Penuhi Kebutuhan Sumber Daya Berkelanjutan, Perikanan Budidaya Berkonsep Ekonomi Biru Jadi Solusi

Program terobosan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), terutama di bidang akuakultur selalu mengedepankan keberlanjutan ekologi (Humas KKP)

Jakarta, Balinesia.id- Program terobosan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), terutama di bidang akuakultur selalu mengedepankan keberlanjutan ekologi sebagaimana konsep pengembangan Ekonomi Biru yang menjadi tuntutan pembangunan global di masa kini dan masa depan.

Karenanya, menciptakan pola pengelolaan sumber daya alam yang lebih efisien dan berkelanjutan menjadi  tantangan besar yang dihadapi negara-negara di dunia termasuk Indonesia.

“Di satu sisi lonjakan pertumbuhan penduduk kian pesat, namun di sisi lain ada kecenderungan dampak perubahan iklim yang telah memicu penurunan produktivitas," ungkap Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Tb Haeru Rahayu.

Tb Haeru Rahayu menyampaikan itu saat memberikan keynote speech pada acara “The 10th International Conference of Aquaculture Indonesia (ICAI 2021)" yang diadakan di Semarang pada tanggal 28 – 30 Oktober 2021.

Dijelaskan, sektor akuakultur menjawab tantangan pemenuhan kebutuhan pangan berkelanjutan di tengah permasalahan penurunan kualitas lingkungan.

Demikian juga, perubahan iklim global dengan tetap menjaga keseimbangan antara ekologi dan ekonomi dalam pengembangan usaha perikanan budidaya yang berkelanjutan untuk pemberdayaan dan kesejahteraan masyarakat.

Tebe, sapaannya, menegaskan dalam kurun waktu 3-4 tahun ke depan KKP mengembangkan perikanan budidaya berbasis komoditas unggulan dengan 2 program terobosan besar.

Terobos itu adalah pengembangan perikanan budidaya dengan komoditas yang berorientasi ekspor seperti udang, lobster, kepiting, dan rumput laut serta pengembangan kampung perikanan budidaya berbasis kearifan lokal, dengan komoditas unggulan di pedalaman untuk budidaya ikan air tawar, di pesisir untuk budidaya ikan air payau, dan di laut.

Forum ICAI 2021 diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran dalam perumusan kebijakan akuakultur, mendorong inovasi teknologi dan industrialisasi, menumbuhkan jiwa kewirausahaan dan inovasi bisnis bagi para pelaku usaha.

Tak kalah pentingnya, kata Tebe, melibatkan kaum muda dalam pengembangan digitalisasi dan startup dalam rangka menjamin konektivitas sistem rantai bisnis akuakultur.

Ketua Umum Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI), Rokhmin Dahuri dalam sambutannya mengungkapkan, perikanan budidaya menjadi sebuah solusi dalam tantangan penyediaan kebutuhan manusia di masa mendatang dengan semakin meningkatnya permintaan namun kapasitas bumi yang sangat terbatas.

“Dengan semakin berkurang dan semakin sulit dikembangkannya sumber daya di daratan, peran sektor perikanan untuk mendukung keberlanjutan dan perkembangan ekonomi dan peradaban manusia menjadi semakin penting dan strategis,” Rokhmin memaparkan.

Potensi lestari sumber daya perikanan tangkap laut Indonesia maupun di dunia  yang cenderung stagnan dalam dua dekade terakhir menjadikan perikanan budidaya sebagai sebuah jawaban akan kebutuhan pangan sumber protein berkelanjutan.

“Melalui penerapan Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB), integrasi rantai pasok dan prinsip pengembangan yang keberlanjutan, sektor akuakultur dapat memproduksi tidak hanya kebutuhan protein manusia, namun juga memproduksi bahan baku makanan, obat-obatan, kosmetik, bahan bakar, dan berbagai industri lainnya,” tutup Rokhmin. (roh)
 


Related Stories