Sastra Saraswati Sewana Pamarisuddha Gering Agung: Puisi Bali Modern Paling Diminati Peserta, Kakawin Tembus 15 Karya

Persentase karya yang masuk dalam ajang kreasi sastra, Sastra Saraswati Sewana Pamarisuddha Gering Agung. (Balinesia.id)

Denpasar, Balinesia.id -  Sebanyak 344 karya sastra Bali modern dan tradisional dari beragam genre ambil bagian dalam gelaran kreasi sastra, Sastra Saraswati Sewana Pamarisuddha Gering Agung yang digelar Yayasan Puri Kauhan Ubud. Pengumpulan karya telah ditutup Minggu, 1 Agustus 2021.

Dari 344 karya yang diterima oleh panitia penyelenggara, karya sastra berupa puisi berbahasa Bali atau puisi Bali modern menjadi bidang yang paling diminati pencinta sastra di Bali. Sementara, karya yang paling sedikit masuk adalah kakawin atau puisi berbahasa Jawa Kuno.

"Setelah ditutup ada 172 karya puisi yang masuk, kemudian ada 52 karya cerpen, 37 karya satua Bali, 51 karya geguritan, 17 karya kidung, dan 15 karya kakawin," kata Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud, AAGN Ari Dwipayana, Senin, 2 Agustus 2021.

Baca juga:

https://balinesia.id/read/pagelaran-lintas-batas-ngunduh-prana-bhuwana-buka-festival-internasional-bali-padma-bhuwana-1-isi-denpasar

Baca juga:

https://balinesia.id/read/8-orang-tokoh-terima-penghargaan-bali-bhuwana-nata-kerthi-nugraha-isi-denpasar

Baca juga:

https://balinesia.id/read/dalam-sastra-jawa-kuno-keindahan-adalah-jalan-menuju-kebenaran

Menurut Ari, karya yang terkumpul adalah capaian yang sangat luar biasa, di luar ekspektasi pihaknya. "Terutama untuk karya kakawin dan kidung, awalnya, kami khawatir dengan minat masyarakat pada penciptaan karya sastra klasik. Hari ini kekhawatiran tersebut telah terjawab. Kami menyampaikan terimakasih, matur suksma, kepada masyarakat yang telah mengikuti rangkaian acara ini. Secara khusus saya juga menyampaikan apresiasi kepada para guru, para penyurat kakawin dan kidung, yang bersedia 'turun gunung'. Ikut mencipta dan memberikan motivasi pada kalangan muda untuk mau mencoba dan tidak takut menulis kakawin atau kidung," katanya.

Jika dilihat, dua genre karya sastra ini memang sulit. Selain diikat sistem persajakan yang rumit, kakawin secara teori menggunakan bahasa Jawa Kuno, sedangkan kidung menggunakan bahasa Jawa Tengahan. Dua bahasa ini tidak lagi berkembang sebagai bahasa komunikasi, lebih banyak sebagai bahasa sastra.

Hal itu pun diakui salah satu juri lomba sastra Bali klasik dalam ajang kreasi sastra ini, Putu Eka Guna Yasa. Menurutnya, selama ini nyaris tidak ada ajang kreasi penciptaan sastra Bali Klasik, khususnya kakawin dan kidung. “Keberanian Yayasan Puri Kauhan Ubud untuk mengajak dan membangkitkan kreativitas para penulis kakawin dan kidung ini membuat kami sangat  antusias dan tertantang.  Ini langka, kesempatan yang sangat  bagus," katanya mengapresiasi.

Ia menilai melalui ajang kreasi sastra itu langkah pertama untuk melestarikan dua genre sastra Bali klasik itu sudah diambil. Pihaknya pun berharap ke depan penyelenggaraan itu semakin baik dan peserta makin antusias. "Semoga dalam  penyelenggaraan berikutnya, penulis dan peminat kreasi sastra Bali Klasik ini akan semakin banyak," kata Guna.

Ajang kreasi Sastra Saraswati Sewana Pamarisuddha Gering Agung memang hajatan kreasi sastra yang sangat berbeda dibandingkan yang lain. Bukan hanya lomba yang digratiskan, penyelenggaraannya juga dilengkapi dengan memberikan pengetahuan sekaligus memotivasi masyarakat agar semangat mencipta karya sastra Bali dimasa pandemi. Ajakan untuk tetap kreatif mencipta diungkapka melalui workshop sastra Bali klasik dan Sastra Bali modern ini, yang diikuti 800 peserta dari berbagai daerah di Indonesia.

Selain itu, dalam rangkaian kegiatan itu Yayasan Puri Kauhan Ubud juga telah menggelar sejumlah talkshow yang telah disiarkan di sejumlah radio dan televisi lokal di Bali. Terakhir, Yayasan Puri Kauhan Ubud juga menginisiasi kampanye “Mai Mabasa Bali” dengan melibatkan berbagai kalangan, termasuk band-band yang sudah sangat dikenal di Bali, termasuk penyelenggaraan lomba kartun strip “Mai Mabasa Bali” yang batas akhir pengirimannya pada tanggal 4 Agustus 2021.  

Setelah karya-karya dalam ajang kreasi sastra tersebut, para juri akan melakukan penilaian karya untuk menemukan lima karya terbaik di masing-masing kategori. Pengumuman pemenang akan dilakukan bertepatan dengan hari kemerdekaan, 17 Agustus 2021 yang akan datang, sedangkan penyerahan hadiah kepada para pemenang akan diselenggarakan pada Hari Suci Saraswati, 28 Agustus 2021. jpd

Editor: E. Ariana

Related Stories