Pemkab Buleleng Siap Gelontor Rp 4,5 Miliar untuk Nelayan hingga Ojek

Gede Suyasa (Balinesia.id/Humas dan Protokol Buleleng)

Buleleng, Balinesia.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng siap menggelontor Rp 4,5 miliar dana subsidi penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM). Dana tersebut diproyeksi akan dialirkan ke kelompok nelayan, sopir angkutan, hingga ojek.

Sekretaris Daerah (Sekda) Buleleng, Gede Suyasa di Kantor Bupati Buleleng, Senin, 12 September 2022 mengatakan bahwa berbagai upaya dilakukan untuk mengatasi kenaikan harga bahan pangan akibat dari penyesuaian harga BBM. Selain penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) oleh Pemerintah Pusat melalui Kementerian Sosial (Kemensos) unruk keluarga penerima manfaat (KPM) serta Bantuan Subsidi Upah (BSU) untuk pekerja, pemerintah daerah juga diharapkan memberikan dukungan melalui Dana Transfer Umum (DTU) untuk subsidi sektor transportasi.

Sesuai dengan SE Mendagri Nomor 500/4825/SJ tanggal 19 Agustus 2022 setiap daerah diharapkan melakukan pergeseran anggaran yang peruntukannya melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK). “Ada dua persen untuk Buleleng di DTU Triwulan IV, besarannya itu kurang lebih Rp 4,5 miliar, target penerimanya sudah dirancang dan kami masih mendata itu,” katanya.

Baca Juga:

Ia menjelaskan bantuan tersebut akan segera diberikan kepada nelayan, supir angkutan, dan ojek. Namun, untuk menjaga akuntabilitas pemerintah, maka harus dibuatkan kebijakan melalui Peraturan Bupati yang selanjutnya bisa dimasukkan dalam anggaran.

“Karena kita berusaha agar tidak ada yang dapat dobel. Siapa yang dapat BLT BBM, misalkan angkutan transportasinya sudah dapat maka tidak bisa lagi diberi bantuan lain. Pokoknya kita berusaha secepatnya sambil mengikuti irama perubahan kemudian juga harus benar secara regulasi,” katanya.

Sementara itu, pergerakan angka inflasi Kabupaten Buleleng sampai minggu ini terpantau mengalami sebesar 0,02. Hal ini karena upaya pemerintah daerah melakukan intervensi harga bahan pangan lewat Perumda Swatantra dan Perumda Pasar Arga Nayottama. Upaya berlanjut dua perusahaan umum daerah tersebut mengambil bahan pangan dari petani kemudian menjual dengan harga yang lebih murah dari harga pasar mampu menstabilkan harga beberapa bahan pokok seperti beras dan cabai. 

“Kita berharap bisa deflasi terus sampai akhir tahun sehingga angka inflasi kita mencapai target. Secara umum inflasi kita masih dalam batas yang sangat toleran tapi tentu ancamanya tinggi karena kenaikan BBM. Ini yang harus kita antisipasi. Kerja keras diharapkan Presiden Jokowi untuk memantau perkembangan dan melakukan intervensi kepada hal-hal yang menyebabkan inflasi tersebut,” kata Suyasa. jpd

Editor: E. Ariana

Related Stories