Jangan Hanya Dieksploitasi, Pariwisata Perlu Upaya Konservasi

Salah satu objek wisata di kawasan Bedugul, Bali. (Balinesia.id/oka)

Denpasar, Balinesia.id – Guru Besar Universitas Brawijaya, Prof. Dr. I Nyoman Nurjaya, S.H., M.H., mengingatkan prinsip pengelolaan sumber daya alam dalam pembangunan pariwisata berkeadilan. Menurutnya, konservasi sumber daya alam perlu dilakukan, bukan saja mengeksplitasi sumber daya yang ada.

Hal tersebut dinyatakan dalam seminar nasional yang digelar Program Studi Hukum Program Doktor Universitas Warmadewa beberapa waktu lalu. Dalam kegiatan yang digelar hybrid itu, Nurjaya membawakan materi berjudul “Prinsip-prinsip Pengelolaan Sumber Daya Alam dalam Pembangunan Pariwisata yang Berkeadilan, Demokratis, dan Berkelanjutan”.

“Secara global kode etik untuk pembangunan pariwisata berkelanjutan yaitu mensinergikan ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat. Kepentingan ekonomi harus seimbang dengan konservasi alam dan lingkungan hidup. Pariwisata tentunya memerlukan ruang, perlu dikonservasi, tidak hanya dieksploitasi," katanya dalam seminar yang memberi ruang pada 10 guru besar dari berbagai universitas di Indonesia itu.

Baca Juga:

Ia menjelaskan ada tiga variabel dalam pembangunan pariwisata yaitu pemanfaatan sumber daya alam, penanaman modal asing, dan pembangunan berkelanjutan. Indonesia yang memiliki berbagai kekayaan baik alam, budaya, dan sumber daya manusia dapat menjadikan unsur-unsur itu sebagai modal memajukan negara.

“Pembangunan berkelanjutan sudah terkonsep dalam tujuan negara pada Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alenia IV. Kemudian, berkaitan juga dengan Pasal 33 Ayat (4) UUD NRI 1945, yang pada pokoknya terdapat prinsip dalam penyelenggaraan perekonomian yaitu berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan,” kata dia.

Pihaknya menekankan pembangunan nasional juga memerlukan perhatian terhadap konsep yang berkembang secara global. "Sebelum tahun 1972 konteks pembangunan yaitu ‘membangun berarti merusak’, kemudian puncak permasalahan lingkungan pun terjadi sehingga PBB menekankan pada konservasi lingkungan hidup dalam pembangunan,” ucapnya. 

Lebih jauh, Nurjaya mengatakan sentuhan budaya memberi nuansa yang berbeda terhadap sumber daya alam Indonesia. Budaya dengan sistem religi menjadi suatu sistem yang kuat untuk pengembangan investasi.

“Ke depan pembangunan pariwisata berkelanjutan harus memperhatikan prinsip global, dengan poin penting pengelolaan sumber daya alam dengan memerhatikan daya tampung, daya dukung, untuk pembangunan berkelanjutan. Perlu juga tatanan sosial seperti desa Adat dengan keunikan budayanya untuk bersinergi membangun pariwisata berkelanjutan,” pungkasnya. jpd

Editor: E. Ariana

Related Stories