Masa Pandemi, Pelaku Usaha Terbantu Banyaknya Pelanggan Manfaatkan Transaksi Gopay

Jimbaran Hub telah membangun sistem pembayaran nontunai, di semua lini pelayanan seperti di tempat kuliner dengan menyediakan fasilitas pembayaran seperti Gopay yang ditempelkan di kaca kasir. (Balinesia)

Denpasar, Balinesia.id - Kehadiran sistem pembayaran nontunai atau cashless seperti Gopay memberikan manfaat positif bagi pelaku usaha kuliner di Pulau Bali karena selain sejalan dengan protokol kesehatan  juga mendukung kegiatan usaha.

Sejak pandemi Covid-19 yang melanda belahan dunia termasuk di Indonesia,  berbagai sektor usaha terdampak hingga tidak sedikit yang gulung tikar.

Di tengah kesulitan dialami pelaku usaha di Pulau Dewata,  masih ada yang terus berusaha bertahan melakukan inovasi demi inovasi

Jimbaran Hub misalnya, telah memanfaatkan kesempatan saat pandemi untuk melakukan improvement' atau berbagai peningkatan kapasitas dan lainnya.

"Khususnya dari sisi digitalisasi pembayaran ya, kami pasti ikuti seperti pembayaran di kafe, restoran hingga tempat atraksi kita seperti Jungle Play, semua diarahkan untuk akomodir pembayaran digital atau cashless," tutur Yesua Eka Prasetya selaku Bisnis Head Jimbaran Hijau di Kuta Selatan Kabupaten Badung, ditemui Sabtu 30 Oktober 2021

Pihaknya tentu mendukung pembayaran cashlesss beberapa opsi seperti Gopay, atau payment gateway lainnya yang memberikan banyak kemudahan.

Dijelaskan, Jimbaran Hub telah membangun sistem pembayaran nontunai, di semua lini pelayanan seperti di tempat kuliner dengan menyediakan fasilitas pembayaran seperti Gopay yang ditempelkan di kaca kasir.

Sejauh ini, pelanggan atau tamu yang datang ke Jimbaran Hub, sudah terbiasa akrab dengan Gopay sehingga tidak ada kesulitan karena cukup banyak memakai.

Ditambahkan, transaksi nontunai saat pandemi ini sangat membantu karena memang pasar yang sudah menggunakan pembayaran nontunai seperti Gopay cukup banyak.

"Kita mau tidak mau harus mengikuti, kalau tidak jadinya kita melimitasi opsi dari para pelanggan atau konsumen yang melakukan transaksi nontunai," imbuhnya.

Senada dengan Yesua, pelaku bisnis kuliner lainnya juga memiliki pandangan sama tentang pentingnya memanfaatkan transaksi nontunai.

Paulus Mayabaga, pemilik warung makan Cak Gosong, salah satu UMKM di kawasan kuliner Desa Sading Kecamatan Mengwi Badung, juga mengaku terbantu dengan digitalisasi pembayaran seperti Gopay.

Sejak menggunakan transaksi pembayaran Gopay,  banyak keuntungan didapat terutama dari sisi kemudahan-kemudahan diberikan dengan digitalisasi berbasis QRIS

QRIS (QR Code Indonesia Standard) merupakan standar QR Code pembayaran untuk sistem pembayaran Indonesia yang dikembangkan Bank Indonesia dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI).

Paulus mengungkapkan, bisnis kuliner yang dirintis sebelum pandemi pada tahun 2019, erbilang lumayan berkembang hingga sampai membuka cabang.

Namun, saat pandemi menghantam semua sektor kehidupan termasuk bisnis kuliner, Paulus terpaksa menutup salah satu gerainya dan kini fokus mengurusi satu warung yang dikelola bersama istri.

Sebelumnya, warung yang dikelolanya menggunakan sistem pembayaran tunai hingga saat pandemi, dirinya mulai memanfaatkan sistem pembayaran secara digitalisasi atau online.

Dia menuturkan, saat pandemi sistem pembayaran Gopay ini memiliki  keuntungan diantaranya saat ramai pembeli.

"Gopay cukup banyak yang menggunakan, banyak yang pesan dengan Gojek, tutur pria asal Surabaya yang cukup lama bekerja di perhotelan ini.

Dari pembeli yang datang menikmati kuliner khas ayam bakar madu dan ayam geprek itu, banyak yang memanfaatkan transaksi berbasis QRIS seperti Gopay.

Pihaknya berharap, agar pandemi segera berakhir sehingga roda ekonomi kembali bergerak, daya beli masyarakat meningkat.
 

Diketahui, pandemi COVID-19 terus mendorong Gojek untuk berinovasi. Salah satunya dengan membantu lebih dari 100 ribu Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) berkembang secara online.

Co-CEO Gojek, Andre Soelistyo, dalam keterangan resmi sebelumnya, mengatakan, dua fokus area yang dikembangkan telah menjadikan Gojek sebagai pemimpin dalam mendukung transformasi UMKM dari offline ke online.

Pada bagian fokus Kemitraan, misalnya, Gojek saat ini telah bermitra dengan berbagai institusi pemerintah antara lain Kementerian Pertanian (Kementan) guna mendorong pertumbuhan UMKM secara online.

Kerja sama Gojek dan Kementan memungkinkan pedagang di Pasar Mitra Tani untuk menjangkau pelanggan lebih luas di platform Gojek. 
 

Selama pandemi Covid-19 melanda, Gojek menyediakan solusi dan perangkat lengkap agar UMKM mudah bermigrasi hingga mengembangkan bisnisnya secara online.

Pasalnya, saat ini konsumen lebih memilih berbelanja online sebagai salah satu kebiasaan baru dalam beradaptasi dengan perilaku hidup bersih dan sehat (new normal).

“Di saat seperti ini, sangat penting bagi UMKM untuk memiliki kemampuan melakukan transformasi digitalisasi dan masuk ke bisnis online. Restoran, kafe, hngga toko kelontong kini tidak bisa hanya bergantung pada pelanggan yang datang ke lokasi,” ungkap Andre pada Juni lalu.

Membantu UMKM mengadopsi teknologi, lanjutnya, telah menjadi DNA Gojek sejak awal berdiri. Kemampuan ini semakin dibutuhkan untuk membantu UMKM di masa seperti ini.

Solusi dari Gojek sesuai kebutuhan UMKM untuk dapat mengembangkan bisnis secara online mencakup aspek pemasaran, pengambilan pesanan, pembayaran, pengiriman, hingga manajemen bisnis.

”Gojek telah menempati posisi terdepan sebagai platform multi-layanan yang terus diandalkan oleh pengguna dan mitra kami,” imbuhnya.

Hal ini tercermin dari sekitar 100 ribu UMKM yang bergabung di platform Gojek dalam tiga bulan terakhir.

Pihaknya berharap upaya mendorong UMKM masuk ke bisnis online dapat mendukung pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi di masa pandemi. (roh).

Bagikan

Related Stories