Zaman Prasejarah Bali Banyak Wariskan Kearifan

DENPASAR – Guru Besar Universitas Udayana, Prof. Dr. I Wayan Ardika, M.A., menyebut bahwa kehidupan pada masa prasejarah banyak yang mengungkap nilai-nilai kearifan lokal. Salah satunya dapat dilihat dari ritual penguburan manusia pada zaman prasejarah.

"Sistem penguburan dan pemanfaatan, seperti nekara, sarkofagus, tempayan, dan tanpa wadah juga menunjukkan kearifan lokal," katanya dalam Sarasehan Nilai-nilai Kearifan Lokal Bali dalam Diorama Monumen Perjuangan Rakyat Bali di Denpasar, Kamis (22/10/2020).

Ia menjelaskan, dalam suatu sarkofagus ada banyak bentuk dan hiasan yang sarat dengan nilai-nilai kearifan. Hiasan-hiasan itu ada yang dalam sarkofagus dianggap memiliki kekuatan magis untuk menjaga roh dan mengantarkan ke alam baka.

“Keragaman ini dapat dikatakan perkembangan lokal atau kearifan lokal,” terangnya.

Lebih jauh upacara penguburan manusia di zaman masa prasejarah juga menunjukkan nilai-nilai kebersamaan dan toleransi yang sudah tumbuh pada masa prasejarah. “Pembuatan wadah kubur dan upacara penguburan tidak dapat dilakukan keluarga sendiri, namun melibatkan orang lain atau kerabat dan masyarakat secara umum,” kata akademisi yang pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Sastra (kini Fakultas Ilmu Budaya) Universitas Udayana ini.

Kearifan lokal Bali, lanjutnya, juga dapat dilihat melalui bangunan punden berundak yang telah dibangun sejak masa prasejarah. Punden berundak bagi manusia Bali merupakan simbol gunung dan tempat bersemayamnya roh leluhur. “Berbagai kearifan lokal ini masih berlaku hingga saat ini yang berawal dari masa prasejarah di Bali,” katanya.

Bagikan
Bambang Susilo

Bambang Susilo

Lihat semua artikel

Related Stories