Ekonomi & Pariwisata
BI Dorong Program Onboarding UMKM Tingkatkan Kapasitas Menuju Era Digital
Denpasar, Balinesia.id - Program onboarding UMKM dilakukan sebagai upaya peningkatan kapasitas UMKM menuju era digital.
Bank Indonesia turut melakukan pengembangan UMKM untuk mendukung pencapaian tugas Bank Indonesia.
"Pandemi covid-19 menimbulkan urgensi untuk pengembangan UMKM 4.0," ungkap Trisno saat penyerahan bantuan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) penanganan Covid-19 berupa paket sembako dan edukasi Cinta, Bangga, Paham (CBP) Rupiah kepada pelaku UMKM, kelompok UMKM, Mitra UMKM, dan desa binaan Bank Indonesia di Denpasar, Jumat 22 Oktober 2021.
Total bantuan yang diserahkan sebanyak 1.576 paket sembako kepada 38 UMKM.
Pengembangan dilakukan mulai identifikasi UMKM potensial, peningkatan kapasitas UMKM melalui edukasi online, pelaksanaan onboarding UMKM melalui platform e-commerce/media sosial yang tepat dan penggunaan QRIS.
"Hingga akhirnya melakukan penjualan dengan menghubungkan e-commerce dan digital payment,"sambungnya.
Harapannya lanjut Trisno, produk lokal Bali dapat menjadi tuan rumah di wilayah Bali.
Pelaku UMKM diharapkan bisa memanfaatkan peluang emas untuk lebih mengenalkan produk-produk unggulannya pada berbagai kegiatan internasional yang akan dihelat di Bali.
Trisno melanjutkan, seiring pembukaan penerbangan internasional dan pelaksanaan beragam acara internasional menjelang G20 yang akan berlangsung pada 2022 hal itu menjadi peluang emas khususnya bagi UMKM di Bali.
"Seluruh pelaku UMKM binaan agar terus meningkatkan kapasitas dan kualitas produk yang dipasarkan sehingga dapat menangkap peluang emas ini," Trisno menegaskan.
Pada bagian lain, Trisno mengungkap untuk pengendalian inflasi, Bank Indonesia mengembangkan klaster ketahanan pangan.
Terhadap perbaikan CAD/ekspor, Bank Indonesia mengembangkan klaster produk unggulan ekspor dan klaster pendukung pariwisata.
Selain itu, Bank Indonesia mengembangkan klaster produk unggulan daerah sebagai bagian dari local economic development.
bahwa salah satu tugas utama Bank Indonesia adalah merencanakan, mencetak, mengeluarkan, mengedarkan, mencabut, dan menarik, serta memusnahkan uang Rupiah.
"Tujuannya untuk memastikan bahwa uang yang beredar di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dalam kondisi layak edar dengan jumlah yang cukup sesuai dengan kebutuhan," ungkapnya.
Sejalan dengan mandat UU No. 7 tahun 2011 tentang Mata Uang, Rupiah merupakan simbol kedaulatan negara sehingga semua transaksi di wilayah NKRI wajib menggunakan Rupiah.
Untuk itu, edukasi CBP Rupiah sangat penting dilakukan kepada seluruh elemen masyarakat, terutama di daerah wisata yang sering dikunjungi oleh wisatawan mancanegara, seperti Bali.
Cinta Rupiah merupakan perwujudan dari kemampuan masyarakat untuk mengenal karakteristik dan desain Rupiah, memperlakukan Rupiah secara tepat, dan menjaga dirinya dari kejahatan uang palsu.
Bangga Rupiah merupakan perwujudan dari kemampuan masyarakat memahami Rupiah sebagai alat pembayaran yang sah, simbul kedaulatan NKRI, dan alat pemersatu bangsa.
"Paham rupiah merupakan perwujudan kemampuan masyarakat memahami peran Rupiah dalam peredaran uang, stabilitas ekonomi, dan fungsinya sebagai alat penyimpan nilai," tutupnya. (roh).***