Pemasaran Arak Tradisional Tersaingi Arak Non-Tradisional yang Lebih Murah

Tim Pembinaan dan Pengawasan Tata Kelola Minuman Fermentasi dan/atau Destilasi mengunjungi proses pembuatan arak Bali. (Istimewa)

Karangasem, Balinesia.id - Pengrajin arak Bali ternyata masih mengalami sejumlah kendala di bidang pemasaran. Salah satunya ada arak yang diproduksi tidak dengan metode tradisional di pasar.

Hal itu dinyatakan Kelihan Banjar Dinas Kebung Kauh, Desa Telagatawang, Sidemen, Karangasem, I Wayan Sukayasa kala Pemerintah Provinsi Bali melakukan kegiatan Pembinaan dan Pengawasan Tata Kelola Minuman Fermentasi dan/atau Destilasi Khas Bali di desa setempat, Kamis, 23 September 2021.

"Kendala (kami) ada di pemasaran, dengan banyak arak (non tradisional beredar, red) sehingga tersaingi karena harga lebih murah,” ungkap Sukayasa.

Oleh karena itu, pihaknya berharap pemerintah dan aparat terkait dapat melakukan penertiban terhadap maraknya arak Bali yang tidak diproduksi secara tradisional.

Dalam pembinaan tersebut juga hadir Kelihan Banjar Dinas Kebung Putu Edi Eka Arimbawa. Dinyatajan bagwa dari 234 orang warga Banjar Kebung dan 242 orang warga Banjar Kebung Kauh hampir semuanya merupakan petani arak tradisional.

Lebih jauh Sukayasa mengakui pihak Desa Telagatawang telah mensosialisasikan keberadaan Pergub Bali No. 1 Tahun 2020 tentang Tata Kelola Minuman Fermentasi dan/atau Destilasi Khas Bali kepada warga perajin arak di  Banjar Kebung dan Banjar Kebung Kauh, Desa Telagatawang.

Sementara itu, Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe Madya Pabean A Denpasar, Puguh Wiyatno, yang juga didampingi Kepala Bidang Perindustrian Disperindag Provinsi Bali, Ida Ayu Kalpikawati, di sela-sela pembinaan mengatakan pihaknya mencoba untuk memahami kondisi pengrajin arak Bali dengan terjun langsung ke lapangan. “Semoga kita bisa membawa arak Bali ini sesuai dengan apa yang diharapkan Pak Gubernur. Sesuai dengan Pergub,” kata Puguh.

Ia juga berharap dapat memajukan arak Bali menjadi suatu arak yang legal yang bisa dinikmati dan dibanggakan sampai ke luar negeri. Menurutnya ini suatu proses panjang yang harus dilakukan bersama-sama melalui kolaborasi, komunikasi dan koordinasi antar pihak pemangku kepentingan.

“Kita harapkan bisa sesuai harapan Pak Gubernur bisa mensejahterakan para pengrajin supaya mereka bisa menambah perekonomian dari sisi yang selama ini sudah dijalankan,” kata dia.

Terkait pemasaran produk, tim juga berharap agar petani arak di Desa Telagatawang ke depan dapat membentuk koperasi sehingga manajemennya menjadi lebih baik. jpd

Editor: E. Ariana

Related Stories