BEI: Ada 50 Start Up Galang Dana hingga Rp287 Triliun

Ilustrasi perusahaan rintisan alias start up unicorn dan decacorn di Asia Tenggara, termasuk Indonesia / TrenAsia-Deva Satria (Trenasia.com)

Jakarta, Balinesia.id - Bursa Efek Indonesia (BEI) mengungkapkan ada sekira 50 perusahaan start up yang telah meraih penggalangan dana dana sekitar US$20 miliar setara Rp287 triliun (asumsi kurs Rp14.385 per dolar AS).

Penggalangan dana sebesar itu oleh 50 perusahaan dan 20 perusahaan diantaranya sudah bertemu BEI.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menyebutkan, 15 perusahaan di antaranya menyatakan berencana untuk melakukan IPO. Namun, ia tidak menyebutkan detil perusahaan apa saja yang dimaksud.

15 perusahaan rintisan berbasis teknologi yang berencana melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) pada tahun 2022.

Gede Nyoman Yetna mengatakan, pihaknya telah melaksanakan pemetaan (mapping) pada 50 perusahaan start up yang beroperasi di Indonesia yang ditaksir telah meraih penggalangan dana sekitar US$20 miliar setara Rp287 triliun (asumsi kurs Rp14.385 per dolar AS).

Pihaknya memperkirakan 20 start up ini memiliki valuasi mencapai US$22 miliar setara Rp316 triliun dengan target penggalangan dana yang direncanakan melalui IPO sekitar US$8,8 miliar setara Rp126 triliun.

“Tentunya perkiraan penghimpunan dana tersebut bergerak dinamis sesuai dengan kondisi pasar pada saat mereka melakukan penggalangan dana,” ujarnya kepada wartawan, Selasa, 8 Februari 2022.

Ia juga melaporkan terdapat 26 calon emiten yang berada dalam daftar antrean (pipeline) IPO 2022. Empat di antaranya merupakan calon perusahaan tercatat yang berasal dari sektor teknologi.

Proyeksi pendanaan IPO sebesar Rp1,97 triliun dari 26 calon perusahaan tercatat itu. Jika dihitung, rata-rata nilai penggalangan dana hanya sekitar Rp75,77 miliar tiap emitennya.

Pada Tahun 2021, dapat dikatakan menjadi awal mula tren IPO start up unicorn di Tanah Air. Pada 6 Agustus 2021, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) resmi melantai di BEI dengan nilai pendanaan mencapai Rp21,9 triliun, dan menjadikannya perusahaan unicorn pertama yang listing di BEI sekaligus dana IPO terbesar sepanjang sejarah bursa domestik.

Kabarnya, aksi korporasi serupa akan diikuti raksasa e-commerce lokal lainnya, yakni GoTo yang merupakan entitas bisnis gabungan antara Gojek dan Tokopedia. GoTo disebut-sebut akan melakukan IPO melalui skema dual listing pada tahun 2022.

Nilai IPO GoTo hampir dipastikan berada di atas realisasi pendanaan Bukalapak, jika sesuai dengan rencana. Pasalnya, GoTo yang berstatus decacorn memiliki valuasi yang jauh lebih besar dibandingkan dengan Bukalapak.

Decacorn adalah status tingkat lanjut yang diberikan kepada start up teknologi dengan valuasi lebih dari US$10 miliar atau sekitar Rp145 triliun. Sedangkan, unicorn merupakan start up dengan valuasi mencapai US$1 miliar atau setara Rp14,5 triliun. (roh) ***

 

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Drean Muhyil Ihsan pada 09 Feb 2022 

Bagikan

Related Stories