UMKM
Rabu, 24 April 2024 11:19 WIB
Penulis:Justina Nur Landhiani
JAKARTA - Warga Indonesia tentu sudah tidak asing lagi dengan makanan jeroan yang sering dikonsumsi sebagai lauk. Jeroan yang biasa dikonsumsi seperti babat, otak, paru-paru, dan hati ampela.
Jeroan sebetulnya memiliki kandungan gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Namun, meski gurih dan lezat, makanan tersebut seharusnya tidak dikonsumsi terlalu banyak atau terlalu sering karena tingginya kandungan kolesterol, lemak, purin, dan zat berbahaya lainnya.
Jika dikonsumsi secara wajar, jeroan dapat memberikan berbagai manfaat untuk kesehatan tubuh. Hal ini karena jeroan memiliki kandungan seperti vitamin B kompleks, vitamin A, vitamin B12, dan asam folat.
Selain itu, jeroan juga mengandung mineral seperti zat besi, kalsium, kalium, magnesium, fosfor, dan seng. Kandungan vitamin B12 pada jeroan bahkan mampu mengurangi potensi gangguan sistem kerja sel-sel saraf sehingga mampu mengoptimalkan kinerja sel saraf, termasuk menurunkan risiko terjadinya gangguan memori pada otak.
Jika Anda mengonsumsi jeroan terlalu banyak atau terlalu sering, dikhawatirkan dapat menimbulkan risiko kesehatan, karena jeroan memiliki bahaya sebagai berikut.
Para ahli meyakini bahwa jeroan mengandung berbagai racun. Seperti yang dilansir dari laman resmi Kemenkes, hati atau liver dan ginjal hewan penuh dengan racun yang telah disaring dari darah.
Beberapa kandungan racun yang terdapat di dalam jeroan yaitu merkuri, timah, arsenik, kromium, kadmium, selenium, dan sebagainya.
Organ hewan juga terdapat berbagai parasit yang masuk melalui makanan ketika hewan itu masih hidup. Kita tentu tidak tahu bagaimana kebiasaan makan dari hewan tersebut dan apakah seekor hewan bisa benar-benar bebas dari parasit. Oleh karena itu, mengonsumsi jeroan justru akan meningkatkan risiko terkena infeksi yang disebabkan oleh parasit di dalamnya.
Jeroan memiliki kadar lemak dan kolesterol tinggi. Padahal, rekomendasi asupan lemak dari WHO yaitu tidak lebih dari 30 persen dari asupan total energi per hari.
Jeroan yang memiliki kadar kolesterol tinggi menyumbang peningkatan kadar kolesterol dalam darah. Selain itu, jeroan juga memiliki kadar lemak jenuh yang tinggi.
Kedua hal tersebut akan menempel dan memicu penyumbatan pada pembuluh darah koroner di jantung kemudian memicu penyakit jantung koroner.
Jeroan tinggi kadar purin. Hal itu akan menyebabkan asam urat. Purin akan dimetabolisme oleh tubuh menjadi asam urat, lalu asam urat akan dikeluarkan oleh ginjal melalui urine.
Namun, jika kadar asam urat dalam darah terlalu tinggi, maka ginjal tidak mampu mengeluarkannya semua, sehingga kelebihan asam urat dalam darah akan menumpuk pada jaringan tubuh seperti sendi dan menyebabkan nyeri yang hebat.
Itu tadi beberapa bahaya mengonsumsi jeroan jika terlalu banyak atau terlalu sering. Hati-hati!