Petani
Kamis, 15 Februari 2024 15:21 WIB
Penulis:Justina Nur Landhiani
Editor:Justina Nur Landhiani
JAKARTA - Masyarakat Indonesia tentu sudah tidak asing lagi dengan kudapan yang disebut gorengan. Gorengan adalah suatu makanan yang bahan bakunya diolah dengan cara digoreng menggunakan minyak goreng.
Minyak goreng sendiri adalah bahan pangan yang kerap digunakan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, karena minyak goreng dapat bersifat menghantarkan panas. Minyak goreng umumnya terbuat dari kelapa sawit.
Namun, tentu Anda memahami bahwa masyarakat Indonesia memiliki tingkat ekonomi yang berbeda. Sebagian masyarakat ada yang menggunakan minyak goreng hanya untuk sekali pakai, tapi ada juga yang menggunakannya hingga lebih dari 2 kali pemakaian.
Padahal, menggunakan minyak goreng lebih dari 2 kali pemakaian dapat berpengaruh pada perubahan viskositas dari minyak goreng tersebut. Perubahan viskositas dari minyak goreng yang sudah dipakai 2 kali akan sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh, apalagi untuk tekanan darah dan kolesterol.
Seperti yang dilansir dari laman resmi Kemenkes, penggunaan minyak goreng perlu diawasi apalagi jika minyak tersebut sudah digunakan berulang kali. Hal ini karena minyak jelantah sendiri sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh manusia.
Minyak jelantah menjadi bahaya karena kandungan lemak tidak jenuh serta berbagai vitamin dalam minyak seperti A, D, E dan K semakin sering digunakan minyak berulang kali maka kandungan tersebut akan mengalami penyusutan. Selain itu, minyak jelantah dapat akan menyisakan asam lemak jenuh justru dapat mengakibatkan penyakit berbahaya.
Untuk mengenali bentuk minyak jelantah bisa dilihat dari warnanya yang coklat gelap, kental dan berbau tengik. Minyak yang sering digunakan berkali-kali jadi sarang untuk perkembangbiakan sebagai jenis bakteri. Salah satunya yaitu Clostridium botulinum, bakteri penyebab penyakit dalam tubuh, di mana bakteri tersebut akan makan dari partikel dan remah-remah sisa gorengan yang ada di wajan atau minyak, maka menggoreng dengan minyak bekas pun akan membuat tubuh rentan kena infeksi bakteri.
Selain itu, mengkonsumsi gorengan yang berlebih sangat berpengaruh pada kenaikan kolesterol karena pada suhu yang tinggi digunakan oleh penjual gorengan dan penggunaan minyak berkali-kali akan mengakibatkan ikatan rangkap pada asam lemak tidak jenuh rusak, sehingga tinggal asam lemak jenuh saja.
Penggunaan minyak jelantah juga dapat menyebabkan penumpukan lemak. Tidak hanya itu, asam lemak jenuh yang ada pada minyak goreng yang umumnya terdiri dari asam miristat, asam palmitat, asam laurat dan asam kaprat jika dikonsumsi dalam jumlah berlebih dapat meningkatkan kadar kolesterol karena lemak jenuh tersebut akan mengalami hidrolisis selama proses pencernaan.
Namun, seperti yang dilansir dari laman resmi Kemenkes, berdasarkan informasi dari responden terdapat 85% masyarakat mengatakan tidak mengetahui bahwa mengonsumsi gorengan dalam jangka waktu yang panjang akan mempengaruhi kenaikan kolesterol, dan 25% lainnya hanya mengetahui bahwa mengkonsumsi gorengan dalam jangka yang panjang hanya menyebabkan tenggorokan gatal dan batuk.
Itu tadi penjelasan mengenai bahaya dari konsumsi makanan gorengan.
12 hari yang lalu