Klungkung Rangking Dua Kasus Stunting di Bali, BKKBN Turun Intensifkan Sosialisasi

Perwakilan BKKBN Provinsi Bali menggelar Sosialisasi Program Pencegahan Stunting melalui Diskusi Kelompok/Komunitas di Klungkung, Rabu, 27 April 2022. (Istimewa)

Klungkung, Balinesia.id - Kabupaten Klungkung menempati peringkat kedua kasus stunting di Provinsi Bali setelah Karangasem. Berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021, stunting di Klungkung mencapai 19,4 persen, Karangasem di atas 20 persen.

Baik capaian angka stunting Kabupaten Klungkung maupun Karangasem tampak berada di atas angka stunting provinsi Bali yang tercatat 10,9 persen. Oleh karena itu, guna mempercepat target penurunan stunting, Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bali menggelar Sosialisasi Program Pencegahan Stunting melalui Diskusi Kelompok/Komunitas, Rabu, 27 April 2022 bertempat di Kantor Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Klungkung.

Baca Juga:

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali, Ni Luh Gede Sukardiasih menyampaikan terima kasihnya kepada Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta yang sangat antusias dan satu visi dalam penanganan stunting.

Keseriusan itu, menurut pemilik sapaan akrab dr. Luh De ini dibuktikan dengan sajian data base yang lengkap. Data ini, menurut dr. Luh De, adalah modal berharga bagi Satgas Stunting dan sektor terkait dalam melakukan intervensi sesuai bidangnya masing-masing.

"Kami terima kasih kepada Pak Bupati Klungkung karrna telah menyiapkan data base lengkap disertai inovasi beliau dalam penanganan kependudukan di wilayahnya," kata dr. Luh De sembari mengatakan kegiatan tersebut juga dihadiri PKK, yowana serta stake holder terkait.


dr. Luh De kembali menjelaskan, stunting disebabkan oleh multifaktor sehingga penanganannya pun memerlukan multisektor. "Selain dinas-dinas terkait dan yang tergabung dalam satgas (stunting), kami juga bekerja sama dengan Forum Rektor Indonesia untuk melakukan kajian," terangnya.

Pada kesempatan yang sama, Bupati Suwirta mengakui stunting di wilayahnya didominasi dari pasangan nikah muda dan faktor ekonomi. Faktor sampingnya yakni komunikasi dan pendidikan. Data itu dia ketahui saat melakukan bedah desa.

Suwirta melanjutkan, data base yang dimiliki Pemkab Klungkung disadur dari tingkat terbawah. "Kami kumpulkan data dari bawah, kemudian puskesmas di masing-masing wilayah menginterverisasi dalam bentuk aplikasi," jelas Suwirta.

Selanjutnya, sambung dia, kasus stunting akan dipilah lagi untuk mengetahui mana penderita (stunting) yang bisa ditangani agar keluar dari penyakitnya dan mana yang stunting permanen agar langkah intervensinya tepat.

Data tersebut, masih menurut Suwirta, berkaitan dengan perencanaan kebijakan anggaran. "Nanti kami akan bisa tentukan akan berbuat apa. Dinas kesehatan berbuat apa dan dinas lain berbuat apa. Sebetulnya kami sudah ada tim stunting, semua tugas telah dibagi habis tinggal eksekusi agar stunting di Klungkung melandai bahkan berhenti," harapnya.

Pemberdayaan, usaha promotif dan preventif akan menjadi jurus andalan Bupati Suwirta dalam menyukseskan target penurunan stunting bersama leading sektor lainnya. Dalam kegiatan itu juga dilakukan penyerahan buku profil data keluarga beresiko stunting berdasarkan hasil Pendataan Keluarga 2021 kepada Bupati Klungkung. iga

Editor: E. Ariana

Related Stories