Investor
Kamis, 24 Oktober 2024 14:37 WIB
Penulis:Redaksi
Editor:Redaksi
JAKARTA – Gurun Sahara baru-baru ini dikabarkan mengalami banjir bersar. Bahkan, banjir besar yang jarang terjadi tersebut meninggalkan laguna air biru di tengah pohon-pohon palem dan bukit pasir Gurun Sahara. Gurun di Maroko Tenggara merupakan salah satu tempat terkering di dunia dan jarang mengalami hujan di akhir musim panas.
Pemerintah Maroko melaporkan, curah hujan yang terjadi selama dua hari pada bulan September telah melebihi rata-rata tahunan di beberapa daerah yang biasanya memiliki curah hujan kurang dari 250 milimeter (10 inci) per tahun.
Salah satu daerah yang paling parah terdampak adalah Tata. Di Tagounite, sebuah desa yang terletak sekitar 450 kilometer (280 mil) di selatan ibu kota Rabat, tercatat curah hujan lebih dari 100 mm (3,9 inci) dalam waktu 24 jam.
Badai tersebut meninggalkan gambaran menakjubkan berupa air melimpah yang mengalir deras melalui pasir Sahara di tengah kastil dan tumbuhan gurun. “Sudah 30 hingga 50 tahun sejak kita mendapatkan hujan sebanyak ini dalam waktu yang singkat,” kata Houssine Youabeb dari Direktorat Jenderal Meteorologi Maroko.
Hujan seperti itu, yang oleh para ahli meteorologi disebut badai ekstratropis. Pemicunya, menurut badan meteorologi Maroko kepada Associated Press, adalah udara yang kaya akan uap air. Udara ini mendorong proses penguapan dan menghasilkan lebih banyak badai.
Serangkaian citra satelit dari NASA menunjukkan, danau yang terletak antara Kota Zagora dan Kota Tata kini telah terisi air. Sebelumnya, danau tersebut telah mengering selama 50 tahun terakhir. Menurut Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), siklus air di seluruh dunia semakin sering mengalami perubahan.
“Akibat meningkatnya suhu, siklus hidrologi menjadi lebih cepat,” kata Celeste Saulo, Sekretaris Jenderal WMO, dalam sebuah konferensi pers. “Siklus ini juga menjadi lebih tidak menentu dan tidak dapat diprediksi. Kita kemudian menghadapi masalah yang semakin besar, baik terlalu banyak air maupun terlalu sedikit air.”
Terkait dengan Gurun Sahara yang banjir, berikut gurun terkuas di dunia. Yuk, simak!
Dilansir dari howstuffworks, berikut 10 gurun terluas di dunia:
Antartika adalah benua terbesar, sekaligus gurun terbesar di dunia. Gurun yang dingin ini mendominasi Kutub Selatan dengan luas permukaan yang sangat besar, yaitu 5,5 juta mil persegi (14,2 juta kilometer persegi).
Antartika juga merupakan benua yang paling berangin dan merupakan rumah bagi salah satu tempat terkering di Bumi—Lembah Kering McMurdo. Wilayah Lembah Kering McMurdo adalah satu-satunya wilayah yang tercatat di Bumi yang tidak memiliki kehidupan mikroba apa pun.
Wilayah kutub Bumi adalah tempat bagi dua gurun terbesar di dunia. Gurun dingin di Arktik meliputi tundra kutub di Kanada, Greenland, dan Rusia, dan bersama-sama merupakan gurun terbesar kedua di dunia.
Gurun Kutub Arktik yang luasnya 5,4 juta mil persegi (13,9 juta kilometer persegi) hanya beberapa ratus mil persegi lebih kecil dari titik tandingannya di kutub selatan. Gurun ini hanya mendapat sedikit atau tidak ada curah hujan karena suhunya yang sangat dingin dan udaranya yang kering.
Salju memang turun, tetapi jarang mencair. Meski demikian, Gurun Kutub Arktik merupakan rumah bagi banyak spesies burung yang kuat, walrus, dan beruang kutub.
Sahara adalah gurun panas terbesar dan gurun terbesar ketiga di dunia, membentang 3,5 juta mil persegi (9,1 juta kilometer persegi) dari lanskap kering yang disapu angin. Sahara Barat meluas ke Samudra Atlantik, sementara itu juga sepenuhnya mendominasi bagian utara Afrika, membentang ke utara dari Laut Merah ke Mediterania.
Di dekat wilayah pesisir ini, Sahara mungkin menerima curah hujan antara 4 hingga 10 inci (10 hingga 25 sentimeter) per tahun. Namun, lautan pasir di bagian interior yang membentuk sebagian besar wilayah inti gurun ini jarang menerima lebih dari seperempat inci hujan tahunan.
Gurun Sahara terus bertambah luas. Sebuah studi pada tahun 2018 dari National Science Foundation menemukan, gurun tersebut telah bertambah sebesar 10 persen sejak tahun 1920. Para ilmuwan percaya bahwa tanpa pengurangan emisi dan polusi, perluasan ini akan terus terjadi.
Gurun Arab yang tidak boleh disamakan dengan Gurun Suriah atau Gurun Arab Utara, merupakan gurun terbesar keempat di dunia. Dalam kategori gurun subtropis, gurun ini berada di posisi kedua berdasarkan luas wilayah, dengan total area sebesar 1 juta mil persegi (2,6 juta kilometer persegi) yang tersebar di Semenanjung Arab. Gurun ini juga menjadi habitat bagi 102 spesies mamalia endemik dan 310 spesies burung.
Gurun Gobi merupakan gurun terbesar kelima di dunia, dengan luas 500.000 mil persegi (1,3 juta kilometer persegi). Gurun bayangan hujan ini terletak di antara puncak Himalaya yang menjulang dan padang rumput Siberia yang dingin.
Gurun ini sangat dingin, dengan sedikit vegetasi dan curah hujan yang terbatas, kecuali es dan badai salju. Meskipun suhunya tidak sedingin tundra Arktik, angin dingin dari Siberia dapat menurunkan suhu hingga minus 40 derajat Fahrenheit (minus 40 derajat Celsius).
Gurun Patagonia di Amerika Selatan merupakan gurun terbesar keenam di dunia, meliputi area seluas 260.000 mil persegi (673.000 kilometer persegi) di Argentina dan Chili. Dikelilingi oleh Pegunungan Andes yang megah dan Stepa Patagonia, gurun semi-kering ini dihuni oleh berbagai macam flora dan fauna, termasuk Pohon Beech Selatan dan Cemara Patagonia.
Suku Tehuelche telah menjadikan wilayah ini rumah mereka selama ribuan tahun. Mereka adalah keturunan seniman kuno yang menciptakan lukisan gua paleolitik di situs warisan UNESCO yang dikenal sebagai Cueva de las Manos. Menjelajahi gua-gua ini seperti melakukan perjalanan kembali ke masa ketika manusia pertama kali meninggalkan jejak mereka di dunia ini.
Gurun Australia ini mencakup area seluas 250.000 mil persegi (647.497 kilometer persegi) di lanskap terpencil di benua yang paling terpencil di dunia. Wilayah ini sebagian besar terdiri dari padang rumput datar, danau garam, pegunungan kecil, lembah kering, dan dataran tinggi berbatu.
Seperti Gurun Sahara yang memiliki sejarah masyarakat nomaden yang kaya, Gurun Victoria juga merupakan tanah air yang penting secara budaya dan spiritual bagi peradaban Aborigin Pribumi, yang telah tinggal di sana selama ribuan tahun
Gurun semi-kering ini merupakan gurun terluas kedelapan di dunia. Gurun ini meliputi area seluas sekitar 220.000 mil persegi (569.797 kilometer persegi) di wilayah Botswana, Namibia, dan Afrika Selatan saat ini. Bukit pasir merah bergelombang dan sabana yang luas merupakan rumah bagi berbagai hewan liar endemik Afrika Selatan, termasuk singa, cheetah, hyena, jerapah, dan zebra.
Gurun Kalahari juga merupakan rumah bagi beberapa suku asli suku San yang telah tinggal di wilayah ini selama ribuan tahun dan masih meneruskan budaya dan tradisi mereka berupa unit keluarga yang erat dan kehidupan desa pemburu-pengumpul.
Gurun Suriah, juga dikenal sebagai Badiyat ash-Sham, adalah wilayah gersang seluas 190.000 mil persegi (492.000 kilometer persegi) di Timur Tengah, meliputi sebagian wilayah Suriah, Yordania, dan Irak.
Ini adalah lingkungan yang keras dan tidak bersahabat, ditandai dengan hamparan luas pasir, kerikil tandus, pegunungan berbatu, dan dasar sungai kering yang disebut wadi. Gurun Suriah menawarkan iklim ekstrem yang hanya bisa ditempati oleh masyarakat pengembara nomaden yang paling tangguh.
Suku Badui yang terkenal mulai menetap di wilayah ini antara abad pertama dan keempat Masehi, dan banyak dari mereka masih menjalani gaya hidup tradisional. Namun, kelompok-kelompok ini serta tanah air mereka kini menghadapi berbagai ancaman lingkungan, seperti pengeboran minyak, penggembalaan berlebihan, dan peningkatan suhu akibat perubahan iklim.
Great Basin adalah wilayah kering yang luas di Amerika Serikat bagian barat, meliputi 190.000 mil persegi (492.000 kilometer persegi) dari Nevada, Utah, California, Oregon, Idaho dan Wyoming.
Dengan ketinggian yang mencapai lebih dari 9.000 kaki (2.750 meter) di atas permukaan laut, medan yang kasar, serta keterbatasan sumber daya air, Great Basin menjadi salah satu wilayah paling terpencil di negara ini.
Sebagian besar daerahnya menerima curah hujan kurang dari 10 inci (25,4 sentimeter) per tahun. Gurun ini dikenal dengan hamparan sagebrush yang luas, dataran garam, dan dasar danau kering, serta menjadi habitat bagi berbagai spesies tumbuhan dan hewan yang telah beradaptasi dengan kondisi gurun.
Gurun Great Basin menyimpan sisa-sisa tempat tinggal penduduk asli Amerika yang telah ada selama ribuan tahun, serta beberapa tanaman tertua di dunia. Contohnya adalah pohon pinus bristlecone yang terkenal, Pohon Prometheus, yang diperkirakan berusia antara 4.700 hingga 5.000 tahun sebelum ditebang pada tahun 1965.
Itu dia gurun-gurun terluas di dunia.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Distika Safara Setianda pada 16 Oct 2024