Ekonomi & Pariwisata
3 Penipuan Media Sosial Canggih Ini Harus Anda Hindari
JAKARTA, Balinesia.id - Penipuan sekarang jadi semakin canggih, termasuk penipuan yang terjadi di media sosial.
Para penipu tampaknya juga terus berevolusi dan kini menggunakan taktik yang lebih canggih untuk menjerat korbannya. Sayangnya, media sosial juga memainkan peran penting dalam hal ini.
Oleh karena itu, Anda perlu mengetahui beberapa jenis penipuan media sosial canggih agar Anda tidak terjebak menjadi korban penipuan.
- Simak Apa Itu Nyamuk Wolbachia yang Disebut Jadi Solusi Efektif Tekan Kasus DBD
- Tiket Rombongan Kereta Cepat Kini Bisa Dipesan Via Aplikasi WhatsApp
- Tanda Anda Menghabiskan Lebih Banyak Uang daripada Pendapatan
Jenis Penipuan Media Sosial Canggih dan Populer
Berikut beberapa penipuan yang melibatkan media sosial yang harus Anda waspadai.
1. Penipuan oleh Seseorang yang Mengaku Sebagai Selebgram
Penipu membuat halaman penggemar untuk selebriti populer dan membayar beberapa penyedia layanan underground untuk mendapatkan banyak pengikut, biasanya sebanyak ratusan ribu pengikut palsu. Hal ini dilakukan untuk membangun legitimasi agar korban percaya bahwa akun tersebut asli yang tidak mungkin melakukan penipuan.
Penipu biasanya akan memberikan penawaran kepada calon korban dengan menawarkan kesempatan untuk bertemu dengan selebriti. Korban kemudian diminta untuk membayar biaya kepada agensi palsu yang mengaku sebagai tim manajemen selebriti.
Setelah melakukan pembayaran, korban biasanya akan diblokir atau justru malah dipaksa membayar lebih dengan diminta pembayaran untuk keperluan transportasi dan logistik lainnya. Usai menyadari bahwa dirinya ditipu, korban biasanya akan merasa malu sehingga jarang menceritakan pengalaman mereka. Akibatnya, penipuan ini tetap bisa dilakukan untuk menjerat lebih banyak korban lagi.
2. Penipuan Mata Uang Kripto Melalui Telegram
Penipuan ini adalah skema penambangan mata uang kripto palsu yang dilakukan di suatu grup Telegram. Seperti kebanyakan penipuan lainnya yang dilakukan melalui aplikasi media sosial, penipu memanfaatkan sejumlah besar peserta untuk memalsukan legitimasi.
Grup Telegram ini biasanya diisi dengan akun palsu dan peserta yang sebetulnya tidak ada atau tidak valid. Para penipu itu sendirilah yang mengoperasikan lusinan akun palsu yang mereka gunakan untuk membagikan bukti palsu dan kesaksian tentang keuntungan besar yang konon berhasil mereka hasilkan.
Penipu biasanya akan melakukan beberapa hal seperti memberikan bukti palsu termasuk testimoni, banyak peserta yang tampak tidak aktif, dan pesan di grup sebagian besar dikirim oleh akun yang sama. Setelah korban melakukan pembayaran, biasanya penipu akan mengeluarkannya dari grup atau justru menggunakan cara lainnya untuk memeras lebih banyak uang.
3. Penipuan Kencan di Facebook
Di masa lalu, biasanya penipuan yang melibatkan asmara ini hanya terjadi di aplikasi dan situs kencan. Untungnya, kebanyakan pengguna telah belajar untuk tidak langsung mempercayai orang asing yang mereka temui di situs kencan.
Oleh karena itu, penipu mencoba melakukan taktik lain yaitu menggunakan Facebook sebagai platform untuk melancarkan aksi penipuan. Hal ini karena Facebook dapat memberikan gambaran kehidupan seseorang sehingga mudah bagi calon korban untuk merasa bahwa mereka mengenal si penipu hanya dengan menelusuri profil mereka.
Padahal, tentu saja profil itu buatan dan semuanya palsu. Bahkan, bisa jadi para penipu membeli akun Facebook yang sudah ada sebelumnya lalu mulai menjerat para korban yang potensial.
- Jokowi Promosikan Pancasila dalam Kuliah Umum di Washington DC
- Catat! Ini Rute Transportasi Umum dan Tarif ke GBK untuk Nonton Konser Coldplay
- Sejak Pandemi, Harga Rumah di Indonesia Capai Kenaikan Tertinggi
Itu tadi beberapa jenis penipuan media sosial yang canggih dan populer. Hati-hati dan selalu waspada!