Baliview
Edukasi Masalah Kependudukan, Kampanye Penurunan Stunting di Sinabun Gandeng Mahasiswa KKN
Buleleng, Balinesia.id - Kelompok mahasiswa Universitas Udayana (Unud) yang tengah menjalani program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Sinabun, Buleleng digandeng BKKBN untuk mengedukasi persoalan kependudukan. Mereka mengedukasi masyarakat, khususnya calon pengantin, ibu hamil, serta para orang tua yang memiliki balita.
Perbekel Desa Sinabun, Nyoman Sumenada mengatakan secara umum kesehatan masyarakat Sinabun yang sejumlah 5.000 lebih jiwa sangat terjaga. Proses menjaga kesehatan itu dilakukan melalui program-program unggulan di bidang kesehatan.
"Kami meminta adanya penyederhanaan sistem layanan admistrasi di rumah sakit saat warganya membutuhkan pelayanan," katanya dalam Kampanye Percepatan Penurunan Stunting di Wilayah Khusus Provinsi Bali di Desa Sinabun, Kecamatan Sawan, Buleleng, Minggu, 21 Agustus 2022.
Baca Juga:
- https://balinesia.id/read/bkkbn-bali-gelar-orientasi-pendampingan-perawatan-lansia-kepada-pengelola-bkl
- https://balinesia.id/read/dimulai-di-buleleng-dpr-bkkbn-sosialisasikan-pencegahan-stunting
- https://balinesia.id/read/tekan-prevalensi-stunting-bkkbn-dorong-kb-pascapersalinan
Terkait hal tersebut, Ketua DPRD Buleleng, Gede Supriatna, mengatakan pihaknya telah berdiskusi tentang persoalan tersebut dan mencarikan solusinya bersama perbekel. Ia pun mengajak masyarakat Sinabun menyukseskan Program Indonesia Emas 2045 dengan meminimalisir prevalensi stunting di lingkungan keluarga masing-masing.
Wakil Bupati Buleleng I Nyoman Sutjidra, yang juga Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Buleleng menargetkan prevalensi stunting di Buleleng pada 2023 dapat tertekan ke angka 7 persen. Saat ini angka prevalensi stunting Buleleng ada di kisaran 8,9 persen.
"Meski angka prevalensi stunting Kabupaten Buleleng jauh di bawah prevalensi Provinsi Bali sebesar 10,4 persen dan nasional sebesar 24 persen lebih. Namun, kami mengajak masyarakat Buleleng, khususnya Desa Sinabun agar tidak lengah karena stunting bisa terjadi kapan saja, di saat orang tua abai dengan pemenuhan gizi keluarga," kata dia.
Sementara itu, Anggota Komisi IX DPR RI, I Ketut Kariyasa Adnyana mengatakan bahwa Bali yang wilayahnya kecil dengan karakter kepercayaan homogen semestinya tidak sulit mengentaskan stunting. Terlebih, kata dia, Bali sebagai tujuan pariwisata dunia harus didukung isu kesehatan yang bagus.
"Artinya kalau stunting di Bali kecil atau bahkan zero, itu kan menjadi nilai jual untuk pariwisata, bahwa Bali itu pulau sehat. Wisatawan pun semakin nyaman," katanya. jpd