Survei KemBali Becik: Wisatawan Sumbangkan 64 Persen Emisi Gas Rumah Kaca di Bali

Project Lead KemBali Becik Michelle Winowatan memaparkan hasil survei di hadapan instansi pemerintah, pelaku bisnis, organisasi masyarakat atau komunitas, akademisi, dan pemangku kepentingan di Desa Potato Head Seminyak, Rabu 27 September 2023. (KemBali Becik)

Denpasar, Balinesia.id - Wisatawan tidak hanya memberikan pundi dolar atau rupiah namun punya andil dalam emisi gas rumah kaca yang menurut survei Kembali Becik kontribusinya hingga 64 persen dari total emisi gas rumah kaca di Bali.

Temuan survei itu dirilis KemBali Becik sebagaimana disampaikan Project Lead KemBali Becik Michelle Winowatan di hadapan instansi pemerintah, pelaku bisnis, organisasi masyarakat atau komunitas, akademisi, dan pemangku kepentingan di Desa Potato Head Seminyak, Rabu 27 September 2023.

Lebih lanjut, dari survei KemBali Becik, emisi gas rumah kaca dari sektor pariwisata rata-rata per hari wisatawan ke Bali menghabiskan 0,024 tom CO2.

Kemudiann, jika mengacu data Badan Pusat Statistik Provinsi Bali di tahun 2022 menunjukkan, terdapat 10,2 juta wisatawan yang berkunjung ke Bali.

"Dari data tersebut berarti wisatawan di Bali menghasilkan 3,5 juta ton CO2 pada tahun 2022," ungkap Michelle Winowatan dari keterangan tertulisnya.

Sedangkan total diproyeksikan emisi Bali pada tahun 2022 adalah sekitar 5,5 juta ton CO2 berdasarkan data dari Rencana Pembangunan Rendah Karbon Daerah, Bappeda Provinsi Bali tahun 2022.

"Itu berarti, emisi gas rumah kaca yang disumbangkan oleh wisatawan sebesar 64% dari total emisi Bali," ungkap Michelle Winowatan.

Terkait konsumsi listrik, data dari Badan Pusat Statistik Bali mengatakan, 5,5 juta MWh listrik dikonsumsi di Bali tahun 2022. Dari data tersebut berarti wisatawan di Bali mengkonsumsi 72% dari total konsumsi listrik Bali di tahun 2022.

Temuan tersebut turut mendapat tanggapan dari pemangku kepentingan dan sejumlah komunitas yang hadir dalam diskusi panel kegiatan peluncuran hasil survei ini.

Michelle Winowatan menyebutkan, survei menyasar wisatawan domestik dan internasional sebagai responden untuk menjawab kontribusi sektor pariwisata terhadap emisi karbon dan peluang-peluang yang dapat dilakukan agar mengurangi emisi tersebut.

Dilakukan pada bulan Juli 2023, survei menjaring 1011 wisatawan dan 325 bisnis yang mencakup bidang akomodasi, transportasi, dan restaurant.

Survei ini menunjukkan emisi gas rumah kaca harian yang dihasilkan dari aktivitas wisata di Bali mencapai 0,02479 ton CO2 per orang per hari.

"Angka ini setara dengan 3.016 smartphones yang terisi daya," imbuh Michelle Winowatan.

Hasil survei ini juga menjelaskan, rata-rata wisatawan menghabiskan waktu sebanyak 14 hari di Bali dalam sekali kunjungan.

"Dari rata-rata kunjungan tersebut, emisi gas rumah kaca yang dihasilkan sebanyak 0.34709 ton CO2 per orang per kunjungan (14 hari) atau setara dengan 42.221 smartphones yang terisi daya," tandasnya.

KemBali Becik meluncurkan hasil survei emisi gas rumah kaca dari sektor pariwisata bertepatan dengan World Tourism Day. 

Survei ini dilakukan untuk mendapatkan peta sumber emisi, identifikasi peluang, dan menyampaikan dampak perubahan iklim kepada masyarakat dan pembuat keputusan.

Sejalan itu, hasil survei ini kemudian diharapkan membantu pemerintah dan swasta untuk mengambil kebijakan dalam mempercepat pencapaian Bali Net Zero 2045.

"Harapannya kegiatan ini dapat memulai diskusi dengan pemangku kepentingan supaya kita dapat bersama-sama bersinergi," sambungnya.

Lewat diskusi panel ini ada banyak ide yang bermunculan dan rencana kebijakan yang akan dijalankan.

"Jadi kami dari KemBali Becik berharap semoga survei ini bisa membantu untuk mempercepat kebijakan Net Zero untuk Bali di tahun 2045,” harapnya lagi.


Diskusi panel mengundang Kepala Bidang Multi Moda Dinas Perhubungan Provinsi Bali I Kadek Mudarta, Kepala Bidang ESDM Dinas Ketenagakerjaan dan ESDM Provinsi Bali Ida Bagus Ari Chandana, dan Manajer Strategi Pemasaran PT PLN (Persero) UID Bali Oscar Praditya. ***


Related Stories