Bali Target Stunting Turun ke 6,15 pada 2024

Rakerda Bangga Kencana Perwakilan BKKBN Provinsi Bali. (Balinesia.id/jpd)

Denpasar, Balinesia.id – Setelah berhasil menurunkan prevalensi stunting ke angka 8,0 persen pada tahun 2022, Provinsi Bali berkomitmen terus bekerja untuk menurunkan angka tersebut di tahun-tahun ke depan. Pada tahun 2024, Pemerintah Provinsi Bali menarget angka stunting di Bali bisa turun ke 6,15 persen.

Hal tersebut dinyatakan Sekretaris Daerah Provinsi Bali, Dewa Made Indra dalam Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2023 yang digelar Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bali, di Denpasar, Senin, 6 Februari 2023.

Ia mengatakan penurunan angka stuting dari 10,9 persen (2021) menjadi 8,0 persen (2022), adalah jal yang baik. Pihaknya pun mengajak seluruh pihak terkait dan mitra kerja untuk terus bekerja sama, sehingga setidaknya dapat menurunkan angka prevalensi stunting sama seperti tahun lalu.

“Bayangkan kita bisa menurunkan 2,9 persen, artinya kita sudah punya strategi dan kolaborasi, sudah tahu kelompok sasarannya,” katanya

Kendati demikian, ia mengingatkan agar seluruh pihak tidak lengah dan terus mengusahakan penurunan prevalensi stunting di Bali dengan berbagai cara yang ada.

Baca Juga:

Sebelumnya, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali, Ni Luh Gede Sukardiasih, mengatakan pada tahun 2022 prevalensi stunting di Bali berhasil diturunkan ke angka 2,9 persen, sehingga sekarang berada di tingkat prevalensi 8,0 persen. Capaian ini membuat Bali menjadi daerah dengan tingkat prevalensi stunting terkecil di Indonesia.

“Rakerda Program Bangga Kencana ini digelar bertujuan untuk meningkatkan sinergitas dan kolaborasi para pemangku kepentingan di provinsi dan pemerintah kabupaten/kota, serta para mitra dalam percepatan pencapaian sasaran Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting di Provinsi Bali,” kata dia.

Baca Juga:

Sementara itu, Inspektur Utama BKKBN RI, Ari Dwikora Tono mengatakan bahwa dalam konteks penurunan prevalensi stunting di Bali sudah baik. “Kami sadari masih banyak yang harus segera dibenahi untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal, salah satunya dengan melakukan akselerasi dan kolaborasi inovatif dengan mengadopsi pendekatan pentaheliks,” katanya.

Ia mengatakan kolaborasi unsur pemerintah, masyarakat, akademisi, pengusaha, dan media harus dapat mensinergikan pembangunan program Bangga Kencana secara gotong royong. jpd

Editor: E. Ariana

Related Stories