mobil
Kamis, 13 November 2025 16:58 WIB
Penulis:Redaksi
Editor:Redaksi

JAKARTA - Peta persaingan industri otomotif di Indonesia kini mulai mengalami perubahan besar. Selama bertahun-tahun mobil Jepang mendominasi jalanan, namun kehadiran merek-merek asal China mulai menjadi penantang kuat.
Dengan strategi pemasaran yang agresif, teknologi elektrifikasi yang semakin maju, serta harga yang lebih terjangkau, brand seperti BYD, Wuling, dan Chery perlahan berhasil masuk ke segmen yang sebelumnya dikuasai Toyota, Daihatsu, dan Honda. Hal ini memunculkan pertanyaan: apakah era kejayaan mobil Jepang di Indonesia akan segera bergeser?
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), total penjualan mobil nasional pada Januari–Februari 2025 mencapai 134.227 unit. Toyota masih memimpin dengan 46.479 unit (34,6%), diikuti Daihatsu dengan 21.942 unit (16,3%), serta Honda dengan 16.033 unit (11,9%).
Sementara itu, merek asal China mulai mencatatkan pertumbuhan mencolok, Wuling terjual 2.945 unit, dan Chery menembus 2.570 unit dalam dua bulan pertama tahun ini. Meski secara pangsa pasar baru sekitar 4%, angka ini menunjukkan percepatan signifikan dibanding dua tahun lalu.
Performa makin menanjak di pertengahan tahun. Pada Mei 2025, penjualan merek China naik tajam, Wuling tumbuh 72% year-on-year, sedangkan Chery melonjak 106%. Pangsa pasar merek China kini mencapai sekitar 5,8%, menandai momentum baru di pasar otomotif Tanah Air.
Puncaknya terjadi pada Oktober 2025, merek listrik asal China, BYD, berhasil menembus posisi tiga besar mobil terlaris nasional, menyalip enam merek Jepang sekaligus.
Data OtoDream dan NTVNews.id mencatat, penjualan BYD sepanjang Januari-Oktober 2025 mencapai 30.670 unit, dengan penjualan bulanan Oktober saja mencapai 10.593 unit.
Prestasi ini menempatkan BYD di bawah Toyota (202.376 unit) dan Daihatsu (107.090 unit), namun di atas merek Jepang lain seperti Mitsubishi, Suzuki, dan Honda.
Kenaikan ini dinilai sebagai hasil dari kombinasi harga terjangkau, desain futuristik, dan dorongan kendaraan listrik nasional yang didukung pemerintah Indonesia.
Meski pertumbuhan merek China mencuri perhatian, dominasi Jepang belum tergoyahkan. Hingga akhir Oktober 2025, merek Jepang masih menguasai lebih dari 70% pasar otomotif Indonesia.
Toyota tetap kokoh sebagai pemimpin pasar berkat jaringan dealer luas, reputasi ketahanan produk, serta dukungan purna jual yang kuat. Daihatsu dan Honda juga mempertahankan basis pelanggan setia, terutama di segmen mobil keluarga dan komuter.
Meski tumbuh cepat, merek China masih menghadapi tantangan serius. Infrastruktur pengisian mobil listrik di luar kota masih terbatas, dan persepsi masyarakat terhadap keawetan produk China belum sepenuhnya positif.
Namun tren global tampaknya mendukung kebangkitan mereka. Pemerintah Indonesia menargetkan penggunaan kendaraan listrik 2 juta unit pada tahun 2030, dan merek China berada di garis depan dalam menyediakan model EV yang terjangkau.
Persaingan antara Jepang dan China kini bukan sekadar soal harga, tetapi juga simbol pergeseran teknologi dan gaya hidup. Merek Jepang masih menjadi pilihan mayoritas karena keandalan, sementara merek China menghadirkan inovasi dan efisiensi yang menarik bagi generasi muda.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.id oleh Muhammad Imam Hatami pada 12 Nov 2025