4 Aset Kripto yang Berpotensi Cuan Karena Perkembangan AI

4 Aset Kripto yang Berpotensi Cuan Karena Perkembangan AI (TrenAsia/M. Faiz Amali)

JAKARTA - Sektor kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) kini tampaknya semakin menarik perhatian investor pada Kuartal I yang baru berlalu. Hal itu dapat disebabkan karena kemajuan teknologi AI generatif. 

Pertumbuhan ini didorong oleh implementasi inovasi AI di berbagai sektor, termasuk blockchain, yang juga turut memicu minat pasar. 

Analis kripto dari Reku, Fahmi Muttaqin, mengatakan bahwa saat ini para investor, termasuk lembaga keuangan ternama, semakin banyak melakukan investasi dalam bentuk ekuitas maupun aset kripto kepada pengembang teknologi dan aplikasi berbasis AI. 

Hal ini tidak hanya meningkatkan kredibilitas proyek-proyek dalam sektor ini, tetapi juga menciptakan dorongan positif bagi pertumbuhan adopsi teknologi AI.

“Situasi tersebut, ditambah dengan arah regulasi yang mendukung pengembangan AI, dapat berpotensi mendorong pertumbuhan adopsi yang signifikan di sektor ini," kata Fahmi dikutip dari keterangan tertulis, Rabu, 8 Mei 2024.

Melihat potensi pasar yang besar, Fahmi menyebutkan beberapa aset kripto menonjol dalam sektor ini, termasuk SingularityNET (AGIX), Fetch.AI (FET), Ocean (OCEAN), dan Worldcoin (WLD). 

Menariknya, AGIX, FET, dan OCEAN memiliki rencana untuk mengintegrasikan aset kripto mereka menjadi satu token yang diberi nama ASI token. Langkah ini diharapkan dapat menciptakan ekosistem yang lebih terintegrasi dan mendukung pertumbuhan lebih lanjut di sektor AI.

1. SingularityNET (AGIX)

SingularityNET adalah platform berbasis blockchain yang memungkinkan siapa saja untuk dengan mudah "membuat, berbagi, dan memonetisasi" layanan AI, berkat pasar AI yang dapat diakses secara global.

Melalui SingularityNET, pengguna dapat menelusuri, menguji, dan membeli berbagai macam layanan AI menggunakan token utilitas asli platform - AGIX. 

Selain itu, platform SingularityNET dapat digunakan oleh para pengembang AI untuk mempublikasikan dan menjual alat AI mereka, serta melacak kinerjanya dengan mudah.

Baca Juga: Terkena Penipuan Address Poisoning, Trader Kripto Kehilangan Aset Senilai Rp1 Triliun

2. FetchAI (FET)

Didirikan pada tahun 2017 dan diluncurkan melalui IEO di Binance pada bulan Maret 2019, Fetch.AI adalah laboratorium kecerdasan buatan (AI) yang membangun jaringan pembelajaran mesin yang terbuka, tanpa izin, dan terdesentralisasi.

Fetch.ai mendemokratisasi akses ke teknologi AI dengan jaringan tanpa izin di mana siapa pun dapat terhubung dan mengakses kumpulan data yang aman dengan menggunakan AI otonom untuk menjalankan tugas-tugas yang memanfaatkan jaringan data globalnya.

3. Ocean Protocol (OCEAN)

Ocean Protocol menggunakan kombinasi teknologi blockchain, jaringan terdesentralisasi, dan teknik kriptografi untuk memfasilitasi berbagi data yang aman dan menjaga privasi. 

Tujuannya adalah membangun alat dan layanan untuk memfasilitasi ekosistem yang memberikan kontrol kepada pemilik data sambil menjaga privasi dan membantu memulai komersialisasi data.

Ocean Protocol didirikan untuk membangun teknologi di persimpangan antara blockchain, data, dan AI. Ocean Protocol telah memelopori beberapa teknologi untuk mendorong kemajuan, termasuk paten asli untuk NFT, rekayasa token, token data, dan lainnya.

4. Worldcoin (WLD)

Tujuan dari proyek Worldcoin adalah untuk membangun jaringan identitas dan keuangan terbesar di dunia sebagai sebuah utilitas publik, yang memberikan kepemilikan kepada semua orang.

Sistem Worldcoin berkisar pada World ID, sebuah jaringan identitas global yang menjaga privasi. World ID memungkinkan pengguna untuk memverifikasi mereka secara online sambil menjaga privasi mereka.

Untuk terlibat dengan protokol Worldcoin, individu harus terlebih dahulu mengunduh World App, aplikasi dompet pertama yang mendukung pembuatan World ID.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Idham Nur Indrajaya pada 08 May 2024 

Editor: Redaksi

Related Stories