Ekonomi & Pariwisata
Ketahui Apa Itu Bank Emas yang Akan Dibuat Erick Thohir
JAKARTA - Wacana yang diusulkan pemerintah untuk memiliki bank emas (bullion bank) kini kembali merebak setelah Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meminta PT Pegadaian, MIND ID, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI), dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) bersinergi.
"Saya minta nanti juga (MIND ID) coba bersinergi dengan Pegadaian, BRI, BSI, supaya kita punya bullion bank agar bagaimana pasar logam ini juga kita menjadi bagiannya," kata Erick di Hotel Kempinski Jakarta, Kamis 8 November 2024.
Erick mengatakan pembentukan bank emas merupakan salah satu upaya untuk mendorong peningkatan hilirisasi. Sebelumnya, hal ini sudah pernah dibahas dalam rapat terbatas agar Indonesia harus memiliki bullion bank sendiri.
- BRI Ventures Luncurkan Sembrani Impact Accelerator untuk Dorong Bisnis Berkelanjutan di Indonesia
- AgenBRILink Jadi Andalan BRI Tingkatkan Sharing Economy di Tengah Pengurangan Jumlah Kantor
- IDCloudHost Dukung Transformasi Digital Blockchain di Local Government Blockchain Forum & Festival 2024
Lalu apa sebenarnya bullion bank itu?
Bank emas adalah bank yang melakukan transaksi pembelian dan penjualan logam mulia, termasuk ekspor impor hingga proses penyimpanan emas. Kementerian Perdagangan (Kemendag) sempat mengemukakan keuntungan adanya bank emas. Salah satunya pelanggan luar negeri akan lebih suka membeli emas batangan dari Bullion Bank Indonesia karena harga yang kompetitif.
Selain itu tidak ada biaya pengiriman (shipping cost) untuk fisik emas batangan dari luar negeri ke Indonesia. Bullion bank di Indonesia juga akan menambah devisa negara, serta diharapkan dapat menggerakkan roda perekonomian, dan masyarakat bisa memeroleh bunga melalui emas yang mereka simpan.
Di Indonesia belum ada bank yang menyimpan emas secara fisik. Namun, Pegadaian sudah melakukan hal tersebut meski statusnya masih sebagai titipan. Sebelumnya, pemerintah tengah mengkaji pembentukan bullion bank atau bank yang bisa menerima transaksi emas selain mata uang biasa. Bahkan wacana ini sudah sedari 2021 dengan tujuan untuk mengelola emas, salah satu komoditas andalan Indonesia.
Saat itu, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan komoditas emas mencatat kinerja ekspor yang cukup baik. Ekspor emas dan emas granule naik menjadi US$5,28 juta per Maret 2021 di mana Indonesia memiliki lokasi tambang emas terbesar di dunia.
Dari catatan Airlangga per 4 Maret 2021, potensi tambang terbesar RI ada di Grasberg, Papua dengan cadangan emas mencapai 30,2 juta ounces. Indonesia merupakan produsen emas terbesar ke-7 di dunia dengan produksi 130 ton per tahun (4,59 juta ounces).
Sementara konsumsi emas Indonesia masih tergolong rendah di mana investasi ritel untuk emas sebanyak 172.800 ounce, dan di perhiasan mencapai 137.600 ounces.
Namun wacana tersebut belum juga terealisasi hingga kembali diusulkan Menkeu Sri Mulyani pada rapat kerja (Raker) DPR RI yang membahas tentang Rancangan Undang-Undang tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (RUU PPSK) yang di dalamnya ada usulan terkait pembentukan bank emas atau bullion bank.
Bullion Bank di Dunia
Mengutip obligasi.co.id, di dunia setidaknya ada 35 bank emas. Bank-bank besar yang juga beroperasi sebagai bullion bank adalah:
Bank of Nova Scotia (BNS)
UBS Switzerland AG
Citibank
JPMorgan Chase & Co.
Morgan Stanley
Royal Bank of Canada (RBC)
Merrill Lynch
Goldman Sachs
Bank of Montreal (BMO)
BNP Paribas
HSBC or the Hong Kong
Shanghai Banking Corporation
Standard Chartered Bank; dan lain sebagainya
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Debrinata Rizky pada 08 Nov 2024