Kebijakan The Fed Dorong Mayoritas Aset Kripto Masuk ke Zona Merah

Ilustrasi Mata Uang Kripto / Pixabay.com

Jakarta, Balinesia.id -  Kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve System/The Fed) mendorong sebagian besar aset kripto ke zona melemah atau berada di zona merah.

Menurut trader Tokocrypto Afid Sugiono, Kondisi pasar kripto yang melemah merupakan imbas dari bank sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve System/The Fed) yang menunjukkan sikap agresif dalam risalah rapat yang diterbitkan Rabu, 4 April 2022.

Seharusnya, lanjut Afid Sugiono, pasar kripto mulai memasuki tren positif pada bulan April atau awal kuartal II-2022.

Namun, kebijakan The Fed akhirnya mendorong sebagian besar aset kripto ke zona merah.

Diketahui, aset-aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar (big cap) masih tampak lesu berdasarkan pantauan Coin Market Cap, Senin, 11 April 2022 pukul 11.00 WIB.

Selain Tether (USDT), 10 aset kripto big cap berada di zona merah dalam seminggu terakhir.

Bitcoin (BTC) saat ini sudah menyentuh level US$42.000 atau setara dengan Rp604,7 juta dalam asumsi kurs Rp14.365 per dolar AS dengan penurunan 1,66%.

Ethereum (ETH) di peringkat kedua turun 2,58% dan berada di harga US$3.173 (Rp45,6 juta), sementara Tether (USDT) di peringkat ketiga berada di posisi stagnan pada level US1 (Rp14.365).

Binance Coin (BNB) di peringkat keempat menurun 3,17% dan saat ini menyentuh level US$413,48. Kemudian, USD Coin (USDC) di peringkat kelima turun 0,02% ke harga US$0,9996 (Rp14.359).

Kemudian, Solana (SOL) di peringkat keenam melemah 3,59% ke harga US$109,72 (Rp1,57 juta). Di peringkat ketujuh, XRP menurun 3,57% ke level US$0,7393 (Rp10.620).

Cardano (ADA) di peringkat kedelapan melemah 3,76% ke level US$1,01 (Rp14.508), dan Terra (LUNA) di peringkat kesembilan menurun 8,39% ke harga US$88,03 (Rp1,26 juta). Avalanche (AVAX) di peringkat kesepuluh menurun 6,35% dan menempati harga US$79,15 (Rp1,13 juta).

Dalam hitungan mingguan, BTC sudah mencatat penurunan sebesar 8,74%, ETH 9,26%, BNB 6,43%, USDC 0,02%, SOL 18,70%, XRP 11%, ADA 14%, LUNA 23,04%, dan AVAX 17,89%.

Afid Sugiono mengungkapkan, perilisan risalah rapat The Fed itu cukup disayangkan mengingat aset kripto seharusnya bisa melaju kencang seiring akumulasi yang dilakukan investor sejak beberapa pekan lalu.

"Terlebih saat ini sudah memasuki periode awal kuartal yang menjadi sentimen positif untuk masuk ke investasi kripto,” ujar Afid dalam keterangannya, Senin, 11 April 2022.

Sebenarnya, sudah ada sentimen positif yang bisa membuat pasar kripto mengalami reli pada pekan lalu, di antaranya perusahaan business intelligence Microstrategy yang mengumumkan penambahan dana kelolaan Bitcoin sebanyak 4.100 BTC (Rp58,9 juta).

"Kemudian, ada juga sentimen dari Luna Foundation Guard (LFG), organisasi nirlaba yang bergerak di bidang decentralized finance (DeFi). LFG dikabarkan telah memborong BTC senilai US$230 juta (Rp3,3 triliun)," ungkapnya.

Hanya saja, pemborongan LFG dan penambahan dana kelola Bitcoin Microstrategy pada akhirnya tidak berhasil mendorong pasar kripto untuk masuk ke tren bullish karena benturan dengan pengambilan sikap The Fed. ***

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Idham Nur Indrajaya pada 11 Apr 2022 

Bagikan

Related Stories