Investor
Jumat, 20 September 2024 13:23 WIB
Penulis:Redaksi
Editor:Redaksi
JAKARTA – Baru-baru ini terjadi kemacetan parah yang melanda ruas jalan Puncak, Kabupaten Bogor, selama libur panjang Maulid Nabi Muhammad SAW, Minggu, 15 September 2024. Hal tersebut menyebabkan kendaraan terjebak dan tidak bergerak selama sembilan jam. Kepolisian menyatakan, kemacetan tersebut tidak hanya disebabkan oleh kepadatan kendaraan di kawasan Puncak.
Kepala Satlantas Polres Bogor Ajun Komisaris Polisi Rizky Guntama menjelaskan, kemacetan terjadi selama libur panjang Maulid Nabi Muhammad SAW, yang menyebabkan lalu lintas di Jalur Puncak sempat tersendat. Ia mengungkapkan, volume kendaraan yang menuju Jakarta dari arah Puncak, serta sebaliknya, sangat padat pada malam Minggu.
Rizky menyatakan, banyak pengendara motor yang terpaksa menggunakan jalur berlawanan arah selama kemacetan. Akibatnya, beberapa dari mereka tidak bisa kembali ke jalur yang benar saat bertemu kendaraan dari arah berlawanan.
“Ketika mereka bertemu ruang kosong, mereka melambung dan melawan arah sehingga membuat arus lalu lintas terkunci,” ujar Rizky.
Pada Ahad siang, 15 September 2024, lalu lintas di jalur Puncak, Bogor, Jawa Barat, terlihat padat. Menurut data dari Satuan Lalu Lintas Polres Bogor, sekitar 114 ribu kendaraan melintasi jalur tersebut selama libur panjang akhir pekan, dengan sebagian besar arus lalu lintas didominasi oleh kendaraan roda dua.
“Jumlah itu terhitung sejak pukul 00.00 WIB hingga pukul 23.00 WIB, Minggu, 15 September 2024,” katanya.
Dilansir dari Forbes, berikut kemacetan terparah di dunia:
Bayangkan terjebak kemacetan lalu lintas sepanjang 62 mil yang berlangsung selama 12 hari yang luar biasa. Itulah yang terjadi pada orang-orang yang mencoba melintasi jalan tol Beijing-Tibet pada bulan Agustus 2010.
Kendaraan yang terperangkap dalam kemacetan di jalan tol Beijing-Tibet hanya dapat bergerak dengan kecepatan 2 mil (3,2 kilometer) per hari. Bukan disebabkan oleh penutupan atau bencana alam, kemacetan ini disebabkan oleh truk-truk yang mengangkut perlengkapan konstruksi, yang menghalangi pintu keluar. Akibatnya, kemacetan memanjang hingga sejauh 62 mil atau sekitar 99,7 kilometer.
Kemacetan selama tiga hari pada 15-18 Agustus 1969 ini menjadi momen bersejarah karena melampaui sekadar masalah lalu lintas. Dengan lebih dari 500.000 orang yang datang ke pertanian milik Max Yasgur untuk Woodstock Music & Arts Festival, New York Thruway mengalami kemacetan parah sepanjang lebih dari 20 mil.
Banyak pengendara akhirnya meninggalkan mobil mereka dan berjalan kaki untuk merasakan “tiga hari kedamaian dan musik” (serta hujan, lumpur, dan jumlah penonton yang jauh melebihi perkiraan). Para penampil terpaksa diterbangkan dengan helikopter ke dan dari lokasi untuk menghindari kemacetan yang parah.
Pada 1 Februari 2011, Chicago mengalami hampir 20,2 inci salju dalam sebuah badai salju akhir musim dingin yang paling parah terjadi selama jam sibuk malam. Pengendara yang paling tidak beruntung adalah mereka yang berada di Lake Shore Drive, yang menuju utara dari pusat kota Chicago.
Serangkaian kecelakaan yang disebabkan oleh cuaca memperlambat, kemudian menghentikan lalu lintas, dan membuat pengemudi terjebak selama lebih dari 12 jam dalam salju yang menumpuk hingga hampir setinggi kaca depan mobil.
Sekitar 18 juta mobil terjebak dalam macet di kawasan perbatasan antara Jerman Timur dan Barat yang membentang sejauh 30 mil (48 kilometer). Biasanya, jalan tersebut hanya dilalui sekitar 500.000 kendaraan per hari. Kemacetan ini disebabkan oleh berbagai faktor, tetapi banyak yang percaya bahwa peristiwa runtuhnya Tembok Berlin pada 9 November 1989 memainkan peran besar.
Proses penyatuan Jerman Timur dan Barat, bersama dengan libur Paskah, mendorong banyak warga untuk melakukan perjalanan guna mengunjungi keluarga di bagian negara yang sebelumnya sulit dijangkau.
Ketika Badai Rita mendekati Houston, penduduk diperintahkan untuk evakuasi pada 21 September 2005. Sekitar 2,5 juta orang memadati jalur evakuasi, menyebabkan kemacetan besar sepanjang 100 mil di Interstate 45.
Kemacetan ini dilaporkan berlangsung hingga 48 jam, membuat pengemudi terjebak selama 24 jam sepanjang rute 300 mil dari Galveston ke Dallas. Meskipun kemacetan ini sangat parah, evakuasi massal kemungkinan telah menyelamatkan banyak nyawa.
Peristiwa ini terjadi pada 16 Februari 1980, dari dari Lyon ke Paris. Kemacetan ini disebabkan oleh cuaca buruk yang terjadi secara mendadak. Banyak warga yang sebelumnya berencana berlibur ski di Lyon berbondong-bondong pulang ke Paris.
Jumlah kendaraan yang melonjak menyebabkan kemacetan sepanjang 109 mil (sekitar 175 kilometer). Saking parahnya, kemacetan ini tercatat dalam Guinness World Records sebagai salah satu yang terparah dan terpanjang di dunia.
Pada 30 November 2012, sebuah badai salju menutup Highway M-10 yang menghubungkan St. Petersburg ke Moskow, menyebabkan lalu lintas terhenti hingga tiga hari. Pemerintah dilaporkan mendirikan tenda di sepanjang rute untuk menyediakan kebutuhan dasar dan konseling psikologis (tanpa vodka) bagi pengemudi yang terjebak dalam kemacetan tersebut.
Setelah serangan mengerikan pada World Trade Center pada 11 September, Kota New York hampir sepenuhnya terkunci. Jembatan dan terowongan ditutup untuk semua kendaraan kecuali kendaraan darurat, transportasi umum dihentikan, dan lalu lintas di seluruh kota terhenti. Selain itu, lalu lintas udara nasional juga dihentikan, menyebabkan ribuan pelancong terjebak di berbagai tempat di Amerika Serikat.
Pada 22 September 2005, Badai Rita mendekati Kota Houston. Badai itu membuat penduduk berbondong-bondong mengevakuasi diri. Akibatnya, sekitar 2,5 juta orang yang panik menciptakan kemacetan sepanjang 100 mil (sekitar 160 kilometer), menurut The New York Times. Kemacetan ini bertahan selama 48 jam, menyebabkan banyak pengemudi kehabisan bahan bakar.
Sao Paulo dikenal mengalami kemacetan parah bahkan pada hari-hari biasa, dan pada 10 Juni 2009, kota ini mencatat lebih dari 182 mil kemacetan sepanjang 522 mil jalan. Majalah Time melaporkan bahwa rata-rata pengemudi di kota besar di Amerika Selatan ini menghabiskan hingga empat jam setiap hari hanya untuk terjebak dalam kemacetan.
Terjadi saat 12 Agustus 1990, Pada saat itu, lebih dari 15.000 mobil terjebak dalam kemacetan lalu lintas selama liburan musim panas. Umumnya, orang Jepang memang berlibur pada 10-19 Agustus untuk memperingati O-bon, atau Festival Orang Mati, di mana keluarga berkumpul untuk menghormati leluhur mereka.
Namun, pada waktu yang sama, topan Winona melanda daerah tersebut, menyebabkan kemacetan yang membentang sepanjang 84 mil (sekitar 135 kilometer). Akhirnya, kemacetan tersebut menjadi semacam ‘festival kematian’ bagi para pengendara.
Pada arus mudik Lebaran Idul Fitri 2016, pemerintah Indonesia meresmikan tol baru, yaitu Tol Pejagan-Brebes, yang berakhir di Gerbang Tol Brebes Timur, Jawa Tengah. Sebenarnya, tol ini merupakan bagian dari Tol Pejagan-Pemalang, namun pada saat itu operasionalnya baru mencapai Brebes.
Pembukaan tol baru ini disambut antusias oleh masyarakat, terutama karena bersamaan dengan arus mudik. Namun, sayangnya, peristiwa ini menjadi pengalaman yang sangat mengecewakan, dikenal sebagai Brexit atau Brebes Exit. Istilah Brexit sendiri merujuk pada keinginan Inggris untuk keluar dari Uni Eropa, singkatan dari British Exit.
Fenomena Brexit, yang mirip dengan tragedi mudik terburuk di Indonesia, menyebabkan banyak orang menggunakan istilah tersebut untuk menggambarkan peristiwa tersebut.
Pada puncak arus mudik dari 3-5 Juli 2016, jutaan orang dari Jabodetabek berbondong-bondong menuju Jawa Tengah dan Jawa Timur. Karena infrastruktur di Gerbang Tol Brebes Timur belum siap, terjadi kemacetan parah yang berlangsung selama tiga hari. Gerbang tol yang terbatas dan volume kendaraan yang sangat tinggi menyebabkan penumpukan.
Selain itu, ada persimpangan setelah gerbang tol yang menggabungkan arus kendaraan dari arah Cirebon melalui Pantura, yang memperburuk kemacetan. Jalan tidak mampu menampung volume kendaraan. Kemacetan di jalur Pantura mencapai panjang lebih dari 20 km, sementara kemacetan di jalan tol membentang sepanjang 25 km, dari Gerbang Tol Brebes Timur hingga kawasan Kanci, Cirebon.
Kejadian ini menyebabkan 17 orang meninggal dunia dan puluhan lainnya dirawat di rumah sakit akibat berbagai penyebab, termasuk serangan jantung, keracunan karbon dioksida, dan kelelahan. Kemacetan akhirnya terurai setelah dua hari dua malam berkat penerapan sistem satu arah di Pantura oleh petugas kepolisian.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Distika Safara Setianda pada 18 Sep 2024