Ternyata Ini Alasan Industri Judi Menargetkan Orang Miskin dan Mantan Penjudi

Ternyata Ini Alasan Industri Judi Menargetkan Orang Miskin dan Mantan Penjudi (Freepik.com)

JAKARTA- Isu mengenai perjudian termasuk judi online di Indonesia tampaknya belum usai. Masih banyak masalah yang muncul akibat judi atau judol, seperti mengakibatkan pencurian motor, pembobolan rumah, dan sebagainya.

Bahkan baru-baru ini ramai upaya Dinsos agar uang hasil bansos tidak digunakan oleh warga untuk bermain judol atau judi online.

Melihat berbagai problem tersebut, mungkin Anda yang tidak terkena judi atau judol terheran-heran, mengapa masih banyak orang yang terjerat judi atau judol dan tidak kunjung sadar meski korbannya sudah banyak berjatuhan.

Perlu Anda ketahui, bahwa seperti yang dilansir dari laporan The Guardian, industri perjudian menggunakan perusahaan pihak ketiga untuk mengumpulkan data pribadi, membantu bandar taruhan dan kasino online menargetkan orang-orang berpenghasilan rendah serta mereka yang sudah berhenti berjudi.

Jadi, target dari pelaku judi atau judi online ternyata sudah dirancang dengan sempurna oleh bandar. 

Bandar Memanfaatkan Analisis Data

Iklan perjudian online konvensional kini semakin mahal, sehingga banyak perusahaan taruhan beralih ke cara lain untuk menarik konsumen. Menurut sejumlah sumber dalam industri, mereka kini makin banyak memanfaatkan analisis data untuk mendapatkan pelanggan baru.

“Penyedia data pihak ketiga memungkinkan kami menargetkan daftar email mereka dengan sangat spesifik,” ujar seorang digital marketer yang pernah menangani klien dari industri judi sebelum keluar dari agensinya tahun lalu. “Pengguna berpenghasilan rendah adalah salah satu segmen yang paling berhasil ditargetkan.”

Mantan karyawan lain dari perusahaan pemasaran digital mengatakan bahwa data calon penjudi sering dikumpulkan dengan cara yang tidak sepenuhnya dipahami oleh orang-orang tersebut.

Data sering diambil dari situs undian berhadiah yang menawarkan hadiah uang tunai atau barang setiap minggu. Untuk ikut undian, pengguna hanya diminta mengisi nama, tanggal lahir, email, dan alamat.

Perusahaan undian ini kemudian menjual data peserta, dan banyak orang tidak menyadari bahwa mereka telah menyetujui hal tersebut dalam syarat dan ketentuan yang panjang. 

Perusahaan periklanan kemudian bisa mengidentifikasi kelompok sasaran yang sering kali terdiri dari kalangan berpenghasilan rendah di antara peserta undian, dan menggunakan informasi kredit untuk menargetkan mereka.

Mereka juga memakai teknik yang disebut “dynamic retargeting” (penargetan ulang dinamis) untuk membidik orang-orang yang sudah lama tidak berjudi, termasuk mereka yang sedang berusaha pulih dari kecanduan dan telah melakukan pemblokiran diri. Teknik ini secara efektif menggoda mereka kembali berjudi, melemahkan program perlindungan dari industri itu sendiri.

Orang-orang ini bisa dibombardir dengan iklan ajakan mendaftar saat mereka browsing. Minggu pertama bisa ditawari iming-iming taruhan gratis yang dinilai cukup efektif.

Mengapa Orang Berpenghasilan Rendah Ingin Judi atau Judi Online

Seperti yang dilansir dari berbagai sumber, ada banyak faktor yang menyebabkan orang miskin mengambil keputusan ekstrem seperti berjudi. 

Hal ini disebabkan karena mereka memiliki harapan cepat kaya. Judi dilihat sebagai jalan instan untuk keluar dari kemiskinan.

Aktivitas berjudi juga dimanfaatkan sebagai pelarian psikologis, untuk mengurangi stres dan kebosanan. Selain itu, judi mampu memberikan ilusi kontrol, yang membuat pelakunya memiliki rasa kendali saat hidup mereka terasa tidak pasti.

Lingkungan yang memfasilitasi judi seperti adanya layanan judol yang semakin mudah diakses juga turut membuat para penjudi ini semakin kesulitan untuk keluar dari jeratan tersebut.

Editor: Justina Nur Landhiani
Justina Nur Landhiani

Justina Nur Landhiani

Lihat semua artikel

Related Stories