Mewujudkan Lansia Tangguh, Sekolah Lansia Wreda Harum Mahottama Wisuda 30 Siswa

Wisuda pertama Sekolah Lansia Wreda Harum Mahottama di Denpasar, Jumat, 22 Desember 2023. (Balinesia.id)

Denpasar, Balinesia.id – Sekolah Lansia Wreda Harum Mahottama di Desa Tegal Harum, Denpasar Barat, Denpasar, Bali menjadi sekolah lansia pertama di bali yang mewisuda 30 orang siswa lansia pada Jumat, 22 Desember 2023. Wisuda dilaksanakan di Kantor Perbekel Tegal Harum sebagai akhir dari proses sekolah yang berjalan selama 11 kali pertemuan pada 2023.

Perbekel Tegal Harum, I Komang Adi Widiantara, dalam laporannya mengatakan sekolah lansia hadir dengan tujuh tujuan. Program tersebut hadir untuk meningkatkan kualitas kegiatan kelompok Bina Keluarga Lansia dalam mewujudkan lansia tangguh.  “Sekolah diadakan selama 11 pertemuan dan 1 pertemuan wisuda. Pada setiap pertemuan siswa sekolah belajar mengenai topik yang berkaitan dengan tujuh dimensi lansia tangguh, seperti dimensi kesehatan, spiritual, psikologi, emosi, menjalankan hobi, dan juga kewirausahaan. Topik ini difasilitasi oleh tim pengajar dari Indonesia Ramah Lansia dan BKKBN Bali,” katanya.

Selama program diselenggarakan, ia menyebutkan bahwa kehadiran siswa mencapai 95 persen.  Sementara terkait evaluasi disebutkan perlu adanya evaluasi terhadap jalannya kelas yang dilakukan setiap pertemuan di mana sebagian besar melaporkan puas terhadap topik dan juga tenaga pengajar.

“Selain itu siswa juga menjalan beberapa assessment, seperti assessment fungsi kognitif, screening demensia, dan kesejahteraan psikologis lansia. Hasil assessment akan diberikan di saat wisuda sebagai bentuk pelaporan terhadap kondisi kesehatan dan psikologis siswa,” katanya dalam kegiatan yang juga dihadiri Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa.

Baca Juga:

Penjabat Gubernur Bali, Sang Made Mahendra Jaya, dalam sambutannya yang dibacakan Kepala Bidang Pemberdayaan dan Penanganan Fakir Miskin, Ida Ayu Ketut Anggreni, mengatakan bahwa keberhasilan pembangunan kesehatan harus dibarengi dengan terwujudnya lansia yang tangguh, aktif, mandiri, dan tetap produktif melalui sinergi dan kolaborasi serta dukungan dari semua pihak.  “Sekolah Lansia lahir dari harapan bahwa dapat tercipta lansia tangguh, baik dalam dimensi spiritual, dimensi fisik, dimensi vokasional, dimensi sosial, dimensi lingkungan, dimensi hobi, dan dimensi intelektual,” kata dia.

Pada kesempatan itu, ia pun mengucapkan selamat atas pelaksanaan wisuda pertama Sekolah Lansia Wreda Harum Mahottama. “Terima kasih, karena telah bersedia untuk menjadi sosok-sosok pembelajar sepanjang hayat, dimana usia tidak menjadi penghalang untuk menimba ilmu. Semoga wisuda ini dapat menjadi titik tolak, untuk terus menjadi insan mandiri dan produktif dalam kehidupan, seraya menjadi motivator bagi lansia yang lain agar tetap bersemangat dan berkarya,” katanya.

Sementara itu, Direktur Bina Ketahanan Keluarga Lansia dan Rentan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Republik Indonesia, dr. Ni Luh Gede Sukardiasih, M.For., M.A.R.S. mengatakan hal yang tidak jauh berbeda. Mantan Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali ini mengatakan bahwa BKKBN melalui Program Pembangunan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) hadir untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk sehingga menjadi ideal.

Baca Juga:

Program Bangga Kencana hadir dengan pendekatan siklus hidup, mulai dari balita, remaja, hingga lansia. Ketiganya kemudian diwujudkan dalam tiga kelompok Tribina, yakni Bina Keluarga Balita, Bina Keluarga Remaja, dan Bina Keluarga Lansia.

Program Bina Keluarga Lansia dilakukan dengan membentuk Sekolah Lansia. Pada tahun 2023 di seluruh Indonesia telah ada 217 Sekolah Lansia, tetapi di Bali baru satu sekolah. Maka daripada itu, pihaknya berkomitmen bahwa ke depan program tersebut akan terus dilanjutkan secara berkesinambungan. “Kegiatan ini nantinya harus berkesinambungan untuk menciptakan keluarga berketahanan. Ke depan keluarga diharapkan dapat menjadi wadah untuk melaksanakan fungsi agama, sosial budaya, cinta kasih, perlindungan, reproduksi, sosialisasi dan pendidikan, serta ekonomi dan lingkungan, demikian pula dengan menanamkan nilai-nilai pembentukan karakter,” jelas dia.

Ia melanjutkan BKKBN melalui Direktorat Keluarga Lansia dan Rentan berkomitmen terus meningkatkan kualitas lansia agar tetap produktif dan berdaya guna di masyarakat. “Mari bersama-sama hilangkan mindset jika sudah tua akan rentan, sakit-sakitan, dan menjadi beban, tetapi ubah menjadi bahwa lansia itu sehat di masa tua. Namun, sehat di masa tua tidak bisa dilakukan secara tiba-tiba. Itu harus disiapkan,” katanya.

Dijelaskan bahwa rata-rata usia harapan hidup di Bali cukup bagus dan lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata nasional. “Di Bali jumlah lansia di atas 10 persen, sehingga ini harus jadi bonus demografi kedua. Agar mereka tidak jadi beban, tapi jadi bonus, maka harus disiapkan. Lansia harus jadi tangguh,” kata dia. jpd

Editor: E. Ariana

Related Stories