Wagub Cok Ace Apresiasi Keterlibatan Riset dan KKN Tematik Kebencanaan

Rapat Koordinasi Penguatan Sistem dan Strategi Percepatan Penanganan Covid-19 di Provinsi Bali yang digelar BNPB. (Istimewa)

Denpasar, Balinesia.idWakil Gubernur Bali, Prof. Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati atau Cok Ace menyambut baik adanya riset kebencanaan dan KKN tematik yang akan diselenggarakan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam menanggulangi pandemi Covid-19.

Menurut Cok Ace, pelibatan peran akademisi dalam penanggulangan pandemi, khususnya dalam pemulihan ekonomi Bali yang porak-poranda karena pandemi sangatlah baik. “Saya menyambut baik riset kebencanaan dan KKN Tematik yang diselenggarakan BNPB,” katanya dalam Rapat Koordinasi Penguatan Sistem dan Strategi Percepatan Penanganan Covid-19 di Provinsi Bali yang digelar secara hybrid oleh BNPB, Kamis, 19 Agustus 2021.

       Baca Juga:

Panglingsir Puri Ubud ini pun berharap nantinya hasil penelitian dari para peneliti dapat menghasilkan masukan sekaligus solusi yang implementatif dalam menanggulangi pandemi Covid-19.

Sebagai Ketua Tim Pemulihan Ekonomi Bali, ia berharap border pariwisata bisa dibuka dengan menetapkan skema tertentu yang tak mengabaikan faktor kesehatan. Sebab, selama pandemi Covid-19 menyebar, bukan saja sektor kesehatan yang terdampak, melainkan juga ekonomi dan sector-sektor lainnya. Oleh sebab itu, ia juga menyambut gembira terpilihnya Bali menjadi tuan rumah penyelenggaraan Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) tahun 2022 mendatang. 

Lebih jauh ia mengatakan bahwa beberapa hari terakhir trend kasus harian Covid-19 di Provinsi Bali sudah menunjukkan tanda-tanda menurun. Capaian positif itu diakui tidak terlepas dari sinergi yang dibangun Pemerintah Pusat, BNPB, Pemerintah Provinsi Bali, Pemerintah Kabupaten/Kota se-Bali, serta elemen masyarakat lainnya.

      Baca Juga:

“Semuanya bahu-membahu, bekerja keras dengan semangat tinggi dalam mengendalikan penyebaran Covid-19 di wilayah Bali,” katanya kasus harian terus menurun.

Menanggapi hal tersebut, Kepala BNPB, Letjen TNI Ganip Warsito, mengatakan pihaknya sangat memahami situasi yang dihadapi Pulau Dewata. Sebagai daerah yang sebagian besar ekonominya bertumpu pada sektor pariwisata, Bali mengalami dampak ekonomi yang sangat signifikan.

“Pariwisata membutuhkan mobilitas manusia, sementara situasi pandemi memaksa kita sementara waktu melakukan pembatasan agar laju penyebaran Covid-19 bisa dikendalikan,” ungkapnya.

Menurutnya ada tiga pilar yang perlu dikuatkan dalam strategi penanganan Covid-19 yaitu penerapan protokol kesehatan 3M (memakai masker,rajin mencuci tangan dengan sabun pada air mengalir dan menjaga jarak), optimalisasi 3T (testing, tracing, dan treatment), dan cakupan vaksinasi.

Khusus untuk cakupan vaksinasi, capaian Bali sangat baik. Dengan road map pengendalian Covid-19 yang telah dirancang pemerintah, pihaknyua meyakini Bali secepatnya bisa bangkit. Terlebih, pemerintah sangat berkepentingan dengan pulihnya Bali karena pada tahun 2022 mendatang akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan GPDRR.

      Baca Juga:

GPDRR merupakan forum dua tahunan yang dibentuk United Nations Office for Disaster Risk Reduction (UNDRR). Forum ini bertujuan meninjau kemajuan berbagai pengetahuan, mendiskusikan perkembangan, dan trend terbaru dalam penanganan kebencanaan. Forum tersebut rencananya akan dihadiri 193 negara dengan 5 ribu hingga 7 ribu peserta.

“Itu sebabnya, kita sangat berkepentingan dengan upaya pemulihan Bali. Ini juga kesempatan yang sangat baik untuk menganggap citra kita,” kata dia berharap bahwa ke depan masyarakat harus bisa beradaptasi ddengan pandemi dan tetap bisa kreatif.

Ia menambahkan, percepatan penanganan Covid-19 bisa berjalan optimal dengan pendekatan kearifan lokal. Salah satu langkah yang ditempuh BNPB adalah menggandeng akademisi dalam riset kebencanaan dan KKN tematik. Riset kebencanaan melibatkan 49 peneliti dari 23 Perguruan Tinggi dan terbanyak dari Daerah Bali. “Sedangkan, KKN tematik diikuti 5.000 orang mahasiswa. Mereka langsung diterjunkan menjadi agen perubahan dalam penanganan masalah sosial di masyarakat,” katanya. jpd

Editor: E. Ariana

Related Stories