Waspada Terjebak Saham Gorengan! Ini Cara Menilai Harga Saham Murah atau Mahal

Waspada Terjebak Saham Gorengan! Ini Cara Menilai Harga Saham Murah atau Mahal (trenasia.com)

JAKARTA - Saat ini, investasi saham menjadi pilihan populer di kalangan anak muda untuk mengembangkan keuangan mereka. Namun, sebelum tergoda untuk langsung menekan tombol beli, penting untuk diingat: jangan asal ikut tren membeli saham yang sedang naik daun! Bisa saja itu hanyalah trik para spekulan yang berujung pada penyesalan.

Setiap saham punya cerita. Ada yang memang didukung bisnis bagus, ada juga yang cuma naik karena “gorengan”. Nah, biar kamu nggak ikut-ikutan beli saham yang ternyata kosong isinya, kamu harus bisa analisis saham dulu. Tujuannya, tentu aja biar return-nya sesuai harapan dan kamu bisa hindari risiko rugi besar.

Fundamental vs Teknikal: Kamu Tim Mana?

Secara umum, ada dua tipe investor:

1. Investor Fundamental:

Fokus ke saham-saham yang punya kinerja keuangan bagus. Cocok buat kamu yang pengin investasi jangka panjang. Analisisnya lihat laporan keuangan, prospek bisnis, dan kondisi ekonomi.

2. Trader Teknikal:

Lebih suka main cepat. Analisisnya fokus ke grafik harga, volume transaksi, dan tren pasar. Biasanya, mereka beli-jual saham dalam hitungan hari atau bahkan jam.

Waspadai “Pump and Dump”: Harga Saham Bisa Dimainkan

Buat kamu yang masih baru, hati-hati sama aksi pump and dump. Ini adalah trik di mana sekelompok spekulan atau "bandar" naikin harga saham tertentu supaya kelihatan menarik. Padahal, saham itu bisa jadi nggak punya kinerja bagus.

Begitu banyak orang (termasuk investor awam) mulai beli, harga akan melonjak. Tapi setelah itu, si bandar akan jual sahamnya dalam jumlah besar. Hasilnya? Harga langsung anjlok, dan investor pemula yang beli di harga tinggi malah merugi.

Cara Cek Apakah Harga Saham Wajar atau Nggak

Biar nggak ketipu “harga palsu”, kamu harus tahu cara menghitung valuasi saham. Ini penting untuk tahu apakah harga saham saat ini tergolong Undervalued (murah, layak dibeli), Fair valued (wajar), atau Overvalued (kemahalan, mending cari yang lain).

Berikut 4 rasio yang bisa kamu cek:

  1. Price to Book Value (PBV)
    Lihat apakah harga saham terlalu mahal dibanding nilai bukunya. PBV < 1 bisa jadi tanda saham murah.
  2. Price Earnings Ratio (PER)
    Bandingkan harga saham dengan laba per saham. PER tinggi bisa berarti saham mahal.
  3. Earnings per Share (EPS)
    Tunjukin seberapa besar laba per lembar saham. Semakin tinggi, semakin menarik.
  4. Return on Equity (ROE)
    Ukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari modal yang dimiliki.

Kalau Ada Yang Aneh, BEI Bisa Stop Perdagangan Sementara

Bursa Efek Indonesia (BEI) juga punya peran untuk melindungi investor dari saham-saham yang harganya naik atau turun nggak wajar.

UMA (Unusual Market Activity):

Peringatan dari BEI kalau ada pergerakan saham yang mencurigakan. Ini bukan berarti pelanggaran, tapi sinyal supaya kamu lebih waspada dan cek info terbaru dari emiten.

Suspensi Saham:

Penghentian sementara perdagangan saham kalau ada indikasi manipulasi harga. Fungsinya supaya pasar tetap sehat dan investor nggak jadi korban spekulasi.

Tenang aja, suspensi sifatnya sementara. Jadi, kalau kamu punya saham yang lagi disuspensi, jangan panik. Fokus aja ke analisis dan data, bukan rumor.

Tips Buat Kamu yang Baru Mulai Investasi Saham:

  1. Jangan gampang tergoda saham yang harganya naik drastis.
  2. Pelajari dulu valuasi dan laporan keuangannya.
  3. Waspadai saham yang muncul di daftar UMA.
  4. Cek berita resmi dan keterbukaan informasi emiten.
  5. Investasi yang aman dimulai dari pengetahuan yang cukup.

Yuk, jadi investor yang cerdas, bukan yang ikut-ikutan!

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.id oleh Ananda Astri Dianka pada 08 Jun 2025 

Editor: Redaksi
Bagikan

Related Stories