Kolaborasi Global Atasi Perubahan Lingkungan, Jokowi Ajak Delegasi KTT G20 Tanam Mangrove

Presiden Jokowi mengajak pimpinan delegasi KTT G20 menanam mangrove di Tahura Ngurah Rai, Denpasar, Bali, Rabu, 16 November 2022. (Balinesia.id/ist)

Badung, Balinesia.id – Pada hari kedua KTT G20, para kepala delegasi diajak oleh Presiden Joko Widodo untuk menanam mangrove di Taman Hutan Rakyat (Tahura) Ngurah Rai, Bali, Rabu, 16 November 2022 pagi. Penanaman bakau yang dilakukan pentolan negara-negara G20 disebut sebagai representasi dari kolaborasi global mengatasi perubahan lingkungan.

Hal tersebut dinyatakan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) RI, Moeldoko di Nusa Dua, Badung. Ia mengatakan bahwa Indonesia sangat serius melakukan restorasi dan rehabilitasi hutan mangrove serta merestorasi lahan kritis Indonesia. “Penanaman Mangrove bersama para kepala negara menunjukkan solidaritas, kerjasama, dan kolaborasi global dalam mengatasi perubahan lingkungan,” katanya.

Moeldoko mengatakan bahwa pemilihan mangrove sebagai langkah nyata sekaligus kampanye mengatasi persoalan lingkungan tidak terlepas dari peran sentral mangrove dalam menghadapi ancaman krisis lingkungan. Hutan mangrove di Indonesia memiliki keanekaragaman hayati paling tinggi diantara hutan mangrove yang lain. Dikatakan bahwa ada 92 spesies hutan mangrove alami yang dimiliki Indonesia.

Baca Juga:

Selain itu daya serap hutan mangrove Indonesia mampui menyerap 3,1 miliar ton karbon. “Ini setara dengan emisi gas dari kendaraan sejumah 2,5 milliar kendaraan dalam setahun. Angka yang sangat besar dan berarti bagi perubahan iklim,” katanya.

Data Bank Dunia per Juli 2021 menunjukkan Indonesia memiliki hutan mangrove seluas 3,5 juta hektar. Angka tersebut mewakili 23 persen luasan hutan bakau dunia. Namun, meskipun memiliki luasan yang besar, Indonesia tetap membangun pusat persemaian rumpin untuk menghasilkan ratusan juta bibit siap tanam yang berkualitas. “Bibit tersebut akan ditanamkan di lahan kritis untuk mengembalikan fungsi lahannya,” katanya.

Sementara itu, dalam upaya memulihkan lahan kritis, pemerintah sudah merehabilitasi tiga juta lahan kritis pada rentang waktu 2010-2019. Indonesia juga berupaya merehalitasi hutan mangrove seuas 600 ribu hektar hingga 2024. “Kami juga berhasil mengembangkan eksosistem mobil listrik dan membangun pembangkit tenaga surya terbesar di Indonesia,” katanya.

Sebagaimana diketahui dalam helatan KTT G20, transisi energi menjadi salah satu agenda prioritas yang dibahas. Indonesia akan fokus untuk memanfaatkan energi baru terbarukan, termasuk biofuel, serta pengembangan industri berbasis energi bersih. 

Moeldoko menambahkan bahwa pemerintah juga berkomitmen membangun industri hijau terbesar di dunia di Kalimantan Utara. Salah satu yang menjadi tema pembicaraan bilateral adalah pembangunan Pemangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kayan di Bulungan, Kalimantan Utara. “Penandatanganan MoU dengan Sumitomo untuk membangun PLTA Kayan berkapasitas sembilan ribu  Mega Watt bukti komitmen kita dalam transisi energi,” katanya. jpd

Editor: E. Ariana

Related Stories