Bingung Pilih Investasi Saham Vs Emas? Ini Perbedaannya

Bingung Pilih Investasi Saham Vs Emas? Ini Perbedaannya (null)

JAKARTA - Investasi adalah salah satu cara yang banyak dipilih orang untuk mengamankan dan menumbuhkan kekayaan sehingga tujuan keuangan Anda bisa tercukupi. Dua instrumen investasi yang paling populer di kalangan investor adalah saham dan emas. 

Keduanya memiliki karakteristik yang unik dan menawarkan keuntungan serta risiko yang berbeda. Menentukan mana yang lebih menguntungkan antara investasi saham dan emas sangat tergantung pada tujuan investasi, toleransi risiko, dan kondisi pasar saat ini. 

Secara historis, saham cenderung memberikan return yang lebih tinggi dalam jangka panjang, tetapi dengan risiko yang lebih besar. Emas, di sisi lain, menawarkan stabilitas dan perlindungan terhadap inflasi, tetapi dengan potensi return yang lebih rendah.

Nah dalam artikel ini, TrenAsia akan membahas secara mendalam perbandingan antara investasi saham dan emas, serta faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan untuk menentukan mana yang lebih menguntungkan.

Karakteristik Investasi Saham

Investasi saham adalah pembelian kepemilikan perusahaan publik yang terdaftar di bursa saham. Berikut adalah beberapa karakteristik utama investasi saham:

Potensi Pertumbuhan: Saham memiliki potensi untuk memberikan keuntungan yang tinggi melalui apresiasi harga dan dividen. Seiring dengan pertumbuhan perusahaan, harga saham bisa meningkat signifikan, memberikan capital gain yang besar bagi investor.

Dividen: Beberapa perusahaan membayar dividen kepada pemegang saham sebagai bagian dari laba mereka. Dividen ini bisa menjadi sumber pendapatan pasif yang menarik.

Likuiditas: Saham relatif likuid, artinya dapat dengan mudah dibeli dan dijual di pasar saham selama jam perdagangan.

Risiko Tinggi: Harga saham sangat volatil dan bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kinerja perusahaan, kondisi ekonomi, dan sentimen pasar. Risiko kerugian bisa sangat besar jika perusahaan mengalami masalah atau ekonomi memburuk.

Karakteristik Investasi Emas

Emas, sebagai komoditas, telah lama dianggap sebagai aset safe haven. Berikut adalah beberapa karakteristik utama investasi emas:

Stabilitas Nilai: Emas cenderung mempertahankan nilainya dalam jangka panjang, dan sering digunakan sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian ekonomi.

Likuiditas: Emas juga cukup likuid dan dapat dijual kapan saja, meskipun prosesnya mungkin tidak secepat menjual saham.

Tanpa Dividen: Tidak seperti saham, emas tidak menghasilkan pendapatan pasif seperti dividen. Keuntungan dari investasi emas hanya berasal dari apresiasi harga.

Risiko Rendah: Emas dianggap memiliki risiko yang lebih rendah dibandingkan saham karena nilainya yang relatif stabil. Namun, harga emas juga bisa berfluktuasi, meskipun biasanya tidak sevolatil saham.

Perbandingan Keuntungan Investasi Saham vs Emas

Untuk menilai mana yang lebih menguntungkan antara saham dan emas, kita perlu mempertimbangkan beberapa faktor utama, termasuk potensi keuntungan, risiko, dan tujuan investasi.

Potensi Keuntungan

Saham: Historisnya, pasar saham cenderung memberikan return yang lebih tinggi dibandingkan emas. Misalnya, indeks saham seperti S&P 500 telah mencatatkan rata-rata return tahunan sekitar 10% selama beberapa dekade terakhir. Saham individu bahkan bisa memberikan return yang lebih tinggi jika perusahaan tumbuh dengan baik.

Emas: Emas cenderung memberikan return yang lebih rendah dibandingkan saham dalam jangka panjang. Namun, emas bisa menjadi sangat menguntungkan dalam periode ketidakpastian ekonomi atau inflasi tinggi. Misalnya, selama krisis keuangan 2008, harga emas melonjak karena investor mencari aset safe haven.

Risiko

Saham: Risiko utama dari investasi saham adalah volatilitas harga yang tinggi. Saham bisa kehilangan nilai signifikan dalam waktu singkat jika perusahaan mengalami masalah atau ekonomi memburuk. Namun, diversifikasi portofolio bisa membantu mengurangi risiko ini.

Emas: Risiko investasi emas lebih rendah dibandingkan saham, karena nilainya cenderung stabil. Namun, emas juga tidak sepenuhnya bebas risiko. Harga emas bisa turun jika sentimen pasar berubah atau jika mata uang yang digunakan untuk membeli emas (seperti dolar AS) menguat.

Tujuan Investasi

Saham: Saham cocok untuk investor yang mencari pertumbuhan jangka panjang dan siap menghadapi volatilitas pasar. Saham juga cocok untuk investor yang mencari pendapatan pasif melalui dividen.

Emas: Emas lebih cocok untuk investor yang mencari stabilitas dan perlindungan terhadap inflasi serta ketidakpastian ekonomi. Emas juga berguna untuk diversifikasi portofolio, mengingat korelasinya yang rendah dengan saham.

Studi Kasus: Kinerja Saham dan Emas di Indonesia

Untuk memberikan gambaran yang lebih konkret, mari kita lihat kinerja saham dan emas di Indonesia selama beberapa tahun terakhir.

Saham di Indonesia: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merupakan indikator utama dari kinerja pasar saham Indonesia. Selama periode 2010-2020, IHSG mencatatkan rata-rata return tahunan sekitar 8-10%. Beberapa saham blue-chip seperti Bank Central Asia (BBCA) dan Telkom Indonesia (TLKM) bahkan memberikan return yang lebih tinggi.

Emas di Indonesia: Harga emas di Indonesia juga mengalami kenaikan yang signifikan, terutama selama periode ketidakpastian ekonomi global. Misalnya, dari 2010 hingga 2020, harga emas naik sekitar 7-8% per tahun. Lonjakan terbesar terjadi selama krisis keuangan dan pandemi COVID-19, ketika investor mencari aset safe haven.

Perlu dicatat, dalam dunia investasi, tidak ada jawaban pasti yang berlaku untuk semua orang. Setiap investor harus mempertimbangkan situasi keuangan pribadi, tujuan investasi, dan toleransi risiko sebelum membuat keputusan. 

Oleh seba itu, dengan pendekatan yang hati-hati dan terinformasi, baik saham maupun emas bisa menjadi instrumen investasi yang menguntungkan.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Alvin Pasza Bagaskara pada 10 Jun 2024 

Editor: Redaksi

Related Stories