Bantu Pertumbuhan Ternak, Petani Sapi Bali Diminta Lakukan Penganekaragaman Pakan

Peneliti dari Prodi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Warmadewa, Ir. I Nyoman Kaca, menyampaikan itu pada International Community Service yang digelar secara hibrid dari Desa Baru, Marga Tabanan Pada Sabtu 30 Oktober 2021. (Unwar)

Tabanan, Balinesia.id- Peternak Sapi di Bali diharapkan bisa melakukan penganekaragaman pakan untuk membantu pertumbuhan ternak.

Peneliti dari Prodi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Warmadewa, Ir. I Nyoman Kaca, menyampaikan itu pada International Community Service yang digelar secara hibrid dari Desa Baru, Marga Tabanan Pada Sabtu 30 Oktober 2021.

Penganekaragaan pakan selain mampu membantu pertumbuhan ternak juga sangat berpengaruh terhadap berat lahir anakan. Apalagi selama ini rata-rata berat lahir Anakan sapi maksimal mencapai 18 kg.

“Kalau makanan sapinya sudah bagus, yakin bahwa anak yang akan dilahirkan pada saat lahir mencapai berat badan 20 kg, itu sudah luar biasa” kata pria yang juga merupakan Wakil Rektor 1, Universitas Warmadewa.

Menurut Kaca, selain memberikan hijauan, para peternak juga dapat memberikan pakan berupa daun pisang dan batang pisang. Pemberian pakan berupa daun dan batang pisang akan membantu dalam pemenuhan terhadap unsur mikro bagi ternak.

Peneliti dari Fakulti Pertanian Lestari Universiti Malaysia Sabah, Dr. Candyrine Su Chui Len mengungkapkan keanekaragaman pakan termasuk pemberian daun dan batang pisang akan memberikan tambahan asupan bagi ternak. Mengingat daun dan batang pisang mengandung karbohidrat.

Dijelaskan, karbohidrat akan menjadi sumber energy. Jadi daun pisang dan batang pisang itu merupakan sumber energy yang tinggi. Pemberiannya dapat dicampur dengan pakan hijauan.

"Ditempat kami sisa-sisa pertanian bisa digunakan sebagai pakan” jelas Candyrine.

Peternak juga diharapkan tetap memperhatikan kesehatan hewan ternak. Kesehatan ternak sapi dapat dideteksi dengan sederhana dengan memperhatikan perubahan fisik.

Peneliti kesehatan ternak dari Fakulti Pertanian Lestari Universiti Malaysia Sabah, Prof. Madya Dr. Nur Hardy Abu Daud menambahkan, ternak sapi sehat mudah diketahui dari mata yang cerah dan tidak ada kotoran.

"Bagian mulut bersih, basah dan tidak ada cairan berwarna yang muncul dari hidung dan mulut” ungkap Hardy Abu Daud.

Kegiatan International Community Service merupakan inisiasi dari Fakultas Pertanian, Universitas Warmadewa dengan melibatkan beberapa universitas dari Malaysia.

Dekan Fakultas Pertanian, Universitas Warmadewa Ir. Dewa Nyoman Sadguna, M.Agb., mengatakan kegiatan International Community Service FP Universitas Warmadewa ini bekerjasama dengan tiga Fakulti dan satu institute di Malaysia serta pula ada satu Desa, dan tiga kelompok tani di Desa Baru, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan, Bali.

Rancang bangun kegiatan ini telah mulai diinisiasi oleh para mitra kerjasama sejak tiga bulan yang lalu sampai kepada terwujudnya Memorandum of Action (MoA) atau kesepakatan kerjasama yang saling menguntungkan untuk saling berbagi tugas dan peran masing-masing.

“Berupa kegiatan pengabdian kepada masyarakat berskala internasional dengan target luaran berupa publikasi pada jurnal bereputasi dengan memenuhi ketentuan dan skema simlitabmas kememdikbud-ristek-dikti” jelas Sadguna.

Dekan Fakulti Pertanian Lestari Universiti Malaysia Sabah Malaysia, Assoc. Prof. Dr. Azwan Awang menyampaikan kegiatan ini bertujuan untuk saling bertukar pengetahuan dan pengalaman agar dapat berguna bagi peternak sapi karena peternak ini yg nantinya menerapkan ilmu tersebut di lapangan.

Dengan ilmu baru yang diberikan dapat meningkatkan produktivitas dan memperbaiki kehidupan sapi Bali bagi peternak sapi. 
Kepala Desa Baru Marga Tabanan, I Made Suarjana menyampaikan webinar dan pelatihan-pelatihan untuk beberapa kelompok maayarakat di Desa Baru telah memberikan pengetahuan baru bagi masyarakat desa. Kegiatan ini menjadi sangat bermanfaat bagi masyarakat pada kondisi pandemi ini. (roh)


Related Stories