya, sehingga perlu adanya keseimbangan antara sektor pariwisata dengan sektor lainnya.

Dengan visi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” yakni menjaga keseimbangan dengan membuat sejumlah peraturan salah satunya memanfaatkan produk lokal dan menggunakan produksi dalam negeri adalah sesuatu yang upaya membangkitkan sekaligus menjaga keseimbangan antara warisan budaya dengan perkembangan IT.

Dengan begitu, melahirkan gagasan dan ide kreatif dalam menciptakan karya seni akan berdampingan dengan teknologi informasi. (roh)

 


Related Stories