Wagub Cok Ace Ingatkan Pariwisata Bali Jangan Hanya Untungkan Pemilik Destinasi

Denpasar - Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati yang disapa Cok Ace mengingatkan pariwisata Bali ke depan tidak bisa bertahan hanya mementingkan pemilik destinasi namun harus menjaga keberlangsungan dan keseimbangan alam.

Untuk itu, pihaknya mengajak semua insan yang bergerak di bidang pariwisata turut menjaga keberlangsungan alam sekitar dimana tempat terbangunnya sebuah destinasi yang bertujuan mendatang wisatawan.

Pariwisata Bali ini tidak bisa terus bertahan dalam pengembangan yang jalan ditempat dimana hanya mementingkan keuntungan pribadi (pemilik destinasi) saja, namun perlu tangan-tangan bijak yang menyiapkan datangnya wisatawan ke Bali dengan memperhatikan kualitas namun mampu menjaga keseimbangan alam.

"Dengan kata lain kita harus mampu memberikan efek positif bagi masyarakat dan lingkungan setempat", ungkap Tjok Ace disela-sela sambutannya saat membuka FGD Kepariwisataan bersama alumni pasca sajana pariwisata, di Gedung Tirta Empul BI, Rabu (12/2/2020).

Menurutnya, destinasi pariwisata di dunia harus memperhatikan Sustainability yang ada, tidak hanya berdiri sendiri namun melibatkan semua pihak yang ada. Tidak hanya semata-mata harga tetapi harus memiliki manfaat secara ekonomi untuk semua pihak.

Diungkapkan, penggunaan zona diterapkan dinas pariwisata Badung untuk membagi rata tanggung jawab dari fungsi dan oeruntukan, diantaranya jasa akomodasi, centra budaya dan centra pertanian adanya sinergitas yang meningkatkan kualitas layanan dimana terdapat prinsip bisnis yang harus diikuti. 

Dalam mendatangkan wisatawan yang berkualitas maka perlu adanya perbaikan mutu dan kualitas destinasi yang disiapkan. Maka antara kesiapan dan yang dibutuhkan akan tercover dengan baik. 

Untuk tidak membuat wisatawan bingung untuk mengunjungi destinasi maka selain promosi yang harus terus di genjot, maka perlu adanya perhatian terhadap kebersihan toilet (khususnya).

Selain itu adanya penunjuk arah menuju destinasi atau obyek wisata. Sehingga kebutuhan yang diperlukan oleh wisatawan asing yang ingin di konsumsi dengan mudah dapat ditemui.

Penting juga adanya kontribusi bagi masyarakat dan lingkungan sekitar juga menjadi hal urgent yang harus diperhatikan dalam pengembangan pembangunan di masa yang akan datang.

Dia melanjutkan, kode etik pariwisata agar tidak ada satu pelaku pariwisata pun yang mendiskriminasikan touris atau wisatawan yang datang, baik mereka dari ekonomi atas ataupun ekonomi menengah. Karena wisatawan yang berkunjung memiliki hak yang sama untuk mendapatkan layanan yang memuaskan juga.

Ditegaskan, tidak ada pertentangan antara kuality dan juga kuantitas. Karena tujuan ke depan adalah "kualitas yang berkwantitas" atau "kwantitas yang berkualitas".

Dengan demikian nantinya mampu mencapai quality tourism dengan dukungan keseimbangan budaya, ekonomi, akomodasi dan juga pertanian yang menjaga keasrian lingkungan khususnya. 

"Sehingga pembangunan tidak memberikan beban bagi masyarakat disekitarnya, namun mampu membangkitkan keseimbangan sosial, ekonomi dan budaya," tuturnya.

Bagikan

Related Stories