Bank Indonesia
Jumat, 01 Desember 2023 20:25 WIB
Penulis:Rohmat
Denpasar, Balinesia.id - Massifnya penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard atau QRIS mengantarkan Provinsi Bali meraih empat penghargaan sekaligus dari Bank Indoensia pada ajang BI Award 2023.
Empat penghargaan diraih Bali pada perhelatan Pertemuan Tahunan Bank Indonesia PTBI 2023.
Empat penghargaan dari Bank Indonesia diterima Bali masing-masing kategori pemerintah provinsi dengan implementasi QRIS terbaik, Bank BPD Bali untuk kategori Peserta Sistem Pembayaran (SKN BI dan KPDHN) Terbaik di Bank KMBI 1 dan 2 (dua) UMKM Bali BI Award untuk kategori Merchant QRIS Usaha Mikro dan Kecil Terbaik di Wilayah Bali Nusra yaitu Jenar Kopi Kaliasem dan Nasi Temponk Pink.
Pj. Gubernur Provinsi Bali, Irjen Pol. Drs. Sang Made Mahendra Jaya, bersama Direktur Utama BPD Bali, Nyoman Sudharma serta Owner dari Jenar Kopi Kaliasem dan Nasi Tempong Pink, menerima penghargaan didampingi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja di Graha Bhasvara Icchana, Komplek Perkantoran Bank Indonesia Jakarta, Rabu 29 November 2023.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja menyampaikan, pencapaian Provinsi Bali pada ajang BI Award 2023 tersebut tidak lepas dari akselerasi digitalisasi khususnya pada sistem pembayaran yang diadopsi dengan sangat cepat di Bali khususnya pada penggunaan QRIS yang masif.
Menurutnya, dari sisi supply, jumlah merchant yang menyediakan opsi pembayaran QRIS di Bali pada akhir Oktober 2023 tercatat sebanyak 778.397 merchant atau tumbuh 43% (yoy).
"Dari sisi demand, jumlah jumlah pengguna atau user QRIS di Bali tercatat sebanyak 943.680 user atau tumbuh 55% (yoy)," ungkap Erwin Soeriadimadja.
Dikatakan Erwin Soeriadimadja menyampaikan, pesatnya digitalisasi berperan penting ikut mendukung pencapaian pertumbuhan ekonomi Bali sebesar 5,35% (yoy) pada triwulan III 2023.
"Pencapaian BI Award diterima Bali tentunya merupakan dukungan dari seluruh pemerintah daerah, asosiasi, perbankan dan seluruh pelaku ekonomi yang telah bahu membahu bersinergi yang menjadi kunci membangun digitalisasi Provinsi Bali," tegasnya lagi.
Ssaat bersamaan, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali juga melaksanakan PTBI Provinsi Bali 2023 bertempat di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali.
Kegiatan dihadiri Sekretaris Daerah Provinsi Bali diwakili Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Bali, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Wakil Gubernur Bali 2018 – 2023, Bupati Jembrana, Forkopimda, pimpinan instansi/lembaga vertikal, pimpinan perbankan, akademisi, media serta stakeholders Bank Indonesia Provinsi Bali.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Gusti Agung Diah Utari menyampaikan bahwa ekonomi Bali 2023 tumbuh 5,35% (yoy) pada triwulan III 2023, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan nasional yang tercatat 4,94% (yoy).
Sejalan perkembangan jumlah kedatangan wisatawan, khususnya wisman yang mencapai sekitar 5,25 juta orang, pertumbuhan ekonomi Bali tahun 2023 diprakirakan berada pada kisaran 5,0%-5,8% (yoy).
Pada tahun 2024, dengan terus pulihnya pariwisata, berlanjutnya pembangunan proyek strategis, penyelenggaraan event domestik dan internasional serta didukung pembiayaan
produktif dan digitalisasi, pertumbuhan ekonomi Bali di 2024 diperkirakan tetap kuat pada kisaran 5,0% - 5,8%.
Lebih lanjut, pertumbuhan ekonomi Bali yang cukup tinggi, didukung dengan inflasi yang rendah dan terkendali. Pada Oktober 2023 inflasi IHK tercatat sebesar 2,64% (yoy), sesuai sasaran inflasi 3±1%.
Terkendalinya inflasi IHK tidak lepas dari peran dan koordinasi yang solid seluruh pihak yang tergabung dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) melalui kerangka 4K (ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi dan
komunikasi yang efektif).
Melalui berbagai program pengendalian inflasi tersebut, inflasi Bali tahun 2023 diprakirakan terkendali dalam kisaran target 3 ± 1%. Pada tahun 2024, inflasi Bali diharapkan tetap berada pada kisaran 2,5 ± 1 % meskipun terdapat risiko tekanan harga energi dan pangan yang masih tetap tinggi akibat meningkatnya ketegangan geopolitik global. ***
2 bulan yang lalu
2 bulan yang lalu