Baliview
Merangkak Naik, Harga Ikan di Pasar Kedonganan
Badung, Balinesia.id – Harga ikan di Pasar Ikan Kedonganan terpantau mulai merangkak naik. Menurut pengakuan sejumlah pedagang, kenaikan dipicu oleh sejumlah faktor, salah satunya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang menyebabkan biaya operasional nelayan juga naik.
“Kita naikkan harga ikannya, ya karena dari nelayan juga mulai naik. Pokoknya BBM naik berpengaruh juga terhadap harga modalnya,” kata Ibu Boim, salah seorang pedagang yang telah 20 tahun berjualan di pasar tersebut, Kamis, 8 September 2022.
Baca Juga:
- https://balinesia.id/read/merugi-nelayan-ragu-melaut
- https://balinesia.id/read/untung-tipis-pedagang-di-pasar-cokro-denpasar-pilih-tak-naikkan-harga
- https://balinesia.id/read/arak-bali-siap-disajikan-di-hotel-hotel-marriot-group
Ia mengatakan, kenaikan harga ikan bervariasi menurut jenisnya. Kenaikan harga tersebut berkisar antara Rp 5 ribu hingga Rp10 ribu. Sementara, beberapa jenis ikan seperti cumi dan kepiting harganya dipengaruhi oleh musim panen.
“Kalau harga ikan snaiper sebelumnya Rp 85 ribu paling mahal sekarang sampai Rp 90 ribu, kakap putih jangki sekarang Rp 70 ribu sebelumnya Rp 65 ribu, kalau cumi dan kepiting ngaruhnya pada musim panen. Yang bikin harga naik karena bahan bakar, nelayan rugi karena bahan bakarnya banyak dan pendapatannya kecil makaknya harga di naikkan,” kata dia.
Kanaikan harga jenis ikan tersebut turut diakui oleh pedagang lainnya, Made Mudita. Ia merinci beberapa jenis ikan yang laris di pasaran mengalami kenaikan berkisar dari beberapa ribu rupiah dalam beberapa hari belakangan.
“Harga ikan tongkol sekarang masih menyesuaikan harga di pasaran, tapi untuk ikan tongkol comel bisa mencapai Rp 28 ribu, ikan kembung sampai Rp 30 ribu per kilonya. Kita mengikuti harga nelayan juga kalau sekarang sangat lesu, untuk pelanggan kita juga takut kalau kita kasi harga terlalu tinggi,” akunya.
Kenaikan harga ikan tidak ditampik telah dikeluhkan oleh konsumen. Namun, pedagang tidak bisa berbuat banyak, sebab kenaikan harga ikan berasal dari produsen di nelayan. “Mau gimana lagi kita juga modalnya mahal dari pengirimnya, di nelayan juga mahal. Konsumen ada saja yang beli, tapi dengan keadaan terpaksa karena pembeli banyak dari hotel rumah makan. Kalau rumahan masih mikir untuk beli,” ucap dia.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, sejumlah nelayan di kawasan Pantai Kedonganan mulai enggan melaut karena harga BBM yang naik sejak 3 September 2022. Sejumlah nelayan memilih untuk tidak melaut karena jika dihitung lebih potensial rugi dibandingkan untung. jpd