balinesia.id

Gubernur Koster Inginkan Sektor Ekonomi Bali Digerakkan Sumber Daya Lokal

Kamis, 25 November 2021 11:59 WIB

Penulis:Rohmat

Editor:Rohmat

Sekda-Bali-Dewa-Made-Indra-ekonomi-bali.jpeg
Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra menghadiri Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2021 dengan tema Bangkit dan Optimis: Sinergi dan Inovasi untuk Pemulihan Ekonomi, bertempat di Hotel Sofitel Nusa Dua, pada Rabu 24 November 2021. (Humas Pemprov Bali)

Badung, Balinesia.id - Gubernur Bali I Wayan Koster menginginkan nantinya sektor ekonomi bisa digerakkan sumber daya lokal dan hasilnya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat lokal.

"Hal ini bukan berarti menutup diri dari produk luar, namun saat ini kita sedang mengutamakan pengembangan produk-produk lokal bali”, tegas Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra menghadiri Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2021 dengan tema Bangkit dan Optimis: Sinergi dan Inovasi untuk Pemulihan Ekonomi, bertempat di Hotel Sofitel Nusa Dua, pada Rabu 24 November 2021.

Dijelaskan, pada tahun 2021 ekonomi Bali masih mengalami kontraksi namun dibandingkan tahun 2020, ekonomi Bali telah mengalami kenaikan, diharapkan pada triwulan ke IV perekonomian Bali akan mengalami pertumbuhan positif.

Guna mendorong perekonomian Bali tumbuh kearah positif maka Pemerintah Provinsi Bali, dibawah kepemimpinan Gubernur Bali Wayan Koster melakukan sejumlah strategi kebijakan sebagi upaya membangkitkan ekonomi Bali.

Sekda Dewa Indra menjelaskan, strategi pertama yaitu menjaga pergerakan ekonomi posotif yang tumbuh di tahun 2021 ini, dengan cara mengendalikan kenaikan kasus Covid-19 di Provinsi Bali dengan menggencarkan vaksinasi, penerapan protokol kesehatan serta himbauan lainnya.

Dalam menjaga pengendalian Covid-19 tentu tidak bisa dilakukan pemerintah semata, melainkan diperlukan keterlibatan dan kesadaran masyarakat dalam menjaga kondisi yang kondusif seperti ini.

"Mengingat tahun 2022 akan banyak even internasional digelar di Bali salah satunya G-20 jadi kita harus menjaga kepercayaan dunia internasional kepada Bali”, tutur Sekda Dewa Indra.

Dewa Indra menerangkan, Gubernur Bali berkomitmen untuk membuat generator-generator pergerakan ekonomi Bali lain selain pariwisata, disadari bahwa sektor pariwisata sangat rentan terhadap dinamika bencana alam, dinamika keamanan maupun lainnya.

Untuk itu, kedepan ekonomi Bali diharapkan tidak hanya bertumpu pada sektor pariwisata melainkan sektor lainnya seperti, UMKM dan Koperasi.

Guna mewujudkan hal tersebut, maka saat ini Gubernur Bali sedang membangun beberapa insfrastruktur penunjang ekonomi seperti pembangunan segituga emas nusa penida, shortcut, pusat kebudayaan serta beberapa program strategis lainnya.

Pihaknya menekankan agar seluruh sektor berperan aktif dalam membantu membangkitkan ekonomi Bali, terutama sektor perbankan yang diharapkan dapat menyalurkan KUR untuk masyarakat. Sehingga ekonomi kerakyatan di Bali dapat bergerak kearah yang positif.

Kepala Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho mengatakan bahwa dengan memperhatikan hasil-hasil survei, indikator-indikator, memperhatikan kondisi sistem keuangan, stabilitas harga serta keuangan pemerintah, Bank Indonesia melakukan perhitungansecara teliti mengenai kinerja perekonomian tahun 2021 dan 2022.

"Selain itu kami juga mempertimbangkan faktor pendorong dan faktor penahan pertumbuhan ekonomi," sambung Trisno Nugorho.

Faktor pendorong adalah Pemulihan kegiatan masyarakat (seiring gencarnya vaksinasi), Pemulihan pariwisata domestik, Potensi dari penyelenggaraan event-event internasional (KTT G20 2021 – 2022), Kelanjutan proyek investasi dan infrastruktur. 
Sedangkan faktor penahan adalah Pemulihan kunjungan wisman yang masih sangat terbatas, Tertahannya pendapatan pemerintah daerah, Perilaku Wait and See Pelaku Usaha.

Berdasarkan seluruh indikator tersebut maka pertumbuhan ekonomi Bali pada tahun 2021 diperkirakan berkisar pada -2,6% sampai dengan -1,8%. Sementara itu untuk tahun 2022, beberapa indikator diperkirakan semakin membaik sehingga pertumbuhan ekonomi akan berkisar pada 5,4% s.d. 6,2%. Proyeksi Bali tersebut lebih tinggi dibandingkan Nasional 2022 yang diprakirakan tumbuh 4,6% - 5,4%. (roh)