Kesehatan
Jumat, 30 Agustus 2024 16:47 WIB
Penulis:Redaksi
Editor:Redaksi
JAKARTA – Literasi Keuangan adalah suatu keterampilan, pengetahuan, dan keyakinan yang dapat mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang dalam membuat keputusan keuangan dan mengelola keuangan dengan lebih baik. Literasi keuangan yang baik sangat bermanfaat untuk mencapai kesejahteraan finansial.
Berdasarkan survei, sekitar 85% dari Generasi Z tidak memiliki tabungan. Generasi yang lahir antara tahun 1997 dan 2012 ini dikenal memiliki tingkat literasi keuangan yang rendah. Mereka tidak terbiasa mengelola keuangan dengan baik dan cenderung menghabiskan uang untuk hal-hal yang tidak termasuk kebutuhan utama.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan literasi dan inklusi keuangan di kalangan Generasi Z (Gen Z) adalah yang terendah secara nasional.
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Frederica Widyasari Dewi menyebutkan, kelompok usia 15-17 tahun menunjukkan tingkat literasi dan inklusi keuangan yang paling rendah.
Menurut survei BPS, indeks literasi keuangan untuk kelompok usia 15-17 tahun secara komposit hanya mencapai 51,70%, dengan 51,50% untuk literasi konvensional dan 25,54% untuk literasi syariah. Sedangkan, indeks inklusi komposit adalah 57,96%, 57,16% untuk konvensional, dan hanya 6,61% untuk syariah.
Berikut tips mengelola keuangan untuk Gen Z:
Generasi Z identik dengan serba digital. Namun, meski mereka mendominasi penggunaan teknologi, hal ini belum tentu menjamin tingkat literasi keuangan yang tinggi. Sebagian besar layanan keuangan saat ini sudah tersedia dalam bentuk digital melalui lembaga keuangan. Media sosial sering kali menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan Gen Z.
Gunakan platform digital sebagai alat pembelajaran literasi keuangan. Belajarlah tentang dasar-dasar keuangan seperti manajemen keuangan, investasi, asuransi, penggunaan perbankan online, e-wallet, atau investasi online yang terpercaya.
Banyak sumber informasi yang dapat diakses, termasuk buku, artikel, situs web, dan video. Meskipun media sosial seringkali dapat mendorong perilaku konsumtif dan boros, memanfaatkan teknologi untuk mengasah keterampilan keuangan bisa menjadi langkah menuju kedewasaan finansial.
Di era digital yang terus berkembang, Gen Z memiliki kesempatan besar untuk mengelola keuangan mereka dengan lebih baik. Memanfaatkan kursus online untuk mengembangkan keterampilan baru, seperti coding, desain, atau menjadi asisten virtual, adalah langkah penting.
Dengan menggunakan peluang tambahan pendapatan melalui platform daring, seperti menjadi pembuat konten, penulis lepas, atau ikut serta dalam proyek-proyek online, kalian bisa meningkatkan pendapatan.
Melalui pembelajaran daring, Gen Z dapat menjelajahi berbagai pekerjaan freelance yang sesuai dengan keterampilan baru yang diperoleh. Selain itu, melakukan pekerjaan freelance yang melayani klien internasional bisa menawarkan bayaran yang lebih tinggi dalam mata uang dolar.
Dengan kreativitas dan ketekunan, Gen Z dapat mencapai keberhasilan finansial bahkan menjadikan pekerjaan freelance sebagai pekerjaan utama jika lebih menjanjikan secara finansial, dalam proses yang dikenal sebagai career switch.
Penerapan gaya hidup hemat atau frugal living, sangat cocok untuk Gen Z yang masih berada di awal karir dengan pendapatan yang mungkin hanya mencukupi kebutuhan dasar. Gaya hidup ini memberikan kesempatan untuk membangun fondasi finansial yang kuat, menghadapi ketidakpastian ekonomi dengan lebih baik, dan meraih masa depan yang lebih stabil secara finansial.
Frugal living tidak hanya fokus pada pengurangan pengeluaran, tapi juga mengajarkan nilai-nilai keuangan yang berkelanjutan. Ini membantu dalam membangun kebiasaan menabung, mengelola utang dengan bijak, dan berinvestasi untuk masa depan.
Meski mungkin sulit bagi Gen Z untuk menghindari tren terbaru atau mengatasi godaan seperti mengunjungi berbagai coffee shop, menerapkan gaya hidup hemat bisa sangat bermanfaat untuk manajemen keuangan yang sehat.
Tapi ingat, bukan berarti kalian harus pelit dengan diri sendiri. Hemat mati-matian setiap hari dengan membeli dan makan makanan instan yang murah tapi tidak bergizi sangat tidak disarankan. Bukannya tambah kaya, kalian mungkin malah berisiko jatuh sakit dan harus mengeluarkan biaya tinggi untuk perawatan medis dan obat-obatan.
Investasi merupakan cara yang baik untuk mengembangkan kekayaan dalam jangka panjang. Meskipun tampak rumit, banyak dari Gen Z yang aktif mencari informasi mengenai berbagai jenis instrumen investasi yang ada.
Di dunia yang terus berubah, Gen Z bisa memanfaatkan teknologi untuk mempelajari saham, obligasi, reksa dana, dan bahkan cryptocurrency. Dengan memahami risiko dan potensi keuntungan dari masing-masing instrumen investasi, mereka dapat membuat keputusan yang lebih bijaksana dalam mengalokasikan dana mereka untuk investasi jangka panjang.
Kapan sebaiknya Gen Z memulai investasi? Sebaiknya lakukan sekarang juga, bahkan lebih baik jika memulai sejak kemarin. Jangan menunda investasi hingga Anda berusia tua, karena memulai lebih awal jauh lebih menguntungkan. Rawatlah diri sendiri dan keluarga dengan memulai investasi lebih awal sebelum terlambat.
Seiring berjalannya waktu, wajar jika kita mengharapkan kenaikan pendapatan setelah bekerja dalam waktu yang lama. Meski sudah menerapkan gaya hidup hemat, kenaikan pendapatan bisa membuka peluang untuk meningkatkan kenyamanan hidup.
Namun, penting untuk tidak terbawa suasana dan tetap membatasi peningkatan pengeluaran. Fokuslah pada pengelolaan keuangan yang bijak, seperti menjaga gaya hidup sederhana, menentukan prioritas keuangan, dan mengalokasikan dana dengan hati-hati. Hal ini akan membantu mencapai tujuan finansial tanpa terjebak dalam utang atau konsumsi yang berlebihan.
Jika penghasilan kalian mencukupi, saatnya menggunakan uang tabungan untuk membeli aset yang nilai jualnya berpotensi lebih tinggi daripada saat dibeli. Contohnya, investasi dalam tanah atau properti seperti rumah, terutama di daerah perkotaan di mana nilai tanah dan properti cenderung meningkat setiap tahun.
Selain itu, Anda juga bisa mempertimbangkan membeli emas batangan yang dapat dijual ketika harganya meningkat di masa depan.
Itu dia cara mengelola keuangan dengan cerdas untuk Gen Z. Dengan perencanaan yang baik, mereka dapat mengontrol pengeluaran dan memastikan setiap nominal digunakan.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Distika Safara Setianda pada 24 Aug 2024