Bali
Kamis, 09 November 2023 17:02 WIB
Penulis:Wisnu Adnyana
Editor:E. Ariana
Denpasar, Balinesia.id – Peluang alih wahana terhadap sastra Jawa Kuna masih berpeluang besar. Sastra Jawa Kuna dapat diadaptasikan ke bentuk sastra modern, pun sebaliknya.
Sastrawan Bali, I Putu Supartika, mengatakan bahwa pada prinsipnya tidak ada gagasan yang benar-benar asli. Gagasan manusia terbentuk dari proyeksi gagasan-gagasan sebelumnya yang diadaptasikan. Hal itu pun berlaku pada proses kreatif penciptaan karya sastra.
“Karya sastra muncul dari adaptasi, semua yang dibuat awalnya berasal dari adaptasi. Namun, adaptasi sastra Jawa Kuna ke sastra Bali modern masih sedikit, sehingga perlu untuk dikembangkan,” katanya dalam Sabawarasa (Bincang Alih Wahana Sastra Jawa Kuna ke Sastra Modern) yang digelar di Ruang Ir. Soekarno, Gedung Poerbatjaraka, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana, Kamis, 9 November 2023.
Sastrawan peraih penghargaan Hadiah Sastra Rancage ini menyarankan penulis, khususnya mereka yang dekat dengan sastra klasik untuk terus menggali kesusastraan klasik. Nilai-nilai kearifan di dalam sastra klasik, termasuk sastra Jawa Kuna itu berpeluang untuk dialih wahanakan ke dalam bentuk-bentuk yang lebih populer, sehingga nilainya dapat terus diwariskan.
Baca Juga:
“Pada dalam kakawin misalnya, ada banyak ide, tapi tidak ada yang menggarap idenya. Orang yang tahu isinya belum tentu mengaplikasikannya ke sastra modern. Beberapa lain yang mengaplikasikannya justru bukan orang penekun sastra tradisional,” ucap dia.
Hal senada dinyatakan Koordinator Program Studi Sastra Jawa Kuna, Prof. Dr. I Nyoman Suarka, M.Hum. Ia mengatakan bahwa pada dasarnya teks adalah mozaik kehidupan yang terus dapat diproduksi maupun diapresiasi. “Penting untuk mengungkapkan kembali sebuah teks Jawa Kuna yang diperlakukan dalam sastra modern. Dari segi teori sastra, kita pahami teks yang baik adalah teks yang diresepsi berbagai kalangan dengan berbagai versi,” katanya.
Baca Juga:
Ia mengatakan, dalam merayakan HUT ke-65 Program Studi (Prodi) Sastra Jawa Kuna, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana (FIB Unud) dan HUT ke-13 Himpunan Mahasiswa Prodi Sastra Jawa Kuna (Himawan) pihaknya membuat gebrakan baru dengan menggelar Pekan Sastra Jawa Kuna, di mana salah satu mata acaranya adalah Sabawarasa (Bincang Alih Wahana Sastra Jawa Kuna ke Sastra Modern).
“Pada tahun 2023, Prodi Sastra Jawa Kuna mengusung tema HUT ‘Sastra Nitya Rupa: Sastra Jawa Kuna Melintasi Ruang dan Masa’. Saat ini kearifan sastra Jawa Kuna tengah mendapat panggung positif pada generasi muda. Apabila diperhatikan, di tengah masa modern seperti sekarang, khalayak kembali menggunakan narasi-narasi dari sastra-sastra klasik, seperti Jawa Kuna,” katanya sembari berharap kegiatan ini bisa memantik naluri para peserta untuk melakukan cipta sastra modern berbasis sastra Jawa Kuna. jpd