Inilah Sisi Gelap Industri K-Pop di Mana Banyak Idol yang Mencoba Bunuh Diri

Sisi Gelap Industri K-Pop: Mengapa Begitu Banyak Idol yang Mencoba Bunuh Diri? (Istimewa)

JAKARTA - Tak dapat dipungkiri, industri K-Pop terkenal dengan kilauannya yang memikat. Akan tetapi di balik gemerlapnya industi K-Pop, ternyata terdapat sisi gelap yang mengkhawatirkan.

Pada Rabu, 27 Maret 2024 lalu, mantan member girlband K-Pop T-ara, Areum dilarikan ke rumah sakit setelah melakukan percobaan bunuh diri. Dilansir dari laman Koreaboo, belum diektahui secara detail terkait informasi lainnya. 

Namun sebelumnya, ia sempat membagikan foto yang memperlihatkan mantan suaminya menganiaya anak mereka. 

Idol K-pop yang berjuang dengan tekanan mental hingga mencoba bunuh diri adalah fenomena tragis yang terus berulang di industri K-Pop. Mengapa ini terus terjadi?

Kim Dong-wan, yang merupakan anggota boy band K-pop Shinhwa generasi pertama, sempat membagikan dunia kelam K-Pop yang sebenarnya melalui akun media sosialnya. Cerita ini ia sampaikan tak lama setelah kabar kematian Sulli, mantan idol yang juga aktris karena bunuh diri pada 14 Oktober 2019 lalu. 

Kim Dong-Wan menyebut bahwa menjadi terkenal dan kaya di industri K-pop sering kali harus mengorbankan kesehatan mental.

Dia menambahkan bahwa para selebritas K-pop bekerja di bawah tekanan yang sangat besar dan stres mereka semakin tinggi karena persaingan yang ketat. Terutama para idola K-pop yang masih muda seringkali tidak bisa makan atau tidur dengan baik karena jadwal yang sangat padat. 

Mereka juga diharapkan untuk menyembunyikan emosi mereka di depan umum dan selalu tersenyum bahkan ketika merasa tidak baik. Ini bisa sangat melelahkan bagi mereka.

Dilansir dari The Korea Times, sebagian besar bintang K-pop memulai karier mereka setelah bertahun-tahun bekerja keras sebagai trainee. Tetapi setelah debut, jadwal mereka sangat sibuk dan tidak manusiawi. 

Mereka tidak punya privasi dan seringkali mendapat komentar jahat dari pengguna internet yang mengganggu mereka secara anonim. Akibatnya, beberapa bintang mengalami depresi atau kecemasan.

Mina, anggota girl group K-pop TWICE, misalnya, harus berhenti sementara dari karier musiknya karena stres psikologis dan kecemasan yang parah. Dia bahkan tidak bisa ikut dalam album terbaru grupnya karena menderita gangguan kecemasan.

Beberapa bintang K-pop seperti Tae-min dari boy band SHINee juga mengaku merasa tertekan untuk memenuhi harapan penggemar mereka. Mereka merasa tidak punya privasi dan harus selalu berhati-hati agar tidak membuat kesalahan.

Banyak bintang K-pop memulai karier mereka ketika masih sangat muda dan diharapkan untuk patuh kepada agensi mereka. Mereka tidak memiliki waktu luang untuk menikmati hidup mereka atau mencari bantuan ketika mereka stres karena takut muncul rumor jika mereka pergi ke dokter.

Sulli, misalnya, mengalami masalah yang sama. Dia mulai berkarier sebagai aktris cilik pada usia 11 tahun dan kemudian menjadi trainee K-pop. Setelah debut, dia harus berurusan dengan komentar jahat dan rumor, yang membuatnya stres. Akhirnya, dia harus meninggalkan grupnya dan beralih fokus ke karier akting.

Menurut Park Jong-seok, seorang dokter di Seoul, banyak selebritas yang debut di usia muda mengalami depresi dan kecemasan karena mereka tidak memiliki waktu untuk bersosialisasi dengan teman sebayanya dan merasa terus-menerus diperhatikan oleh publik. Mereka juga seringkali merasa tidak percaya diri dan sulit beradaptasi dengan tekanan hidup mereka.

Sulli bukanlah kasus yang unik. Ketika Jonghyun, mantan anggota SHINee, melakukan bunuh diri pada tahun 2017, banyak orang mulai mengkritik sistem manajemen agensi K-pop karena dianggap tidak memperhatikan kesehatan mental para bintangnya.

Menurut Kang Moon, seorang kritikus musik, agensi besar seperti SM Entertainment perlu lebih memperhatikan kesehatan mental para artisnya. Meskipun mereka memiliki program kesehatan mental, seringkali tidak praktis karena jadwal artis yang sangat sibuk.

Dokter menekankan bahwa penting untuk mendidik orang-orang di sekitar bintang K-pop tentang masalah kesehatan mental. Depresi seringkali muncul karena tekanan yang ekstrim dan penting untuk didiagnosis sedini mungkin sebelum menjadi lebih buruk.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Rumpi Rahayu pada 28 Mar 2024 

Editor: Redaksi

Related Stories