OJK: Dukungan Perbankan dalam Pemulihan Ekonomi Nasional Semakin Membaik

Ilustrasi OJK (Istimewa)

Jakarta, Balinesia.id- Otoritas Jasa Keuangan OJK mencatat kondisi stabilitas serta kinerja sektor jasa keuangan yang terjaga dan terus  bertumbuh positif yang memberikan dukungan bagi pemulihan ekonomi nasional.

OJK juga mencatat semakin meningkatnya fungsi intermediasi baik di sektor perbankan maupun di industri keuangan nonbank (IKNB) serta meningkatnya penghimpunan dana di pasar modal.

Deputi Komisioner Hubungan Masyarakat dan Logistik Anto Prabowo mengungkapkan, kinerja sektor keuangan yang terjaga dengan baik ini sejalan kerja pengawasan yang  terus dilakukan OJK serta relatif terkendalinya pandemi Covid-19 dan meningkatnya mobilitas yang berdampak pada peningkatan aktivitas perekonomian.

Anto Prabowo mengungkapkan, fungsi intermediasi perbankan pada bulan Oktober 2021 kembali mencatatkan tren  peningkatan dengan kredit tumbuh sebesar 3,24 persen (yoy) atau 3,21 persen (ytd).

Secara sektoral, kredit sektor utama tercatat mengalami peningkatan terutama pada  sektor manufaktur dan rumah tangga dengan peningkatan masing-masing sebesar  Rp5,3 triliun dan Rp8,8 triliun.

"Hal ini mencerminkan dukungan perbankan dalam pemulihan ekonomi nasional semakin membaik. Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) mencatatkan pertumbuhan sebesar 9,44 persen (yoy)," ungkap Anto Prabowo dalam keterangan tertulis, Kamis 25 November 2021.

Disebutkan, penghimpunan dana di pasar modal hingga 22 November 2021 telah mencapai nilai Rp312,4 triliun atau meningkat 300,7 persen dari periode yang sama tahun lalu,  dengan penambahan emiten baru sebanyak 43 emiten.

Hal ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap perekonomian Indonesia masih baik. Di sektor IKNB, sektor asuransi berhasil menghimpun premi pada bulan Oktober 2021 sebesar Rp23 triliun dengan premi Asuransi Jiwa sebesar Rp14,1 triliun, serta 
Asuransi Umum dan Reasuransi sebesar Rp8,9 triliun.

Selain itu, dari sisi permodalan, lembaga jasa keuangan juga mencatatkan permodalan yang semakin membaik.

Industri perbankan mencatatkan peningkatan CAR menjadisebesar 25,34 persen atau jauh di atas threshold. Sementara itu, industri asuransi  jiwa dan asuransi umum mencatatkan Risk Based Capital (RBC) yang juga meningkat masing-masing sebesar 605,9 persen dan 352,0 persen yang berarti jauh di atas threshold 120 persen.

Begitu pula pada gearing ratio perusahaan pembiayaan  yang tercatat sebesar 1,93 kali atau jauh di bawah batas maksimum 10 kali.

Berdasar Rapat Dewan Komisioner (RDK) Bulan November 2021, diketahui aktivitas perekonomian global semakin pulih, namun tetap perlu dicermati tren kenaikan  kasus positif Covid-19 di kawasan Eropa sehingga beberapa negara di kawasan itu kembali melakukan peningkatan pembatasan mobilitas.

Selain itu, perlu juga dicermati dampak tapering off yang dilakukan oleh AS dan rencana normalisasi kebijakan ekonomi dan moneter di beberapa negara ekonomi  utama dunia seiring kenaikan inflasi yang persisten.

"Sampai dengan akhir September 2021 lalu, indikator perekonomian domestik terus menunjukkan pemulihan," tutur Anto Prabowo.

Kemudian, pertumbuhan ekonomi Q3-21 tetap dapat dijaga positif, ditopang oleh kinerja sektor eksternal yang kuat dan pertumbuhan investasi yang relatif tinggi di Di tengah kenaikan kasus Covid-19 akibat penyebaran varian Delta.

Pasar saham Indonesia dan pasar Surat Berharga Negara (SBN) masih dapat  menguat serta menjadi salah satu pasar keuangan dengan kinerja terbaik di emerging markets, meskipun The Fed telah melakukan tapering off di bulan November 2021.

Seiring membaiknya kinerja sektor jasa keuangan domestik tersebut, profil  risiko lembaga jasa keuangan pada Oktober 2021 tetap terjaga baik dengan rasio  NPL nett tercatat menurun sebesar 1,02 persen (NPL gross: 3,22 persen) dan rasio 
NPF Perusahaan Pembiayaan sebesar 3,89 persen.

Restrukturisasi kredit Covid-19 masih melanjutkan tren penurunan di Oktober 2021. Secara sektoral, sektor ekonomi utama yang terdampak Covid-19, yaitu perdagangan dan manufaktur, telah menunjukkan perbaikan dengan pergerakan masing-masing sebesar -23,1 persen (yoy) dan -35,9 persen (yoy).

Sementara itu, Posisi Devisa Neto (PDN) Oktober 2021 tercatat sebesar 1,97 persen atau berada jauh di bawah threshold sebesar 20 persen.

"OJK konsisten melakukan asesmen terhadap perekonomian dan sektor jasa keuangan bersama dengan Pemerintah dan otoritas terkait lainnya serta para  stakeholder dalam rangka menjaga stabilitas sistem keuangan di tengah momentum 
akselerasi pemulihan ekonomi nasional," tutupnya. (roh) ***


Related Stories