Bali
Senin, 25 Oktober 2021 14:46 WIB
Penulis:E. Ariana
Editor:E. Ariana
Badung, Balinesia.id — Digitalisasi menjadi keniscayaan bagi perkembangan dunia ke depan, termasuk di bidang transportasi. Melihat peluang itu, TREVO hadir memberi sejumlah kemudahan dengan basis layanan transportasi digital.
“TREVO hadir untuk mengakomodir kebutuhan sewa kendaraan warga lokal, wisatawan lokal, maupun wisatawan domestik hanya dengan gawai pintar. Kehadiran kami di Bali sebagai salah satu bentuk upaya mendigitalisasi industri transportasi yang saat ini sudah mutlak harus diadopsi oleh siapapun,” kata General Manager TREVO, Brandon Curson dalam diskusi di Canggu, Badung, Senin (25/10/2021).
Dikatakannya, TREVO memberi ruang bagi pemilik kendaraan pribadi di Bali untuk bekerja sama dan memberi akses transportasi untuk semua. Saat ini TREVO telah menjalin kerjasama dengan puluhan pemilik kendaraan di Bali. Melalui layanan aplikasi yang disajikan, mereka memberi sejumlah fitur dan keuntungan bagi pemilik kendaraan maupun konsumen. Konsumen akan memiliki peluang untuk memilih kendaraan dari pemilik atau host sesuai dengan jangka waktu yang dibutuhkan, misalnya sehari, seminggu maupun beberapa jam saja.
Sementara itu, pemilik kendaraan juga akan disajikan fitur keamanan berupa asuransi perlindungan diberikan agar aset kendaraan tetap terjaga. "Dengan cara seperti ini, diyakini pemilik kendaraan dan wisatawan pengguna akan lebih cepat terhubung dan mudah. Proses pembayarannya juga dapat dilakukan secara non-tunai, sehingga mengurangi interaksi kontak fisik dan mendukung program transaksi secara cashless," jelasnya.
TREVO tidak saja menyajikan satu jenis sarana transportasi. Dalam satu aplikasi, konsumen bisa mengakses sarana transportasi mulai dari mobil sport mewah, mobil keluarga, city car, hingga pesawat pribadi, serta sepeda motor.
Bali sebagai destinasi wisata dunia tidak hanya dikunjungi oleh wisatawan asing, tetapi juga wisatawan lokal. Hal tersebut menjadi peluang penetrasi yang lebih luas, terlebih karakteristik wisatawan asing dari Korea, Australia, maupun China yang cenderung menyewa kendaraan kelas mewah. "Belum lagi, karakteristik wisatawan yang datang ke Bali memiliki length of stay yang panjang sehingga durasi pemakaian aplikasi bisa dilakukan dua hari sampai dua minggu. Berbeda dengan durasi penyewaan di kota lain, yang mungkin hanya dilakukan dua sampai tiga hari," katanya.
Ketua Bali Tourism Board, Ida Bagus Agung Partha Adnyana, menilai keberadaan TREVO nantinya akan membuka peluang pasar lebih luas. Kelebihan-kelebihan yang ditawarkan pun diharapkan dapat menyokong denyut hidup pariwisata Bali.
"Trevo memberi solusi bagi freelance kita yang jumlahnya 40 ribu, yang kenyataannya selama pandemi kendaraannya sudah banyak ditarik. Tantangan ke depan saya kira pada izin, oleh karena itu TREVO kami haraokan bisa sinergi dengan para freelance," kata dia.
Baca Juga: https://balinesia.id/read/bi-dorong-program-onboarding-umkm-tingkatkan-kapasitas-menuju-era-digital
Perubahan Laku Masyarakat
Deputi Direktur Kantor Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bali, Agus Sistyo Widjajati mengatakan berdasarkan data pihaknya, selama pandemi Covid-19 memang ada perubahan laku masyarakat. Masyarakat Bali kini dinyatakan lebih senang menggunakan transaksi digital, khususnya untuk logistik.
"Kita lihat digitalisasi adalah life style yang harus jadi pilihan. Ke depan bagaimana kemudian ini bisa dimanfaatkan oleh masyarakat," kata dia.
Lebih jauh terkait dengan transportasi digital, ia menilai memiliki peluang besar. Bali miliki dua tipe konsumen dalam transportasi. Pertama adalah lalu lintas orang sebagai wisatawan, kedua adalah sebagai masyarakat.
"Selama ini wisatawan ke Bali sulit, harus tawar-menawar, sementara digital masih satu per satu bagian, belum ada integrasi dari semua pengelolaan moda transportasi. Oleh karena itu perlu dilakukan integrasi di samping pengelolaan datanya," kata dia
Hal senada dinyatakan Wakil Ketua Organda Bali, Nyoman Arthaya Sena. Menurutnya digitalisasi memang sebuah keniscayaan. Dalam ranah transportasi, pihaknya menilai digitalisasi yang dimaksud adalah sistem informasi teknologinya, sedangkan moda transportasi cenderung sama. "Yang berubah adalah sistem informasi pemasaran dan pengenalannya. Perubahan konsumen mendapatkan angkutan, perubahan teknologi pemasaran," kata dia.
Ke depan, pihaknya menilai tantangan mendasarnya adalah mensinkronkan antara angkutan dengan teknologi informasi yang mumpuni. "Organda sangat welcome, terbuka dengan teknologi baru yang membuat bisnis kami ke depan semakin berkembang," kata dia. jpd
2 tahun yang lalu
2 tahun yang lalu