Hadirkan 10 Guru Besar, Unwar Diskusikan Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan Pasca-Undang-Undang Cipta Kerja

Tangkapan layar seminar “Pemanfaatan Sumber Daya Alam Bagi Penanaman Modal Asing Untuk Pembanguanan Pariwisata Berkelanjutan” yang digelar Prodi Hukum Program Doktor Unwar. (Balinesia.id/oka)

Denpasar, Balinesia.id – Sepuluh orang guru besar dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia dihadirkan dalam seminar nasional Prodi Hukum Program Doktor Universitas Warmadewa (Unwar). Seminar bertema “Pemanfaatan Sumber Daya Alam Bagi Penanaman Modal Asing Untuk Pembanguanan Pariwisata Berkelanjutan” digelar hybrid luring-daring pada Senin, 23 Mei 2022.

Direktur Program Pascasarjana Unwar, A.A Rai Sita Laksmi ketika membuka acara mengatakan bahwa seminar nasional yang digelar pihaknya menekan pemanfaatan sumber daya alam, penanaman modal asing, dan pembangunan wisata berkelanjutan. “Peraturan yang menjadi dasar adalah peraturan mengenai pengelolaan lingkungan hidup, peraturan mengenai penanaman modal asing, dan pengaturan mengenai kepariwisataan” katanya.

Pihaknya berharap pelaksanaan seminar dapat memberi solusi atas persoalan yang muncul, utamanya tentang pemanfaatan sumber daya alam bagi pemodal asing dengan wisata berkelanjutan. “Sepuluh orang profesor di bidangnya yang hadir diharapkan mampu meningkatkan wawasan mahasiswa, dosen dan pihak terkait guna tercapainya suatu rumusan terkait sumber daya alam, penanaman modal asing dan pembangunan berkelanjutan,” kata Rai Sita.

Baca Juga:

Sementara itu, Kepala Dinas Penanaman Modal Provinsi Bali, A.A Ngurah Oka Sutha Diana turut hadir dalam kegiatan tersebut menjelaskan bahwa penerapan pariwisata di Bali memiliki tiga isu krusial yaitu lingkungan, penanaman modal, dan pembangunan berkelanjutan. Ketiganya perlu menjadi perhatian penting bagi pembangunan Bali.

“Pemerintah daerah membutuhkan investasi namun hal itu juga perlu diimbangi dengan konsep konservasi lingkungan. Masyarakat Bali memiliki keyakinan terhadap konsep penghormatan kepada alam sad kerthi, sehingga perlu konsep pariwisata yang mampu menjaga alam Bali dan budaya Bali,” katanya

Ia berharap seminar yang dielenggarakan akan menghasilkan rekomendasi pariwisata berkelanjutan. Menurutnya, kegiatan wisata merupakan suatu bentuk kegiatan untuk melepaskan diri dari permasalahan dan menenangkan pikiran, untuk itulah wajib dibarengi dengan konservasi. “Penting untuk mencari solusi bagaimana menghadirkan investasi asing dengan kemudahan pengusaha, namun selektif terhadap alam dan lingkungan,” kata dia.

Sutha Diana menekankan permasalahan penanaman modal asing untuk parwisata berkelanjutan patut dibarengi dengan perizinan untuk mempertahankan nilai-nilai kebudayaan. Pemanfaatan sumber daya alam oleh investor patut dibalas dengan kewajiban dan tanggung jawab sosial-lingkungan dari operasional bisnis yang dijalankan.

“Sangat penting penanaman modal asing dibarengi dengan bina lingkungan terhadap alam Bali. Ke depan pariwisata Bali akan memperhatikan aspek keberkelanjutan, berkualitas, tidak merusak alam, budaya, dan masyarakat Bali,” harapnya.

Adapun 10 guru besar yang hadir dalam seminat tersebut antara lain I Nyoman Nurjaya (Guru Besar Universitas Brawijaya), I Dewa Gede Atmadja (Guru Besar Universitas Warmadewa), La Ode Husen (Guru Besar Universitas Muslim Indonesia), I Putu Gelgel (Guru Besar Universitas Hindu Indonesia), Zainul Daulay (Guru Besar universita Andalas), I Gede Arya Bagus Wiranata (Guru Besar Universitas Lampung), Edy Lisdiyono (Guru Besar Universitas 17 Agustus Semarang), Gatot Dwi Hendro Wibowo (Guru Besar Universitas Mataram),  I Nyoman Putu Budiartha (Guru Besar Universitas Warmadewa), dan Mas Rahmah (Guru Besar Universitas Airlangga). oka

Editor: E. Ariana

Related Stories